Judul :
Rumah Kaca
Pengarang :
Pramoedya Ananta Toer
Penerbit
Lentera Dipantara Jakarta Timur
Tahun terbit
September 2006
Jumlah halaman :
646 halaman
Di Buku ketiga, Jejak
langkah, Minke ditangkap oleh Pangemanann dan diasingkan di ambon, maka buku
ke empat ini menceritakan bagaimana Pangemanann yang naik tingkat menajdi anggota
dari Algemenee Secretary (AS), dewan yang berpengaruh terhadap nasihat nasihat
yang dberikan kepada Gubernur jenderal, atau disini dsebut sebagai tuan besar.,
posisi yang sebelumnya dijabat oleh De lange namun bunuh diri di ruangan
kerjanya (sudah muncul di buku buku sebelumnya, namun baru diketahui bahwa dia
menduduki posisi penting d buku ke empat ini)
Bagaimana HIndia menjad rumah kaca bagi Pangemanann yang
selalu diamati dan dipelajari, pergerakan pergerakan yang ada. Setelah
sebelumnya mengamati pergerakan Minke, dan berbuah keputusan untuk
mengasingkannya, maka Pangemanann memelajari orang orang terpelajar yang ada di
Hindia. Pangemanann juga mengamati pergerakan organisasi organisasi yang ada di
HIndia .
Ada tiga organisasi utama yang menjadi pengamatan, yaitu Syarikat
Islam (SI) , Budi Moeljo, ditambah dengan
indische partij (IP). Jika Budi Moelyo dibiarkan karena mendukung pemerintahan
colonial, maka Syarikat dibuat untuk tidak berkembang, apalagi pemimpin yang
tiba tiba berganti ke tangan mas Cokro, yang disebut sebagai kaisar tanpa
mahkota, seoang tokoh yang kurang terkenal dan sbelumnya tidak terlibat dalam
hal yang besar dengan SI. Kemudian di
tengah peranakan eropa, muncul IP yang ingin memerintah sendiri, . Pemerintah
membiarkan IP karena tidak akan berbahaya mengingat dia hanya menyasar pada
kelompok peranakan, sementara peranakan tidak terlalu antusias untuk memerintah
sendiri seperti halnya Afrika selatan.
Namun pergerakan IP yang dimotori oleh Douwager, Wardi, dan
tjiptomangun (DWT)semakin lantang menyuarakan pendapatnya membuat Pangemanann
memutuskan untuk menyarankan agar dibubarkan dan dua orang pemimpinnya dbuang
ke Nederland selain Tjiptomangun. Organisasi organisasi yang berkembang masih
bersifat etnis, dimana Pangemanann mengamati mereka dan member saran pada
gubjen agar organisasi yang bersifat etnis ini dibiarkan dan dibuat untuk
bertentangan.
Kemudian muncul dua orang yang menjadi penerus Minke dan
menjadi amatan Algemenee Seretary (AS), yaitu siti soendari dan Marko. Marko
yang berasal dari keluarga miskin dan kemudian mengabdi kepada Minke, berseru
seru dengan sangat lantang dan menjadi bagian dalam SI, sementara Siti Soendari
seorang gadis yang terpelajar yang menyerukan nasionalisme. Dan seperti
layaknya gadis jepara, maka pemerintah colonial memaksa sang ayah yang
merupakan pegawai di Pemalang agar segera menikahkannya supaya dapat
dikendalikan.
Pada suatu titik pergantian Gubernur Jenderal juga terjadi
pergantian kebijakan, setelah Van Limburg Stirum menggantikan Idenburg, maka
pemerintah menjadi lebih lunak terhadap pergerakan organisasi karena ditakutkan
akan menjadi semakin berbahaya kalau ditindas mengingat zaman sudah mngalami
perubahan. Dan satu tindakan penting adalah dibebaskannya para tahanan politik
yang dibuang.
Minke akhirnya kembali ke Jawa, dari Surabaya menuju betawi.
