Judul buku :
Putri Langit
Pengarang :
Nigel Cawthrone
Penerbit :
Serambi Ilmu semesta
Tahunu terbit :
Januari 2013
Tebal halaman :
379 Halaman
Putri langit, saat awal melihat kovernya di perpustakaaan saya langsung bisa menebak
bahwa tokoh yang dimaksud adalah Wu Ze tian yang pernah menjadi dan satu
satunya kaisar wanita Cina. Melihat pengarangnya, Nigel Cawthrone, saya langsung
teringat dengan bukunya yang menceritakan kaisar terakhir Cina puyi,Saya
menyukai gaya bahasanya di buku LAST EMPEROR, sehingga saya tidak ragu, buku Putri
langit juga pasti enak untuk dibaca.
Saya tidak menduga bahwa buku ini bukanlah semacam novel atau
biografi layaknya Last Emperor, tapi
buku ini buku pengetahuan yang berisi situasi Cina Tang saat itu, walau di
berbagai bagian juga ada dialog dialog, tapi tidak tepat kalau disebut novel.
Apapun itu, bagi saya buku ini sangat menarik untuk dibaca karena menambah
informs mengenai situasi Dinasti Tang kala itu.
Wu Ze tien saat masih
muda bernama Wu Chao, seorang gadis keturunan bangsawan yang dibawa masuk ke
istana untuk menjadi seorang selir. Wu Chao memiliki tabiat yang sangat keras,
dibuktikan dengan ucapannya yang sangat terkenal saat kaisar Tai tsung tidak
mampu menjinakkan seekor kuda yang sangat liar. “ aku dapat menguasainya tetapi
aku membutuhkan tiga hal, cambuk logam, topeng besi dan sebilah pisau. Jika
cambuk logam itu tidak dapat membuatnya menurut, aku akan menggunakan topeng
untuk memukul kepalanya, dan jika hal itu tidak berhasil, aku akan menggunakan
pisau untuk menggorok lehernya.” Karena sifatnya yang keras , Wu chao tidak
mampu naik level ke tingkat yang lebih tinggi. Hal ini diperparah dengan
meninggalnya kaisar Tai Tsung. Masa Tai TSung juga pernah muncul ramalan bahwa
dinastinya akan hancur ditangan seorang bernama Wu Wang. Namun tidak ada yang
menyadari kalau itu adalah Wu Chao.
Sesuai dengan adat istana, maka seluruh selir menjadi
biksuni. Sementara Li Chih naik tahta dengan gelar Kao Tsung. Suatu ketika
terjadi persaingan antara permaisuri Wang dan Selir Suci Hsiao. Selir suci yang
sudah memiliki anak, menginginkan kedudukan yang tinggi, sementara permaisuri
Wang belum memiliki anak. Untuk menghadang ambisi selir Hsiao, permaisuri Wang
meminta Wu Chao untuk kembali ke Istana. Tidak dijelaskan dengan pasti seperti
apa prosesnya, yang jelas, biara tempat para selir itu lokasinya berdekatan
dengan istana, dan saat Kao Tsung datang untuk melakukan sembahyang, dia
bertemu kembali dengan Wu Chao dan mengajaknya untuk menjadi selir. Dikisahkan
bahwa mereka sudah mengenal sebelumnya saat Wu Chao masih menjadi selir
ayahnya. Bahkan ada rumor, saat Li chih ke kamar mandi, dibantu oleh Wu Chao,
dan apa yang terjadi di dalam kamar mandi itu masih menjadi suatu misteri bagi
semua orang.
