Halo, jumpa
lagi dengan saya Asaf Yo, semoga kalian tidak bosan memaca review film dari
saya. Film yang saya bahas kali ini adalah film berjudul Gulaab Gang yang
dibintangi Juhi Chawla dan Madhuri Dixit. Adanya dua bintang tenar merupakan
salah satu alasan saya memutuskan untuk menonton film ini disamping temanya
yang cukup unik, yaitu tentang dunia politik dan intrik yang terjadi di
dalamnya. Film ini dirilis tahun 2014 disutradari oleh Soumik Sen
Kisahnya
mengenai kelompok Gulaab gang yang dipimpin oleh Rajoo (Madhuri Dixit) di desa
Madhopur dalam memerangi ketidakadilan yang terjadi di wilayahnya. Ketidak
adilan yang tergambar di film ini adalah masalah listrik, pendidikan, kekerasan
dalam rumah tangga maupun pemerkosaan. Karena
usaha untuk melawan ketidak adilan, Rajoo harus berurusan dengan seorang
politikus licik, Sumitra Bagrecha yang diperankan oleh Juhi Chawla. Sumitra
menawarkan untuk berkoalisi kepada Rajoo, tapi ditolak oleh Rajoo yang ingin
maju sendiri dalam pencalonan caleg di wilayahnya.
Gulaab Gang
ini bisa dibilang kelompok wanita yang hidupnya tertindas dan menginginkan
keadilan. Anggota dari Gulaab gang adalah para wanita wanita yang tertindas .
Dikelompok ini, Rajjo mengajarkan tentang pendidikan, suatu hal yang sukar dia
dapatkan diwaktu dia masih kecil karena masalah keluarga. Contoh dari wanita
yang tertindas dan akhirnya bergabung dalam kelompok ini adalah kala seorang
wanita bernama Kajri yang diusir oleh mertuanya hanya karena dia kurang
membayar mas kawinnya pada keluarga laki laki. Suaminya pun tidak membantunya,
malah ikut menganiaya dan mengusirnya padahal sang menantu perempuan ini adalah
kalangan berpendidikan. Kita bisa melihat bahwa wanita yang berpendidikan pun
tidak mampu menentang suatu budaya, bahkan dia akhirnya tunduk pada budaya itu.
Terlihat bagaimana dia ketakutan dan seperti tidak memiliki hidup setelah
diusir oleh mertuanya dan berniat bunuh diri di jembatan sebelum akhirnya
dicegah oleh Mahi, anggota kelompok Gulaab Gang dan juga tangan kanan Rajoo.
Atau
tindakan gulaab gang yang memaksa pejabat terkait untuk mengalirkan listrik ke
desanya saat pejabat yang bersangkutan meminta uang lebih agar desa itu
mendapat pasokan listrik. Kelompok Gulaab Gang akhirnya mengurung pejabat di
kantornya dalam kegelapan sebelum
akhirnya menyetujui pasokan listrik ke desa.
Konflik dengan
Sumitra mulai terjadi kala anak dari Pawan memerkosa gadis desa yang masih di
bawah umur. Pawan adalah sekutu politik Sumitra sekaligus calon besar Sumitra.
Tuntutan Rajjo agar anak pawan mendapat hukuman tidak digubris, malah dia
menawarkan ganti rugi kepada Rajjo agar tidak memperpanjang masalahnya.
Kelompok Gulaab Gang akhirnya memberikan hukuman terhadap anak Pawan.
Sumitra
sangat berkuasa, bahkan Pawan yang ingin bertemu dengannya tanpa diundang pun
baru bisa bertemu dengan Sumitra setelah dia bersedia merangkak melewati kedua
kaki sekretaris Sumitra. Aku suka acting Juhi
yang mampu menampilkan sosok licik dan kejam dari Sumitra ini. Cara dia
tersenyum itu benar benar senyuman antagonis banget hahahaha.
Untuk
menjebak Rajoo, sumitra pun memperalat orang dalam Gulaab gang, yaitu pacar
Mahi untuk menyingkirkan Mahi, Sayangnya sang lelaki juga akhirnya disingkirkan
oleh kaki tangan Sumitra dengan cara yang sama seperti dia membunuh Mahi. Oh ya,
ada beberapa dialog di film ini tentang kematian suami Sumitra. Aku jadi curiga
bahwa Sumitra lah yang membunuh suaminya, mungkin selain untuk kepentingan
politik, dia juga menginginkan uang asuransi suaminya yang begitu besar.
Sumitra
sebagai politikus yang sangat berkuasa juga mampu menguasai kepolisian. Hmmmm,
dilihat dari apapun maka Rajoo sudah pasti kalah.Aku yakin kalau kemenangan
Sumitra pun juga karena kecurangan mengingat para polisi yang menjaga dan
menghitung hasilpemilu adalah polisi polisi bayaran Sumitra.
Pencitraan
politik juga dimunculkan di film ini. Bagaimana Sumitra terlihat sangat dekat
dengan rakyat dengan menggendong anak, maupun membagi-bagikan kain kepada
penduduk (disaat yang sama dia juga langsung meggunakan hand sanitizer sesudah
bersentuhan dengan para penduduk desa, menyebalkan sekali di momen ini) samba diliput
oleh media tentu saja.
Termasuk
saat dia menyetujui pembangunan sekolah yang direncanakan oleh Rajjo, alih alih
menolak proposal, dia juga menyetujui pembangunan itu dengan mengundang media
dan memberi syarat pada Rajjo agar nama Sumitra ditulis di papan nama sekolah
itu. Sebuah deal deal politik yang lumrah terjadi, dan Rajjo terlihat dari
ekspresi dan gesture tubuhnya bagaimana dia membenci deal deal politik ini.
Bagaimana
akhir dari dua wanita ini? Tonton aja film ini, dijamin kalian akan
menyukainya.
No comments:
Post a Comment