Judul Buku :
Manjali dan Cakrabirawa
Pengarang :
Ayu Utami
Tahun terbit :
Cetakan pertama , Juni 2010
Penerbit :
KPG Jakarta
Jumlah halaman :
251 halaman
Akhirnya
melanjutkan membaca seri seri buku karya Ayu Utami yang lain, setelah membaca Saman
dan Larung yang sangat menancap di hati saya dulu, diikuti dengan pengakuan
parasit lajang dan eks parasit lajang, pengakuan cinta enricho, disusul
bilangan Fu, dan Lalita, maka buku ini menjadi buku kedelapan yang saya baca.
Harusnya sih saya membaca buku ini dulu baru lalita sebagai bagian dari 12 seri
bilangan fu, tapi karena dulu saya asal ambil buku, maklum penggemar karya Ayu
Utami, maka ya saya tidak mengurutkan.
Buku ini merupakan satu rangkaian dengan bilangan fu serta
lalita, menceritakan Marja, Sandi Yuda dan Parang jati, ketiga sahabat yang
juga saling mencintai. Pada buku ini cerita berfokus pada penemuan sebuah candi
di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa timur, dimana parangjati dan Marja
mendatangi tempat tersebut untuk melihat secara jelas candi yang dianggap
merupakan candi Calon Arang, sosok wanita yang merupakan ratu penguasa ilmu
hitam pada zaman Airlangga berkuasa.
Marja dan Sandi Yuda berbohong pada Parang jati, bahwa Yudha
ada perlu di kampus, sementara kenyataanya Yuda ada latihan dengan militer di
gunung Burangrang, hal yang sangat dibenci oleh Jati. Selama perjalanan di
candi, Marja menjadi semakin tertarik dengan Jati, begitu juga sebaliknya, nun
jauh disana, Yuda dekat dengan seorang tentara elit, Musa Wanara, yang sangat
percaya klenik, yang menginginkan mendapatkan mantra Cakrabirawa. Musa memaksa
Yudha untuk mengajak ke candi Calon Arang karena memberitahunya bahwa
kekasihnya telah menemukan candi calon arang yang ada kemungkinan juga terdapat
mantra cakrabirawa.
Sukar sekali untuk mendetail, karena sama seperti buku buku
Ayu yang lain, isinya sepertinya terus berputar putar, dan ada kesamaan,
semuanya terus membahas mengenai peristiwa PKI, mislanya dalam buku ini
dsebutkan ada sosok Murni, wanita tua yang diberi tumpangan oleh Marja, yang
disangka hantu, ternyata perempuan tua cerdas yang dulunya merupakan anggota
gerwani, dan bersuamikan anggota cakrabirawa.
Murni yang dipenjara mengetahui bahwa suaminya sudah dibunuh
dan akhirnya mendirikan rumah tua di sekitar tempat yang diperkirakan tempat
suaminya dibunuh. Sementara bayi dalam kandungannya akhirnya dirawat oleh orang
lain, dan akhirnya menjadi Musa Wanara.
Juga terdapat kebingungan dari Marja, antara mencintai jati
sebagai kekasih atau sebagai sahabat, bagaimana keinginannya untuk merengkuh
Jati, tapi selalu mendapatkan rintangan rintangan, Jati dan Yudha, dua sosok
yang sangat berbeda namun meneutupi kelemahan yang lain yang akhirnya membuat
Marja tidak bisa lepas dari mereka berdua. Marja Manjali, nama yang secara
kebetulan, karena manjali merupakan anak dari Calon Arang.
Memang tidak ada candi calon arang, tapi Ayu mampu
menjelaskan sejarah bangsa Indonesia dengan baik, dan tentu saja hal itu akan
membutuhkan riset yang baik, mejelaskan seperti apa zaman airlangga, candi
candi, bentuk candi yang berbeda antara jawa tengah dan jawa timur, filosofi
candi.
Dan bagi enikmat karya Ayu Utami, maka buku ini wajib untuk
dibaca karena gaya bahasa ayu yang khas. Tutur kata yang menurut saya berisi
namun tidak terlalu berat. Selamat membaca
Kover diambil dari sepetaklangitku.blogspot.com
No comments:
Post a Comment