Dengan segera Wu Chao menjadi seorang selir kesayangan. Tapi
sukar bagiya untuk bisa naik menjadi selir suci. Pada masa itu , setiap
tingkatan sudah harus pas jumlahnya, tidak bisa diubah seenaknya, sehingga
posisi dari Wu Chao hanya sampai selir tertinggi dari tingkat dua. Posisi Wu
Chao semakin mantap dengan memiliki anak kaisar. Akhirnya Permaisuri Wang yang
menyadari ambisi Wu Chao bersekutu dengan Selir Hsiao untuk menyingkirkan Wu
Chao. Namun Wu Chao dengan licik menjebak permaisuri Wang dengan membunuh
anaknya sendiri. Kao Tsung ingin menceraikan Permaisuri wang namun tidak
didapati kesalahan yang besar, ditambah lagi dengan klan Wang merupakan klan
yang sangat kuat saat itu. Perisitwa terbunuhnya anak perempuan Wu Chao membuat
permaisuri Wang dan Selir Hsiao
diasingkan. Saat kaisar Kao Tsung menjenguk mereka, Wu Chao yang marah akhirnya
memerintahkan untuk memenggal Tangan dan kaki kedua perempuan itu serta
dimasukkan ke dalam air. Permaisuri hanya pasrah , namun Selir Hsiao tidak
terima dengan perlakuan seperti itu dan bersumpah bahwa dia akan menjadi kucing
serta Wu Chao menjadi tikus yang akan selalu memburunya. Akibat takut dengan
kutukan itu, maka selama Wu Chao berkuasa, tidak diijinkan kucing ada di
istana.
Wu Chao semakin kuat dalam menjalankan perintah, hal ini
diperparah dengan kaisar Kao Tsung yang sangat lemah. Berbagai keputusan sangat
dpengaruhi oleh Wu Chao. Untuk melindungi dirinya, da menyingkirkan
kemenakannya Holan Kuo Chu yang masih sangat muda dan mulai mampu memikat
Kaisar Kao Tsung. Agar kedudukannya
makin kuat maka dilakukan upacara Fengshan (hal 152) dimana Wu chao juga
terlibat di dalamnya.
Untuk mendukung dirinya, maka Wu Chao memeluk agama budha,
karena budha tidak melakukan pembedaan antara pria dan wanita, sangat berbeda
dengan Kong hu chu yang tidak mengijinkan seorang wanita untuk menjadi
pemimpin. Hal ini mengakibatkan agama Budha berkembang pesat, bahkan pada
masanya, I Itsing melakukan perjalanan ke india melewati Nusantara. D CIna
mulai kedatangan paham maitreya dari
Srilanka yang percaya akan datangnya seorang pemimpin kuat serta berkembang di
Cina dan Wu Chao menggunakan ajaran tersebut untuk kepentingan dirinya.
Ibukota baru juga dibangun, yaitu luo yang, sehingga pada
masa itu, ada dua ibukota. Namun saat Kaisar Kao Tsung meninggal, maka ibukota
yang digunakan adalah Lou yang karena kepentingan politik menjauhi orang orang
pendukung kaisar Kao Tsung.
Meninggalnya kao Tsung membuat Jui Tsung naik tahta sebagai
putra mahkota setelah sebelumnya Chung tsung sebagai putra mahkota diasingkan
oleh Wu Chao. Wu Chao juga mengasingkan dua anak Kao Tsung dari perempuan lain,
dan pada akhirnya menemui ajalnya. Satu satunya penghalang adalah klan Li
sebegai penerus kaisar.
Wu Chao menyingkirkan klan Li, dan Klan Wu keluarganya
mendapatkan berbagai posisi penting. Putri Cang Lo, bibi Kao Tsung, dan
putrinya Rani Zhao disingkirkan walau Rani Zhao menikah dengan Li Che alias Chung tsung. Li Shien, putra
Mahkota dari Rani Holan, diasingkan bahkan akhirnya dipaksa bunuh diri, Bahkan
pada suatu titik, Wu mengeluarkan maklumat dengan mengganti nama Li menjadi
Hui, yang dalam aksara Tiongkok memiliki nama lain yang sangat menghina (maaf
bukunya sudah dikembalikan). Jui Tsung dan Chung tsung untuk menyelamatkan dirinya
akhirnya bersedia untuk mengganti marganya menjadi Wu. Hanya saja dari klan Wu
ada pihak yang sangat ambisius untuk menjadi penerus kaisar yaitu Wu sansu dan
u Ceng su. Berbagai intrik dilakukan untuk mendukung ambisi mereka.
