Labels

Wednesday, January 20, 2021

Mission Mangal: Ambisi India menjadi negara Asia pertama yang pergi ke Mars

 

Kali ini aku ingin membahas film yang berkaitan dengan pengiriman satelit untuk menyelidiki planet Mars yang dilakukan oleh India. Film yang membawa impian pribadi dan juga ada pesan emansipasi wanita di dalamnya. Film berj
udul Mision Mangal  ini dirilis di tahun 2019 yang disutradarai oleh Jagan Shakti dengan pemain utama Aksay kumar dan juga Vidya Balan.

Film ini diambil dari kisah nyata peluncuran satelit ke Mars oleh India di tahun 2014 sehingga menjadi negara asia pertama yang mampu melakukan itu.

 Film dimulai ketika Tara Shinde melakukan kesalahan saat peluncuran GSLV  Fo6 yang mengakibatkan satelit itu akhirnya hancur terbakar pada tahun 2010. Kepala tim, Rakesh Dhawan akhirnya di pindahkan ke program Misi ke Mars pada tahun 2023. Suatu hukuman yang dianggap berat.

Kemudian Tara kembali bekerjasama dengan Rakesh untuk membuat satelit ke Mars dengan waktu yang lebih cepat karena saat itu posisi Mars dan Bumi dalam posisi yang paling dekat, yaitu 2014. Dengan dana yang terbatas, Rakesh berusaha agar pemerintah memberikan dana yang besar untuk proyek ini.

Namun, ada ilmuwan lain yang menganggap rencana Rakesh itu gila sehingga berusaha untuk menyabotase dengan mengirimkan ilmuwan ilmuwan yang masih yunior, bukan ilmuwan senior yang dikehendaki. Proyek yang dikira gagal, ternyata bisa dilanjutkan dengan ide dan gagasan dari Rakesh untuk memecahkan masalah berkaitan dengan pendanaan dan barang-barang.

Kegagalan Cina mengirimkan satelitnya ke Mars dengan Teknologi dari Rusia membuat Rakesh mendesak Pemerintah untuk membatalkan proyek lain yang dikerjakan oleh ISRO yaitu Candrarayan 2 yang dipimpin oleh Rupert Desai, karena teknologi satelit ini juga menggunakan teknologi dari Rusia. Kemudian alat-alat yang dibutuhkan untuk misi ke mars juga diambilkan dari candrarayan yang ditunda proyeknya, karena terbatasnya dana yang disediakan oleh pemerintah.

Namun membentuk tim yang tepat bukanlah suatu hal yang mudah. Tim yang dibentuk adalah tim yang masih junior, ada Varsha Pillai, perancang satelit yang memiliki konflik dengan ibu mertuanya. AHli Navigasi, kritika Agarwal yang sedang belajar mengendarai mobil tapi terus menerus gagal. Kemudian ada Neha Siddique,perancang atonomi pesawat luar angkasa yang mendapat penolakan di lingkungan karena status janda dan agamanya.Ada lagi Eka Gandhi, ahli control propulsi yang sangat benci sekali dengan hal yang berkaitan dengan India serta ingin bekerja di NASA. Kemudian ada Parmeswhar joshi, pria lugu yang masih perjaka dan selalu gagal dalam percintaan , serta Ananth Iyengar, pria tua yang akan pensiun.

Tara dan Rakesh butuh cara untuk bisa menyatukan tim agar bisa bekerja dengan baik, dan juga menekan mereka di saat yang diperlukan agar ide-ide kreatif mereka menjadi muncul kala muncul rintangan yang ada di depan mereka. Mision yang awalnya bernama MOM (mars Orbiter Mission)berubah nama menjadi mission mangal, dari kata mangalayan, yang merupakan nama lain dari mars.

