Labels

Thursday, January 8, 2015

Arok, Pelaku kudeta di Jawa



JUdul buku                         : Arok Dedes
Pengarang                          : Pramoedya Ananta Toer
Tahun terbit                       : Cetakan ke 7 2009
Penerbit                              : Lentera Dipantara Jakarta
Jumlah halaman               :561 Halaman


Novel yang sangat  tebal, tapi membacanya serasa tidak mampu berhenti karena alur yang sangat memikat. Sejarah mencatat bagaimana Arok naik ke tahta kekuasaan melalui kudeta, dan di tangan Pramoedya, sejarah itu dibuat dengan sedemikian rupa,suatu intrik politik yang sangat kuat.



Novel ini menceritakan bagaimana Tunggul ametung yang mengangkat Dedes menjadi prameswary atas saran seorang resi bahwa Dedes akan menjanjikan kemasyuran. Di saat yang bersamaan di Tumapel Kaum brahmana yang merasa disingkirkan sejak zaman Airlangga terus menyusun kekuatan untuk menegakkan kembali Syiwa setelah dua ratus tahun kerajaan dikuasa oleh Wisnu, dan Munculah Si Arok, seorang sudra namun menguasai sansekerta dengan baik sehingga menjadi brahmana muda.seorang sudra berhati brahmana dan memiliki kekuatan satria.
Disisi lain, kekuasaan sewenang-wenang Tunggul ametung membuat banyak sekali terjadi pemberontakan, Dan Arok pun terlibat dalam pemberontakan, namun dengan strategi yang sangat jitu, bermula menjadi seorang prajurit tumapel  , hanya dalam dua bulan dia mampu mengokohkan diri menjadi  orang kuat di tumapel. Dengan menggunakan tangan tangan lain, dia mampu menumpas lawan lawan politiknya seperti Yang mulia Belakangka wakil dari Kediri, Mpu Gandring serta Kebo ijo.

Begitu bagus jalinan cerita dalam novel ini sehingga konflik yang terjadi sangat bisa dinikmati. Bagaimana Tunggul ametung untuk mempertahankan kekuasaan melakukan perbudakan dan menambang emas untuk dinikmati bersama dengan Yang Mulia Belakangka, dan disaat yang bersamaan berusaha untuk saling menyingkirkan kala situasi tidak menguntungkan, di sisi  lain, Mpu Gandring juga memiliki ambisi untuk menjadi seorang akuwu, dan pengaruhnya sangat terasa diantara prajurit Tumapel.

Sejarah hanya mencatat bagaimana Ken Arok menghabisi Mpu Gandring karena senjata yang dibuat tidak kunjung selesai, tapi ditangan Pramoedya, maka dikisahkan bagaimana sang Mpu berusaha membangun angkatan bersenjata untuk mendukung rencananya, dimana salah satu pion adalah si kebo Ijo.
Kebo ijo hanyalah catur dari kekuatan besar yang Mulia belakangka dan Mpu Gandring, gerakan Mpu Gandring hampir menguasai ibukota sebelum ken arok menaklukkannya. Sementara itu gerakan gerakan pemberontakan yang dlakukan olehArok sudah tercium oeh lawan lawan politiknya tapi tidak bisa membuktikannya, dan itu semua justru didukung oleh sang prameswari sendiri.

Dalam Novel ini , tidak ada lagi kisah mistis yang menyertai, apalagi kisah kutukan keris Empu Gandring, ini merupakan novel politik seutuhnya, semua berlomba lomba untuk menjadi penguasa dan bagaimana untuk menjaga posisinya dalam istana, seorang brahmana pun terlibat dalam kekuasaan.

Kaum brahmana, yang sangat dipuja didudukkan dengan sangat tinggi , dan posisi San prameswari menjadi sangat penting, sang akuwu bisa berganti, namun sang prameswari yang merupakan keturunan brahmana harus dipertahankan sebagai penguasa, dan Kebo ijo yang tidak punya wibawa namun silau dengan kekuasaan menjadi pion dari kekuatan besar di belakangnya.

Strategi strategi yang dilancarkan Ken arok juga begitu cerdik, kecerdikan yang hanya mampu membuat curiga para lawan politiknya tapi tidak bisa dibuktikan, dank karena faktor perlindungan dari Prameswari sendiri ditambah janji dengan dang hyang logawe, seorang brahmana yang sangat berpengaruh.
Sebagai orang ahli politik, bagaimana arok mampu meraih kekuasaan dengan menggunakan tangan orang lain, menjadikan orang lain sebagai tumbal demi kekuasaan itu sendiri, tak ada kawan maupun lawan, yang ada adalah tahta yang diincar oleh banyak orang.

Inilah novel politik yang menjelaskan bahwa kisah Ken Arok merupakan kudeta yang pertama kali terjadi di Jawa yang dilakukan dengan sangat lihai.

No comments:

Post a Comment