Wu Chao mengangkat seorang pria menjadi selirnya, yaitu
Hsueh Huai I. Agar tidak menimbulkan kecurigaan, maka Hsueh diangkat menjadi
pendeta Budha dan bisa masuk ke istana kapan saja. Hanya karena sikapnya yang
arogan dan merasa mendapatkan perlindungan dari Wu Chao, akhirnya Hsueh
bertindak semena mena, termasuk berani angkuh di hadapan seorang pejabat tinggi
istana. Akhirnya Wu Chao merasa tidak ada gunanya melindungi Hsueh akhirnya
menyingkirkannya. Wu Chao akhirnya
tertarik dengan dua chang bersaudara yaitu Chang Chang Tsung dan Chang I Chih.
Mereka sangat disayangi oleh Wu Chao sehingga mereka menjadi sangat berkuasa.
Mereka juga mulai tertarik dalam kegiatan politik. Namun akhirnya mereka
disingkirkan oleh para pejabat yang tidak suka dengan mereka. Pada masa Wu Chao
juga dibentuk semacam polisi rahasia yang berfungsi untuk menyingkirkan lawan
lawan politik Wu Chao. Penyiksaan penyiksaan yang dilakukan begitu kejam
sehingga setiap orang yang sebenarnya tidak bersalah akan mengaku bersalah
apabila disiksa dengan cara seperti itu walau cara penyiksaan ini kelak justru
akan memakan pemimpinnya sendiri yaitu chou hsing karena akan disingkirkan oleh
Wu Chao. Chou HSing sendiri akhirnya diasingkan tapi dibunuh oleh penduduk yang
dendam terhadap kejahatannya.
Pada masa Wu Chao banyak dibangun bangunan dan patung patung
megah yang menghabiskan banyak biaya. Hal yang cukup menggocang, namun pada
suatu sisi dia juga pernah menurunkan pajak dengan tujuan memikat hati rakyat.dia
berusaha meningkatkan popularitasnya dengan mengeluarkan rencana reformasi 12
point. Dia berusah amendapatkan dukungan dari kalangan cendekiawan karena itu
sangat penting sehingga da menjadi
pelindung sastra.DIa sering menyelenggarakan festival festival setiap tahun
yang mendatangkanbanyak penghibur dari berbagai negeri asing. Wu Chao juga
membentuk dinasti baru Chou walau dinasti ini berumur pendek karena
keturunannya kembali lagi menggunakan dinasti tang.
Pada masa pemerintahannya, system perekrutan pegawai
dilakukan dengan benar, dan ada banyak kemungkinan orang biasa yang bisa masuk
menjadi pegawai kerajaan asalkan dia kompeten. Hal ini ditunjang karena banyak
lawan lawan politiknya yang disingkirkan sehingga menimbulkan kekosongan tenaga
yang harus diisi baru. WU chao sangat memerhatikan bidang sastra dan dijadikan
salah satu ujian kenegaraan. Pejabat pejabat yang tidak berkualitas langsung
digantikan oleh pejabat yang baru.
Hanya saja setelah Wu Chao tidak lagi menjadi kaisar,
perebutan kekuasaan terus terjadi oleh keturunannya dan itu dilakukan terutama
oleh para wanita yang ambisius, misalnya oleh Rani Wei. Chung Tsung sama
seperti ayahnya, tidak bakat untuk menjadi pemimpin dan para wanita berlomba untuk
mendapatkan kekuasaan. Chung Tsung
sangat mengandalkan Rani Wei sama halnya Kau Tsung mengandalkan Wu Chao. Sementara itu Wu San Su terus memupuk
ambisinya dengan bersekutu Shang Kuan
Wan Erh, cucu Shang Kuan I ,
negarawan kepercayaan WU Chao. Wan Erh
merupakan selir utama Chung Tsung yang sangat cerdas. Pada masa Wu Chao dia
merupakan usat jarring jarring intrik seksual di Istana.
