“Bukan
seberapa lamanya kita hidup, tapi seberapa berartinya hidup”. Sebuah prinsip
hidup dari Neerja yang akhirnya memang benar benar menjadi kenyataan untuk
dirinya. Pada kesempatan kali ini saya ingin membahas film yang berdasarkan
kisah nyata seorang pramugrari bernama Neerja Bhanot.
5 september
1986 adalah saat dimana dia akan menjadi pramugrari senior di penerbangan Pan
An 73. Pesawat ini membawa 379 penumpang dan krew dengan tujuan penerbangan
dari Mumbai ke New York dengan transit terlebih dahulu ke Karachi , Pakistan.
Pada saat transit di Karachi, terjadi pembajakan oleh kelompok Abu Nidal yang
ingin Pesawat di terbangkan ke Siprus untuk membebaskan teman-temannya.
Neerja yang
melihat aksi pembajakan sudah memperingatkan terlebih dahulu ke ruang pilot
bahwa terjadi pembajakan sehingga kru pilot berhaasil melarikan diri. Alhasil,
pesawat tidak dapat berangkat ke Siprus. Bagian inilah yang menjadi titik seru.
Para
pembajak yang frustasi dengan pihak Pakistan karena terus mengulur ngulur waktu
mengirimkan pilot akhirnya membunuh satu penumpang agar pihak Pakistan segera
memenuhi tuntutannya. Saat tidak segera dipenuhi, maka para teroris ini
menyuruh oleh para pramugrasi mengumpulkan seluruh paspor para penumpang dan
mengumpulkan paspor khusus dari Amerika Serikat.
Neerja yang
menyadari bahwa penumpang dari paspor Amerika Serikat akan menjadi korban
berikutnya menyuruh para pramugari lain untuk membuang paspor Amerika sehingga
para teroris tidak bisa menemukan paspor Amerika.
Film ini
selama di dalam pesawat selalu memunculkan kisah balik dari kehidupan Neerja
sendiri yang ternyata sebelumnya adalah seorang wanita yang perah menikah
dengan kehidupan pernikahan yang tidak bahagia sehingga memutuskan untuk
bercerai. Kehidupan pernikahan dengan kekerasan secara psikologi dan hanya
diketahui oleh ayahnya saja.
Bagian awal
saat Neerja diantar pagi pagi buta ke bandara oleh Naresh dan ayahnya
mengatakan bahwa mereka telah membuat kesalahan dengan mengatakan Naresh adalah
laki-laki yang cocok dengan . Aku tidak paham maksudnya gimana, baru sesudah
ada kisah flash back di pesawat, aku paham bahwa sebelumnya Neerja menikah
karena proses perjodohan. Pernikahan dengan laki-laki yang selalu
merendahkannya, bahkan selalu mengancamnya apabila ayahnya terus menerus
menghubunginya. Bagaimana marahnya suaminya melihat istrinya saat menjadi
seorang model. Hal yang tidak seharusnya dilakukan oleh seorang wanita
baik-baik (hmmmm kolot banget ya suaminya waktu itu).
Adegan saat
Neerja dan para pramugrari menyembunyikan paspor amerika benar benar cukup
bikin deg-degan. Dia benar-benar bertaruh nyawa karena kalau sampai ketahuan
kalau mereka menyembunyikan paspor Amerika, maka nyawa menjadi taruhannya.
Bagaimana
akhir dari nasib Neerja. Saya sarankan kalian tidak mencari dulu kisah hidup
neerja. Cukup dinikmati saja filmnya , apalagi kita sebagai penonton umumnya
selalu ingin menjadi happy ending, bisa jadi kita akan menganggap akhir film
ini adalah sad ending. Dari 379 penumpang, ada 359 penumpang yang berhasil di
selamatkan.
Film ini
karena benar benar berdasar kisah nyata, maka tidak banyak perubahan alur
menurut saya. Sosok Neerja diperankan dengan baik oleh Sonam Khapoor. Wajahnya juga
mirip banget sih hehehe. Tokoh yang menonjol di film ini hanya dua orang menurut
saya, yaitu Neerja dan sosok teroris Kalil yang diperanka oleh Jim Sarbh.
Melihat tokoh ini kita akan benar benar dibuat geregetan dan mungkin jika yang
menjadi penonton adalah baperan (seperti yang terjadi di Indonesia hehehe) bisa
jadi akan membenci tokohnya. Bisa jadi mereka akan membenci tokoh ini di dunia
nyata. Film ini disutradari oleh Ram Madvani dan dirilis di tahun 2016. Para
pemain lain misalnya shabana azmi dan juga Yogendra Tiku sebagai orangtua
Neerja.
Secara umum
saya melihat film ini memiliki pesan moral yang bisa dipelajari. Kita belajar
untuk terus menatap ke dapat dan selalu bersikap positif. Neerja yang hancur
dengan perkawinan yang tidak bahagia akhirnya melanjutkan karir sebagai model
dan juga menjadi pramugari setelah selama pernikahannya dia hanya menjadi
wanita di rumah saja.
Begitu juga
kita diajar untuk tidak egois. Seperti prinsip hidup Neerja, bukan seberapa
lama seseorang hidup, tapi seberapa berartinya hidup itu. Saat pintu darurat
terbuka, dia adalah orang pertama yang bisa langsung melarikan diri dari
pesawat. Tapi yang ada malah dia berfokus membantu para penumpang agar segera
melarikan diri dari pesawat ditengah para pembajak yang frustasi menembaki para
penumpang. Di adegan ini saya kadang berpikir betapa bodohnya dia tidak segera
turun ke bawah pesawat tapi malah focus dengan para penumpang. Hal yang
berkaitan dengan hidup dan mati soalnya.
Perilaku
yang cepat memahami apa yang terjadi juga menjadi pelajaran berharga disini.
Saat pertama ada pembajak masuk, dengan segera dia langsung memberitahu kru
pilot ada pembajakan agar mereka segera melarikan diri. Begitu juga saat para
teroris memerintahkan pramugrari mengumpulkan paspor karena akan membunuh
sandera yang berpaspor AS , dia langsung memahami bahwa para penumpag dengan
paspor Amerika berada dalam bahaya sehingga langsung mengambil keputusan cepat
untuk menyembunyikan paspor mereka.
Kisah romantic
juga dimunculkan sekilas disini, setelah kegagalan dengan pernikahan yang
pertama, Naresh memberikan sebuah surat yang boleh dibuka di hari ulang tahunnya
(hari ulangtahunnya yang ke 23 adalah 7 September saat dia tidak berada di India).
Terlihat di Mobil dan di pesawat bagaimana Neerja seolah mulai mempertimbangkan
sosok Naresh setelah dorongan dari teman temannya untuk melupakan kegagalan
pernikahan di masa lalunya. Dan di pesawat akhirnya Neerja membuka surat dari
Naresh berisi ajakan menikah.
Akhir kata,
selamat menyaksikan film ini. Film-film yang saya review selalu berasar kisah
nyata dan akan relevan walau akan ditonton di tahun yang berbeda. Anda tidak
akan rugi menonton film ini, apalagi tidak ada tarian dan nyanyian disini, eh
da sih tapi lebih tepatnya lagu soundtrack bukan para pemain yang bernyanyi
nyanyi gitu.
No comments:
Post a Comment