Judul buku :
Masa Akhir Majapahit, Girindrawardhana dan masalahnya
Pengarang :
Hasan Djafar
Penerbit :
Komunitas Bambu Yogyakarta
Tahun terbit :
cetakan kedua Desember 2012
Tebal halaman :
254 Halaman
Buku ini ternyata skripsi yang dibukukan tahun 1978. Jadi
ingat dulu bagaimana susahnya membuat sebuah skripsi, dan sekarang yang saya
pegang adalah skripsi yang pasti sangat bagus sekali analisisnya sehingga
dibukukan bahkan sudah mengalami cetak ulang yang kedua. Sebenarnya di tahun
1978 sudah dicetak untuk yang kedua, namun di tahun 2009, Komunitas Bambu
mencetak lagi dan cetakan kedua yang tahun 2012.
Buku ini karena awalnya sebuah skripsi maka dijelaskan
sumber sumber apa yang digunakan.sumber dari dalam negeri meliputi prasasti
prasasti seperti prasasti Waringinpitu, Trawulan III, Sendang Sedate alias Pamintihan,
Prasasti prasasti Girindrawardhana dan prasasti Prabanolan. Kemudian
menggunakan sumber yang berasal dari karya sastra meliputi Negarakertagama,
Pararaton, Babad Tanah Jawi, Serat Kanda, dan Serat Darmagandul. Hal ini
ditambah dari peninggalan arkeologi seperti di lereng Gunung Penanggungan dan
arkeologi islam di troloyo serta di Gresik. Sumber sumber luar negeri meliputi
berita berita Cina dan Eropa.
Majapahit dalam struktur politiknya maka yang ada di pusat adalah Gunung Meru. Raja
dan keratonnya merupakan pusat susunan mikrokosmos dan dianggap merupakan
tempat tinggal para dewa. Struktur Wilayahnya
terdiri dari ibukota dan Negara daerah atau semacam provinsi sekarang. Secara
umum ada 21 negara daerah yang dikenal , namun tidak semua Negara daerah pada
setiap raja sama jumlahnya. Bisa jadi pada pemerintahan raja berikutnya ,
jumlah kerajaan daerah ini lebih kecil. Negara daerah ini bukanlah suatu daerah
taklukkan, namun mereka bersama sama membentuk suatu persekutuan yang
melahirkan majapahit.
Struktur pemerintahan di majapahit meliputi bhra I atau biasa disebut Bhre yaitu raja
daerah dan dibawahnya adalah rakryan
mahamantri Katrini, dibawahnya lagi ada Rakryan
pakirakiran atau juga disebut sebagai panca ring wilwatikta.diluar itu ada
konsep mitreka satata yang merupakan Negara sahabat. Selain itu dibawah raja
adalah Yuwaraja atau kumaraja alias raja muda yang umumnya
putra mahkota. Ada golongan dharmadyaksa yang
merupakan pejabat dibidang keagamaan dan dharmopapati yang merupakan pembantu
di bidang keagamaan. Dewan sapta prabu
atau disebut juga dengan pahom narendra merupakan suatu kelompok semacam Dewan
Pertimbangan agung yang terdiri dari tujuh keluarga raja, plus dua orang yang
merupakan suami dari adik Hayam wuruk.
Majapahit melemah
karena perebutan kekuasaan yang dimulai pada masa Wikramawardhana yang menjadi
suami putri mahkota Kusumawardhani dengan Wirabumi, putra dari selir hayam
Wuruk yang berkuasa di Blambangan. Majapahit seakan pecah menjadi dua, yaitu
istana barat dan istana timur, dimana masing masing mengirim utusan ke Cina,
dan saat terjadi kekalahan dari Wirabumi, utusan Tiongkok sedang berada di
Istana Timur.
Tewasnya Wirabumi tidak menghentikan permusuhan di dalam
keluarga. Untuk meredakan permusuhan itu, maka diduga, Suhita yang merupakan
anak Wikramawardhana dengan anak Wirabumi. Suhita yang memerintah kemudian
tidak memiliki anak sehingga digantikan Bhre Kertawijaya dari tahun 1369-1373
S) yang kemudian digantikan bhre Pamotan antara tahun 1373-1378S). Setelah
meninggalnya Bhre Pamotan, maka terjadi kekosongan kekuasaan alias tidak ada
raja selama tiga tahun dan baru muncul Bhre Wengker alias Purwawisesa alias
Girisawardhana dari tahun 1378-1388 S). Purwawisesa akhirnya digantikan
Pandansalas alias Sri Singawikramawardhana yang memerintah hanya dua tahun namun menyingkir ke Tumapel
tahun 1390 Saka. Diduga hal ini terjadi karena perebutan kekuasaan yang
dilakukan oleh Bhre Kertabumi yang merupakan paman dari Bhre Pandansalas
sehingga pusat kekuasaan Majapahit berpindah d Tumapel oleh Pandasalas, namun
Kertabumi masih berkuasa di Majapahit yang lama. Kertabumi sendiri memerintah
dari tahun 1390 hingga 1400 S.
Nah, ini yangmenjadi kunci penting. Candra sengkala
yangbertuliskan Sirna Ilang kertaning
bumi menurut penulis haruslah diartikan perebutan kekuasaan kembali oleh
Dyah Ranawijaya alias Girindrawardhana yang merupakan anak Pandansalas dari tangan Kertabumi. Sementara mengacu pada
sumber sumber tradisi misalnya kesastraan Babad
sangat tidak bisa dipercayai sepenuhnya, berdasarkan sumber tradisi, Majapahit
runtuh karena diserang oleh Demak tahun 1400.