Dia membujuk permaisuri Wei untuk menikahkan putrid An lo
dengan putra Wu San Su yaitu Wu cheng hsun. Hal ini agar tahta kembali ada di
tangan klan Wu. Sementara 6 desember 706 Wu Chao akhirnya meninggal . Li Chung
Chun berusaha untuk melepaskan status putra mahkota karena singkat usia orang
yang menjadi putra mahkota akibat perebutan kekuasaan.putra mahkota akhirnya menyingkirkan
Wu san su Dan Wu ceng hsun. Kematian Wu
Ceng hsun tiadk memupus ambisi putri an lo, dia akhirnya menikahi Wu Yen Hsiu
dari klan Wu. Putri An lo berusaha untuk memperkaya diri dengan melakukan
tindakan korupsi dan jual kursi jabatan. Rani Wei sendiri dan Wan Erh semua
terlibat dalam korupsi jual kuris jabatan. Namun masih ada satu orang lagi yang
punya ambisius, yaitu putrid Tai ping, anak Wu Chao. Putrid Tay Ping belajar
banyak dari ibunya dan akhirnya bersekutu dengan Li Lung Chi, putra ketiga Jui
Tsung.
Dengan kemampuannya dia menyingkirkan Ratu Wei, dan Putri An
Lo. Wan erh berusaha melepaskan tuduhan sebagai sekutu ratu Wei tapi akhirnya
dibunuh oleh li lung Chi. Putra mahkota Li Chung Mao yang masih anak anak
segera digantikan oleh Jui Tsung kembali. Namun permasalahan
tidak sampai disini. Putri Tay Ping ingin agar putra mahkota adalah orang yang
lemah. Li Lung Chi walaupun bukan anak pertama permaisuri namun dia berjasa
bagi kerajaan sehingga Li Cheng Chi yang merupakan anak permaisuri Liu
merelakan kedudukan diambil Li Lung Chi. Begitu juga Li Hui, anak dari selir
Senior dan elbih tua dari Li lung Chi.
Li Lung Chi akhirnya bergelar Huang Tsung sebagai kaisar dan
diberikan tugas administrasi sehari hari sementara Jui Tsung menggunakan gelar
kaisar besar. Hanya saja usaha ini tidak meredam ambisi PUtri Tay Ping. Menjatuhkan
seorang kaisar lebih sukar daripada menyingkirkan seorang putra Mahkota. PUtri Tay Ping akhirnya berusaha melakukan kudeta
namun digagalkan dan Putri Tay Ping melarikan diri namun akhirnya gagal dan
diijinkan bunuh diri.
Huang Tsung akhirnya berkuasa selama 44 tahun dan Jui tsung
meninggal tahun 716. Langkah yang dilakukan huang Tsung adalah memecat ribuan
pejabat yang mendapatkan kedudukannya kaena koneksi atau suap,
memindahkankembali ibukota ke Chang An. Selain itu diang menghilangkan hukuman
mati, meningkatkan usia wajib kerja paksa. Dia juga mendorong perkembangan
seni. Perjalanan selanjutnya tetap terjadi intrik politik yang melibatkan para
wanita, yaitu Rani Wu yang merupakan selir kelas satu alias hui fei sementara
permaisuri Wang yang kalang kabut akan diceraikan karena tidak memiliki anak
sehingga meminta saudaranya untuk membeli jimat dan meminta saudaranya untuk
upacara sihir agar punya anak. Permaisuri wang akhirnya diturunkan jabatannya
menjadi warga biasa.
