JUDUL BUKU :Negarakertagama,
sejarah tata pemerintahan dan peradilan
Keraton Majapahit
Pengarang :
Bambang Pramudito
Penerbit :
gelombang pasang
Tahun terbit :
2006
Jumlah halaman :
386 halaman
Akhinya membaca buku ini juga, dan selesai. Kesan awal
membaca buku ini saya pikir akan membaca kisah negarakertagama asli, ternyata
tidak seperti yangsaya bayangkan karena isi buku ini merupakan uraian dan
analisis dari buku ngarakertagama yang sudah dibandingkan dengan sumber sumber
lain. Pantas saja saya membaca bahasanya kok enak sekali. Hal ini sangat
bberbeda saat saya membaca bab pertama buku ini yang kesan bahasanya sangat
kaku, tidak mengalir, tapi begitu masuk ke bab dua, gaya bahasanya sangat
ringan dan membandingkan dengan berbagai sumber lain, hal yang tidak mungkin kalau
itu terjemahan langsung dari negarakertama yang asli.
Membaca buku ini juga karena saya sangat penasaan dengan
isinya, karena sebelumnya saya sudah membaca pararaton sehingga ingin
membandingkan saja. Buku ini berkisah tentang perjalanan Hayam Wuruk keliling
jawa timur, terutama lumajang, dimana dalam proses keliling beliau mengunjungi
berbagai candi pasareyan leluhurnya yang dimulai dari Ken arok. Mengapa dimulai
dari Ken arok, karena Raden Wijaya sebagai pendiri Majapahit merupakan
keturunan dari Ken arok Singasari sehingga Hayam wuruk menganggap dirinya juga sebagai
kelanjutan dari Singasari.
Berbagai nama yang ditulis memang sedikit berbeda dengan apa
yang di tulis dalam pararaton, namun hakekatnya sama, misalnya girinata sama
dengan Batara Siwa. Baru kali ini saya tahu kalau negarakertagama sebenarnya
berjudul desawanana artinya desa desa, karena selama dalam perjalanan Hayam
wuruk, beliau mengunjungi desa desa siwa dan buda. Kisah dalam buku ini juga
terkesan sangat mengagung agungkan keagungan Majapahit. Di dalamnya tidak tercantum
kisah peristiwa bubat ataupun kisah proses pembunuhan yang terjadi selama
singasari Berjaya. Hal ini dimaklumi karena dari analisis penulis buku ini ,
Empu prapanca merupakan tokoh yang dibuang dan berusaha untuk mengambil hati
dari Hayam wuruk sehingga menghilangkan kisah kisah yang bisa mencemarkan nama
baik Majapahit . Dengan mengagung agungkan majapahit, ada harapan bahwa mpu
Prapanca bisa diterima kembali menjadi pejabat tinggi di majapahit , apalagi
selama menulis ini nama mpu prapanca sebenarnya merupakan nama samara, nama
aslinya adalah ….nadendra (maaf lupa, nyari buku lagi di perpustakaan agak susah). Nama Mpu Prapanca adalah nama yang terkesan
merendah dan terkesan tercela, tapi tujuannya memang itu, bahwa ada maksud
selama itu mpu prapanca dicela atas kemampuannya yang membuat dia tersingkir
dari jabatanya.
Selain menjelaskan tentang silsilah dari singasari dan
majapahit, juga menjelaskan tentang tata pemerintahan Majapahit, mulai dari
berbagai kedudukan . Misalnya kedudukan Mahamantri Katrini, entah itu I Hino, I
Halu I Sirikan yang biasanya dihuni putra raja. Tapi sangat berbeda dengan yang
ada di buku pelajaran, bahwa para putra mahkota pasti menduduki mahamantri
kartrini, dalam buku ini ternyata tidak demikian. Dari berbagai serat
kekancingan dan prasasti yang ditemukan, jarang sekali di temukan bahwa para
mahamantri katrini juga kelak menjadi raja, walau bebagai raja sejak jaman Kediri
hingga majapahit selalu menggunakan gelar katrini didalam namanya, entah I Sirikan, entah I halu atau I Hino. Posisi
ketiga kedudukan ini juga berganti ganti tingkatannya dalam setiap
pemerintahan, tidak ada yang pasti. Selain mahamantri katrini juga dibahas
kedudukan pejabat keagamaan dharmadyaksa, serta kedudukan dewan pelaksana. Ada
lagi kedudukan dewan pertimbangan agung alias dewan sapta prabu yang anggotanya
adalah para keluarga raja yang umumnya juga pemimpin wilayah.
Dewan pelaksana panca ring wilwatikta ini juga tidak hanya
di majapahit, tapi di 14 negara bawahannya. Semua system ini ditiru oleh Negara
Negara bawahannya, sehingga untuk membedakan patih daha dan patih kahuripan
serta patih majapahit, maka disebut sebagai patih mangkubumi alias patih semua Negara.
Ada kedudukan pamegat yang membantu pejabat keagamaan. Dijelaskan bahwa pamgat
ini untuk agama hindu jauh lebih banyak dari budha karena saat itu pemeluk hindu
jauh lebih banyak dari Budha. Tingkatan pejabat d majapahit secara ringkas
membentuk piramida dengan angka 1 3 5 7, yaitu satu adalah raja, tiga adalah
mahamantri katrini, lima adalah dewan pelaksana dan tujuh adalah pejabat
keagamaan, entah dharmadyaksa ring kasaiwan atau kasogatan.
Sementara itu sistem system peradilan yang dgunakan, dimana
peradilan yang dgunakan menggunakan kitab kutaramanawa. Kitab ini sangat
dipengaruhi oleh manawasastra dari India. Mengingat kehidupan agama sangat
berpengaruh dalam kehidupan majapahit, maka berbagai tindakan peradilan juga
sangat dipengaruhi.
Membaca berbagai aturan yang tertulis dalam hukum majapahit ternyata
jelas sekali, mulai dari aturan pernikahan, perceraian, pembunuhan, termasuk
pekerjaan, dimana ada aturan kalau seseorang ada di dalam kastanya, maka dia
harus mengerjakan pekerjaan dalam kastanya, tidak boleh mengerjakan pekerjaan
lain, jika melanggar akan dikenakan hukuman. Aturan dalam pernikahan sangat
ditentukan dari kasta mana seseorang, karena pernikahan antar kasta dilarang.
Secara umum ada empat kasta, diluar itu ada golongan lain yang disebut candela,
mlecha, tucca. Candala merupakan hasil dari perkawinan campur pria sudra dengan
wanita diatasnya sehingga anaknya memiliki status lebih rendah dari ayahnya,
mlecha merupakan bangsa asing diluar arya, misalnya pedagang pedagang cina
arab, siam serta tucca yang merupakan golongan yang merugikan masyarakat
misalnya penjahat.
Membaca buku negarakertagama ini maka kita tidak akan hanya
membahas tentang Majapahit tapi lebih jauh dari itu kita mempelajari sejarah
bangsa mulai dari Ken arok hingga Hayam Wuruk mengingat isi buku ini sudah
menganilisis dan menguraikan tafsiran dari Negarakertama asli yang dibandingkan
dengan berbagai sumber sumber lain sehingga pengetahuan kita akan bertambah
mengenai sejarah bangsa , kita bisa mengetahui sejarah lengkap peristiwa bubat,
berbagai pemberontakan masa jayanegara dan berbagai peristiwa pebunuhan zaman
singasari. Selamat membaca dan menambah wawasan.
No comments:
Post a Comment