Pangemanann kuatir tindakannya akan kembali ke politik, sehingga menyiapkan
surat perjanjian agar Minke tidak kembali terjun dalam politik. Begitu kuatnya
jaringan yang dikuasai leh Pangemannn sebagai orang penting AS, membuat Minke
terlunta lunta di betawi dan akhirnya harus berakhir tragis tanpa dikenal lagi
dengan orang orang yang dulu pernah dia pimpin , orang orang yang dulu
mengelu-elukanya akhirnya lenyap tak berbekas, dia bukan siapa siapa.
Membaca novel yang keempat ini benar benar mempermainkan
emosi saya, bagaimana zaman itu , pemerintah colonial dalam mengambil keputusan
keputusan tidak didasar dari pengamatan dan mempelajari arsip arsip ang tersedia, bahkan harus mempelajari budaya
yang ada disuatu daerah. Begitu banyak arsip yang bisa 7 km panjangnya andai
itu dilakukan. Dan Pangemanann harus mempelajari arsip arsip yang disediakan
sehubungan dengan suatu permasalahan, karena keputusan yang akan diambil oleh
Gubjen harus mendapatkan tandatangannya sebagai seorang tenaga ahli.
Demi pekerjaan seperti itu, pangemanann juga harus
mengorbankan prinsip dan keluarga. Keluarganya akhirnya berada di Nederland,
meninggakannya karena sikapnya yang sudah berubah., perubahan yang terjadi
karena posisinya sebagai seorang penting dalam AS. Saya bisa merasakan
bagaimana pergulatan batin Pangemanann, seoang pribumi Manado yang belajar d
Perancis, harus memberikan saran saran kepada pemerintah colonial , sementara
dalam hati dia membenci saran saran tersebut, namun demi kekuasaan dan jabatan,
itu semua harus dlakukan, dan pada akhirnya, ia tidak mendapatkan suatu
perlakukan yang hebat sebagaimana mestinya.
Dengan jabatannya pula, dia mengamati bagaimana dia diperas
oleh mantan bawahannya dalam kepolisian, Sarimin, seorang pribumi dalam kasus
pembunuhan pelacur terkenal Rientche de Roo, yang menyadarkannya bahwa seorang
pribumi masa kini sudah mengalami perubahan menjadi lebih pintar dan berani
dibandingkan pada masa masa sebelumnya.
Kita juga belajar bagaimana pergerakan organisasi awal masih
sangat mentah dan hanya tahu sedikit tentang eropa, namun bingung dengan bangsa
seperti apa yang akan dibuat, bahkan mungkin hanya saling sikut sikutan dalam
tubuh organisasi demi kepentingan pribadi.
Membaca buku ini, jangan terlalu focus bahwa di dalamnya pasti benaar,
misalnya indische partij, dan Syarikat Islam, karena bisa jadi tokoh tokoh di
dalamnya dengan yang ada d dalam buku sejarah mengalami perbedaan. Bahkan saya
sendiri juga agak sulit membedakan mana yang fiksi dan mana yang fakta, kalau
bukan karena saya juga mempelajari sedikit sejarah.
Begitu juga dalam keluarga, gadis jepara, yang pati merujuk
pada kartini, menunjukkan bahwa gadis gadis yang vocal harus dikendalikan, dan
seperti saat ini, gadis gadis hanya bisa dikendalikan di ranjang pengantin,
kalau menyebut dalam novel ini. Kalau dilogika betul juga, seseorang yangs udah
berkeluarga pasti akan berpikir ulang akan suatu nilai nilai dan mulai
mengikuti aturan aturan umum yang berlaku dalam masyarakat. Hal yang sama juga
dilakukan kepada Tokoh yang bernama Siti Soendari, walau sang ayah sejak awal
berusah aagar anaknya cerdas dan maju, namun tekanan dari atasan dan colonial
membuat dia tidak mampu berbuat apapun.
Novel ini menjadi sumbangan yang sangat penting dalam bangsa
ini, sangat sayang kalau novel ini hilang karena merekam kehidupan zaman itu,
dan saya sangat yakin ini juga disertai riset yang kuat dari Pramoedya. , akhirnya
selamat mmbaca buku ini.
No comments:
Post a Comment