Seberapa
penting kita harus berdoa dalam kehidupan kita? Itulah yang menjadi pokok
sentral dalam film ini. Film lama yang dirilis tahun 2015 dan disutradarai oleh
Alex Kendrick serta dibintangi oleh Priscilla Shirer, T.C. Stalllings, Karen Abercrombie,
serta Alena Pitts.
Film ini
berkisah pasangan Liz Jordan dan Tony Jordan
yag perkawinannya diambang kehancuran. Tony sebagai seorang sales obat sedang
berada di puncak karirnya menjadi pribadi yang egois dan menganggap remeh
istrinya. Sementara itu Liz yang juga seorang agen rumah akan selalu membalas
setiap perkataan keras Tony kepadanya. Yah, dua-duanya sama-sama merasa benar.
AKhirnya anak mereka, Danielle, pun juga menjadi korban dari pertengkaran kedua
orangtuanya.
Pertengkaran
selalu terjadi di rumah ini. Liz akhirnya
bertemu dengan Nyonya Clara yang akan menjual rumahnya. Clara menunjukkan
sebuah ruangan yang merupakan ruangan favoritnya. Suatu ruangan kecil dimana
dia berjuang secara rohani untuk semua pergumulan hidupnya. Dari perbincangan
itu, Liz menyadari bahwa dia membutuhkan kekuatan doa untuk menyelamatkan
keluarganya. Clara meyakinkannya bukan suaminya yang menjadi musuhnya, melainkan
para penguasa di udara alias iblis.
Dia
mengubah lemari bajunya (lemari disini kayak sebuah ruangan kecil, bukan lemari
lemari yang kita pahami seperti di Indonesia. Disitulah dia menuliskan
pokok-pokok doa dan mendoakan pokok-pokok doa itu. Awalnya dia memang kesulitan,
apalagi dia dilihat Danielle yang merasa aneh dengan hal tersebut. Tapi dia
memaksakan dirinya untuk berdoa bagi keluarganya.
Bagaimanakah
kehidupan rohani keluarga Jordan ini? Kehidupannya seperti kopi yang suam suam
kuku, tidak panas dan tidak dingin. Hal yang dipelajari Liz dari Clara mengenai
hal ini adalah kopi akan nikmat jika panas. Sama seperti kehidupan rohani,
haruslah panas menyala menyala, keluarga Jordan sesekali ke gereja karena
merasa sama sama sibuk bekerja. Hal yang akhirnya mendapatkan perhatian dari
Clara.
Dari situ
kehidupan mulai berubah. Liz yang menyadari Tony sedang dekat dengan seorang
wanita, tetap focus pada doanya karena yang menjadi lawannya bukan Tony
melainkan iblis yang ingin menghancurkan kehidupan keluarganya. Saat Tony
kehilangan pekerjaannya karena kecurangan yang dia lakukan, liz tetap focus dalam
doa untuk keluarganya agar semua masalah menjadi terselesaikan dengan baik.
Dan
keluarga ini akhirnya menyadari bahwa mereka tidak punya cukup waktu untuk
mengenali kegiatan putri semata wayangnya, Danielle. Situasi jobless ini
akhirnya digunakan Tony untuk lebih dekat dengan anaknya. Bahkan dia akhirnya
ikut kompetisi tali lompat mendampingi anaknya.
Hal yang
memuat salut dari Tony adalah dia akhirnya mengaku kecurangannya dan
mengembalikan sampel obat yang sudah dicurinya. Sesuatu yang mengancam dia akan
dipenjara. Hanya karena prinsip kebenaran dan diyakinka oleh Liz untuk jujur, maka dia berani melakukan itu.
Dan walaupun dia diancam masuk ke penjara,tapi dia menyerahkan semua itu ke
tangan Tuhan. Saat mantan bosnya ada masalah dengan mobilnya di jalan, ia tetap
membantu mantan bosnya. Suatu prinsip untuk tidak membalas kejahatan dengan
kejahatan, atau berprinsip berbuat kebaikan. Yah, menurutku sih karena Tony
melakukan hal ini bukan untuk ambil hati mantan bosnya (apalah untungnya kalau
dia Cuma membantu ganti ban mobilnya dengan kerugian yang sudah dia lakukan
untuk perusahaannya)
OH iya,
saat Tony berada dalam keterpurukan, dia baru menyadari keberadaan Tuhan dan
bersama degan Liz, mereka sama sama berdoa. Sesuatu yang sebenarnya menurutku
cukup klise. Bukankah seringkali kita akan mengingat Tuhan kala kita sedang
mengalami kesusahan? Saat kita berada di puncak bisa jadi kita lupa keberadaan
Tuhan, tapi begitu kita terpuruk, kita menyadari kita membutuhkan Tuhan. TIdak
ada yang salah dengan hal ini sih, karena aku juga pasti seperti itu. Hehehehe
Dan dari
sini kita jadi paham, bahwa Clara sendiri di masa mudanya mengalami masalah
dengan suaminya. Dia begitu marah karena
dia merasa diabaikan sementara Leo, Suaminya lebih mementingkan karir
militernya. Rasa ego yang tinggi membuat dia tidak mau mendoakan suaminya
sampai semua terlambat. Dan dia tidak ingin orang lain mengalami hal yang sama,
terlambatdalam melakukan sesuatu yang baik. Dia berdoa agar dapat menolong
orang agar tidak mengalami hal yang sama seperti dirinya dan Tuhan mengirim Liz
kepadanya. Dia tidak ingin Liz mengalami
hal yang sama.
Film
bertema keluarga Kristen ini sebenarnya sangat cocok ditonton oleh siapapun
tanpa memandang agamanya karena film ini sangat universal pesan moralnya. Bukankah
kita dari agama apapun juga diajarkan pentingnya berdoa untuk kehidupan
keluarga kita? Bukankah kita sebagai suatu keluarga sangat penting untuk
memperhatikan keluarga kita, entah itu pasangan atau anak kita. Kita belajar
untuk mendengar, bukan Cuma berbicara dan menojolkan sisi ego kita.
Bukankah
banyak dari kita yang mungkin terlalu sibuk bekerja sehingga kita mungkin tidak
mengetahui apa yang terjadi dengan anak kita selama di sekolah. Apa saja
aktivitasnya, apa nama timnya , sesuatu yang bisa jadi itu adalah hal remeh
tapi sangat berarti bagi anak kita karena menunjukkan bahwa mereka juga
diperhatikan dan didengarkan.
Bukankah sebagai
seorang laki-laki kita juga merasa sebagai kepala keluarga yang selalu benar
dan tidak mau mendengarkan perkataan istri kita? Ego seorang suami yang bisa
jadi cukup besar sehingga menggangggu keharmonisan keluarga kita?
Bagaimana dengan
rumah Clara yang sedang dijual ? siapa yangmembelinya? Penasaran? Tonton saja
film ini untuk tahu lebih dalam ya. hehehehe
No comments:
Post a Comment