Mengapa harus dikoreksi? Karena setelah tahun 1400, masih
ada jejak jejak Majapahit, hal itu dibuktikan dengan peninggalan peninggalan
prasasti dan bangunan bangunan keagamaan yang ditemukan di gunung penanggungan.
Berdasarkan prasasti prasasti yang ditemukan, diperkirakan Majapahit runtuh
pada tahun 1488 Masehi, sementara menurut M. Yamin Majapahit runtuh tahun 1525 M berdasarkan
sumber dari tokoh Pigafeta dari Portugis. Hal ini masih diperkuat dengan
ditemukannya pembangunan tempat tempat suci keagamaan masa Ranawijaya antara
tahun 1408 sampai 1433 S).Rafles dalam bukunya history of Java menyebut keruntuhan majapahit tahun 1400 S
berdasarkan sumber tradisi Serat Kanda.Sementara Slamet Mulyana menyatakan
Majapahit runtuh tahun 1400 S (1478 M) berdfasarkan laporan resume Residen
Portman mengenai berita kronik Cina Kelenteng Sam Po Kong hanya saja dasar dari
Slamet mulyana lemah karena dari sejarah tidak ada tokoh Residen Portman dan
Slamet Mulyana tidak menjelaskan siapa itu residen Portman.
Sementara itu berdasakan berita portugis yaitu dari Tome
pires, disimpulkan bahwa raja Majapahit itu adalah Pati Unus, artinya yang menundukkan
majapahit bukanlah Raden Patah, melainkan Pati Unus. Nah, karena itu, kehancuran ditahun 1400 S
atau 1478 karena serangan dari Demak itu haruslah dikoreksi , tapi karena
serangan dari Raja Girindra. Girindra sendiri bukanlah nama dinasti baru
menginga sejak zaman ken Arok, sudah diperkenalkan sebagai pendri dinasti Rajasa
atau juga disebut Girindra wangsa. Hanya saja gelar Girindra tidak digunakan
pada masa sebelumnya, baru pada masa majapahit akhir digunakan oleh tiga raja
terakhir. Apalagi bukti bukti menyatakan bahwa Raja Girindra masih keturunan
dari Majapahit yang menyerang Kertabumi tahun 1400 S untuk mendapatkan haknya
kembali sebagai penguasa sah dari Majapahit.
Walau begitu, tidak dapat dipungkiri bahwa kedatangan islam
dan perkembangan yang pesat melemahkan Majapahit. Daerah daerah pesisir utara yang sudah
beragama Islam seperti Jepara, Tuban, Gresik menjalin persekutuan dengan Demak
sebagai pemimpinnya untuk melepaskan diri dari Majapahit. Serangan ke majapahit
oleh Raden patah juga tidak dapat dikatakan murni untuk tujuan politik semata,
tapi di dalamnya juga ada sentiment agama karena dilancarkan perang sabil,
mengingat Demak merupakan kekuatan islam yang jelas memiliki ideology yang
berbeda dengan Majapahit yang Hindu dan Budha. Pada masa majapahit akhir juga
dijelaskan bagaimana agama budha mulai melemah, diikuti dengan Hindu.Hal ini
dibuktikan dengan sedikitnya pembangunan bangunan bangunan suci keagamaan pada
akhir majapahit, sangat berbeda dengan masa masa sebelumnya. Raja terakhir yaitu
Girindra ranawijaya berusaha untuk meningkatkan kembali kehidupan agama siwa dengan membangun beberapa
bangunan suci.
Trowulan juga bisa dipertanyakan apakah dia pusat ibukota
majapahit atau pernah menjadi pusat majapahit? Dari berbagai prasasti diketahui
bahwa trowulan sudah ada jauh sebelum Majapahit, bahkan sudah ada sejak zaman Mpu
Sindok . Sementara berdasarkan berita cina, Ma Huan yang mendampingi laksamana
Ceng Ho menjelaskan perjalanan dari Canggu ke Majapahit adalah satu setengah
hari berjalan kaki, sementara Menurut Kung Chen pada tahun 1434 perjalanan dari
Canggu Ke majapahit dbutuhkan waktu setengah hari. Hal ini bisa ditafsirkan
bahwa terjadi perpindahan ibukota kerajaan. Trowulan bisa dianggap pernah
menjadi ibukota Majapahit namun pusat ibukota kemudian mengalami perpindahan. Hal
ini diperkuat bagaimana setelah perebutan kekuasaan oleh Kertabumi, maka pusat
kekuasaan ada di Tumapel.
Buku ini memberikan wawasan baru bagi saya,
terutama dari penjelasan silsilah dan sumber yangdigunakan. Untuk menambah
wawasan maka sumber sumber tradisi semacam Babad Tanah Jawa perlu dipelajari,
namun tidak untuk kajian sejarah, apalagi di dalamnya terlalu banyak mitos
mitos dan agama hindu dan islam yang bercampur campur dalam menjelaskan
sejarahnya. Selain itu saya bisa memehami prosesi pergantian kekuasaan dari
bagan silsilah yang dilampirkan dsini, ditambah dengan lokasi trowulan, peta jawa
tengah dan jawa timur abad XIV-XVI, XVII-XVIII dan juga wilayah kekuasaan
Majapahit dan Negara Negara disekitarnya. Juga dijelaskan lokasi lokasi dari
berbagai negaara daerah walau ada beberapa Negara daerah yang tidak dapat dipetakan
karena tidak diketahui lokasinya ada di mana, diduga karena bukan merupakan
suatu daerah yang penting sehingga sedikit sumber yang menjelaskan mengenai
kerajaan bawahan tersebut.
Akhir kata selamat membaca buku ini.
No comments:
Post a Comment