Rani Wu sendiri berambisi agar anaknya Li Mao yang menjadi
putra mahkota sementara putra mahkota yang ada merupakan Li Ying anak dari Rani
Chao , seorang selir kelas satu.Rani Wu akhirnya menyingkirkan ketiga pangeran
termasuk Li Ying dengan memfitnah mereka melakukan penghianatan. Setelah itu
muncul YangYu Huan, seorang selir Li Mao yang kemudian di jadikan selir hsuan
Tsung. Dengan jalan meniru langkah WU Chao, Rani Yang akhirnya meminta
mengundurkan diri sejenak menjadi biksuni yang kemudian dibawa masuk ek HSuan
Tsung. Pemerintahan Hsuan Tsung akhirnya berakhir dengan adanya pemberontakan
An Lu Shan. An LU Shan sendiri adalah kekasih Rani yang.
Buku ini sebenarnya sangat bagus, tapi beberapa kali saya
menemukan kesalahan tulis,sementara nama CIna dengan nama biasa sangat berbeda.
Contoh sederhana nama Kaisar Hsuan Tsung. Di bagian lain di tulis Huang Tsung. Hal
ini sangat membingungkan saya, apakah ini tokoh yang berbeda atau salah tulis. Hanya
dengan melihat waktu terjadinya maka saya memahami ini salah tulis.
Dan mulai dari Wu Chao hingga keruntuhan Hsuan Tsung saya
menyimpulkan bahwa para wanita wanita di Istana sangat ambisius dengan
kekuasaan. Sementara itu para kaisar digambarkan tidak kuat. Hmmm saya jadi
teringat lagu Indonesia. Wanita dijajah
oleh pria , dijadikan perhiasan sangkar madu, namun apalah daya pria tak
berdaya, bertekuk lutut di sudut kening wanita.
Saya juga memahami bahwa untuk bisa masuk istana, para calon
selir harus diperiksa dengan ketat tubuhnya, bahkan harus mempelajari berbagai
teknik bercinta agar dapat menyenangkan kaisar. Sementara itu saya baru
menyadari bahwa kaisar punya banyak wanita tidak secara otomatis memiliki
banyak anak. Dalam tradisi TIongkok kuno, salah satu resep panjang umur adalah
dengan bercinta para wanita muda terutama perawan. Dimana mereka harus
menghisap energy yin dari para wanita, tapi mereka (kaisar) tidak boleh orgasme
agar energy yang tetap terjaga sementara mereka mengmpulkan energy yin dari
para selir. Benih kaisar hanya khusus untuk permaisuri walau secara teori di
lapangan bisa berbeda. Seperti kasus WU Chao yang dianggap tahu rahasia ini
sehingga dia justru membuat sang kaisar untuk selalu orgasme dan dia menyimpan energy
yin nya, dengan jalan tidak orgasme, akibatnya dari rahimnya lahir anak anak
yang kelak digunakannya untuk kepentingan politiknya.
hal berikutnya yang sangat mengganggu saya adalah penyebutan
Rani. Umumnya nama rani adalah ratu, permaisuri, namun dalam buku ini seorang
selir atau ibu ratu juga disebut dengan Rani, sehingga saya sukar membedakan
rani yang merupakan ibu Permaisuri, adik permaisuri, selir. Karena sering
disebut rani walau kadangkala juga dsebut permaisuri atau selir atau ibu ratu.
Bagaimana dengan kondisi agama budha? Dari buku ini ternyata
kehidupan biara saat itu sangat bobrok, pendeta pendetanya hidup dalam
keduniawian. Keagamaan hanyalah sebagai kedok saja. Bahkan biara kadang
dianggap sebagai sarang maksiat.
Bagi saya jelas, saya sangat merekomendasikan buku ini
karena kita bisa belajar satu masa dalam sejarah tiongkok. Akhir kata selamat
membaca.
No comments:
Post a Comment