Saat satelit sudah selesai dibangun, muncul masalah berikutnya yaitu musim hujan disertai badai yang menghambat mereka untuk meluncurkan satelit tersebut. Mereka hanya bisa berdoa agar hujan segera selesai sebelum waktu terakhir terlewatkan begitu saja. Ada satu hal yang membuatku tertarik saat si Tara berdoa pada Tuhan karena hujan terus menerus dan itu ditanyakan oleh anaknya, “ilmuwan dapat memprediksi sesuatu tapi kenapa masih berdoa pada Tuhan.” Hal itu dijawab Tara bahwa ada hal hal yang diluar kehendak manusia dan hanya TUhan yang bisa membantu. Suatu jawaban bahwa menurut saya, menjadi seorang ilmuwan tidak harus menjadi seorang ateis.

Film ini bagiku pribadi membawa misi untuk mengangkat kebanggaan suatu bangsa di dunia ini. DI saat negara negara besar sudah melucurkan saelit mereka ke luar angkasa, maka Mereka (para ilmuwan in) berusaha agar India pun juga ada di depan untuk berada dalam penelitian luar angkasa.

Kedatangan Rupert Desai, ahli india yang sudah bekerja di NASA mewakili rasa inferioritas bangsa besar untuk belajar dari negara yang lebih besar. Tidak ada yang salah sebenarnya, tapi berbagai sikap dan kalimat yang dilontarkan oleh Rupert cenderung merendahkan ilmuwan ilmuwan local membuat orang menjadi bete melihatnya. Apalagi tindakannya menyabotasi tim yang dibentuk Rakesh dengan mengirimkan orang-orang yang tidak memiliki pengalaman sama sekali.

Tiap anggota tim juga memiliki masalah pribadi yang akhirnya terbawa dalam lingkungan kerja. Eka yang diam-diam ingin bekerja di NASA dan sudah mengirimkan lamaran ke sana. Parmes yang ketakutan dengan misi ke Mars karena menurut pendeta hindu, dia harus menjauhi Mars agar bisa beruntung dengan wanita. Neha yang kesulitan dalam mencari tempat kerja dan jam malam yang dierapkan di hostel tempat dia tinggal untuk sementara waktu membuat dia tidak bisa optimal dalam bekerja. Belum lagi Varsha yang harus fokus pada kehamilannya . sementara itu Kritika juga di saat yang bersamaan harus fokus merawat suaminya yang terluka karena misi perang. Belum lagi Tara yang terus menerus konflik dengan suaminya karena dianggap terlalu fokus bekerja dan melalaikan tugasnya sebagai ibu dan  istri.

Berbagai masalah pribadi yang dihadapi oleh tim ini satu persatu bisa diselesaikan dalam kelompok. Sejak awal aku langsung curiga kalau film ini mengangkat isu isu jender karena anggota tim Rakesh hampir semua perempuan. Walau di kenyataan aslinya memang banyak perempuan yang terlibat dalam misi ini.

Kemudian ada adegan yang membuat aku suka saat Tara mengingatkan mereka, apa factor yang mengakibatkan mereka dulu ingin menjadi ilmuwan. Setiap anggota kembali ke masa kecil mereka dengan cita cita mereka menjadi seorang scientist dan akhirnya membuat mereka menjadi bersemangata menyelesaikan tugas mereka di Misi ke Mars ini.

Isu keberagaman juga sangat terasa karena disini ditampilkan orang-orang dari agama Hindu dan islam yang bekerjasama. Belum lagi flash back bagaimana Rakesh meyakinkan mereka bagaimana presiden India saat masih muda, Kalam (beragama islam) bekerjasama membuat roket sederhana bersama dengan orang yang kelak menjadi pemimpin ISRO saat itu, bagaimana mereka merakitnya di sebuah gereja di kerala. Bagiku ini membawa pesan bahwa di tengah keberagaman, saat visi dan misinya sama, maka perbedaan itu tidak akan menjadi kendala berarti.

Ingat, film ini memang mengambil kisah nyata peluncuran misi ke Mars oleh India, tapi tokoh-tokohnya tidak ada yang sama, dan yah, film itu harus ada dramanya agar menarik. (di bagian akhir film di munculkan tokoh tokoh nyata proyek ke Mars yang menjadi inspirasi dari para tokoh yang ada di film ini). Semoga film ini juga mampu menginspirasi Indonesia untuk bisa segera mengejar ketertinggalan dari negara-negara lain. Akhir kata, selamat menonton.

 


No comments:

Post a Comment