Labels

Sunday, April 19, 2015

Girindrawardhana dinasti baru di akhir Majapahit?



Judul buku                          : Masa Akhir Majapahit, Girindrawardhana dan masalahnya
Pengarang                          : Hasan Djafar
Penerbit                              : Komunitas Bambu Yogyakarta
Tahun terbit                       : cetakan kedua  Desember 2012
Tebal halaman                   : 254 Halaman
              
  Girindrawardhana, apakah tokoh ini merupakan pendiri dinasti baru di Majapahit yang melakukan kudeta atau justru keturunan asli dari Majapahit? Itu pertanyaan saya waktu melihat bagan silsilah dari Majapahit di berbagai buku saat menjelaskan materi Majapahit. Akhirnya saya menemukan buku ini di perpustakaan sekolah maka saya langsung meminjamnya untuk mengetahui lebih lanjut.
Buku ini ternyata skripsi yang dibukukan tahun 1978. Jadi ingat dulu bagaimana susahnya membuat sebuah skripsi, dan sekarang yang saya pegang adalah skripsi yang pasti sangat bagus sekali analisisnya sehingga dibukukan bahkan sudah mengalami cetak ulang yang kedua. Sebenarnya di tahun 1978 sudah dicetak untuk yang kedua, namun di tahun 2009, Komunitas Bambu mencetak lagi dan cetakan kedua yang tahun 2012.
Buku ini karena awalnya sebuah skripsi maka dijelaskan sumber sumber apa yang digunakan.sumber dari dalam negeri meliputi prasasti prasasti seperti prasasti Waringinpitu, Trawulan III, Sendang Sedate alias Pamintihan, Prasasti prasasti Girindrawardhana dan prasasti Prabanolan. Kemudian menggunakan sumber yang berasal dari karya sastra meliputi Negarakertagama, Pararaton, Babad Tanah Jawi, Serat Kanda, dan Serat Darmagandul. Hal ini ditambah dari peninggalan arkeologi seperti di lereng Gunung Penanggungan dan arkeologi islam di troloyo serta di Gresik. Sumber sumber luar negeri meliputi berita berita Cina dan Eropa.


Majapahit dalam struktur politiknya  maka yang ada di pusat adalah Gunung Meru. Raja dan keratonnya merupakan pusat susunan mikrokosmos dan dianggap merupakan tempat tinggal para dewa. Struktur Wilayahnya  terdiri dari ibukota dan Negara daerah atau semacam provinsi sekarang. Secara umum ada 21 negara daerah yang dikenal , namun tidak semua Negara daerah pada setiap raja sama jumlahnya. Bisa jadi pada pemerintahan raja berikutnya , jumlah kerajaan daerah ini lebih kecil. Negara daerah ini bukanlah suatu daerah taklukkan, namun mereka bersama sama membentuk suatu persekutuan yang melahirkan majapahit.
Struktur pemerintahan di majapahit meliputi  bhra I atau biasa disebut Bhre yaitu raja daerah dan dibawahnya adalah rakryan mahamantri Katrini, dibawahnya lagi ada Rakryan pakirakiran atau juga disebut sebagai panca ring wilwatikta.diluar itu ada konsep mitreka satata yang merupakan Negara sahabat. Selain itu dibawah raja adalah Yuwaraja atau kumaraja alias raja muda yang umumnya putra mahkota. Ada golongan dharmadyaksa yang merupakan pejabat dibidang keagamaan dan dharmopapati yang merupakan pembantu di bidang keagamaan. Dewan sapta prabu atau disebut juga dengan pahom narendra merupakan suatu kelompok semacam Dewan Pertimbangan agung yang terdiri dari tujuh keluarga raja, plus dua orang yang merupakan suami dari adik Hayam wuruk. 

Majapahit  melemah karena perebutan kekuasaan yang dimulai pada masa Wikramawardhana yang menjadi suami putri mahkota Kusumawardhani dengan Wirabumi, putra dari selir hayam Wuruk yang berkuasa di Blambangan. Majapahit seakan pecah menjadi dua, yaitu istana barat dan istana timur, dimana masing masing mengirim utusan ke Cina, dan saat terjadi kekalahan dari Wirabumi, utusan Tiongkok sedang berada di Istana Timur. 

Tewasnya Wirabumi tidak menghentikan permusuhan di dalam keluarga. Untuk meredakan permusuhan itu, maka diduga, Suhita yang merupakan anak Wikramawardhana dengan anak Wirabumi. Suhita yang memerintah kemudian tidak memiliki anak sehingga digantikan Bhre Kertawijaya dari tahun 1369-1373 S) yang kemudian digantikan bhre Pamotan antara tahun 1373-1378S). Setelah meninggalnya Bhre Pamotan, maka terjadi kekosongan kekuasaan alias tidak ada raja selama tiga tahun dan baru muncul Bhre Wengker alias Purwawisesa alias Girisawardhana dari tahun 1378-1388 S). Purwawisesa akhirnya digantikan Pandansalas alias Sri Singawikramawardhana yang memerintah  hanya dua tahun namun menyingkir ke Tumapel tahun 1390 Saka. Diduga hal ini terjadi karena perebutan kekuasaan yang dilakukan oleh Bhre Kertabumi yang merupakan paman dari Bhre Pandansalas sehingga pusat kekuasaan Majapahit berpindah d Tumapel oleh Pandasalas, namun Kertabumi masih berkuasa di Majapahit yang lama. Kertabumi sendiri memerintah dari tahun 1390 hingga 1400 S.

Nah, ini yangmenjadi kunci penting. Candra sengkala yangbertuliskan Sirna Ilang kertaning bumi menurut penulis haruslah diartikan perebutan kekuasaan kembali oleh Dyah Ranawijaya alias Girindrawardhana yang merupakan anak Pandansalas  dari tangan Kertabumi. Sementara mengacu pada sumber sumber tradisi misalnya kesastraan Babad  sangat tidak bisa dipercayai sepenuhnya, berdasarkan sumber tradisi, Majapahit runtuh karena diserang oleh Demak tahun 1400. 

Mengapa harus dikoreksi? Karena setelah tahun 1400, masih ada jejak jejak Majapahit, hal itu dibuktikan dengan peninggalan peninggalan prasasti dan bangunan bangunan keagamaan yang ditemukan di gunung penanggungan. Berdasarkan prasasti prasasti yang ditemukan, diperkirakan Majapahit runtuh pada tahun 1488 Masehi, sementara menurut M. Yamin  Majapahit runtuh tahun 1525 M berdasarkan sumber dari tokoh Pigafeta dari Portugis. Hal ini masih diperkuat dengan ditemukannya pembangunan tempat tempat suci keagamaan masa Ranawijaya antara tahun 1408 sampai 1433 S).Rafles dalam bukunya history of Java menyebut keruntuhan majapahit tahun 1400 S berdasarkan sumber tradisi Serat Kanda.Sementara Slamet Mulyana menyatakan Majapahit runtuh tahun 1400 S (1478 M) berdfasarkan laporan resume Residen Portman mengenai berita kronik Cina  Kelenteng Sam Po Kong hanya saja dasar dari Slamet mulyana lemah karena dari sejarah tidak ada tokoh Residen Portman dan Slamet Mulyana tidak menjelaskan siapa itu residen Portman.

Sementara itu berdasakan berita portugis yaitu dari Tome pires, disimpulkan bahwa raja Majapahit itu adalah Pati Unus, artinya yang menundukkan majapahit bukanlah Raden Patah, melainkan Pati Unus.  Nah, karena itu, kehancuran ditahun 1400 S atau 1478 karena serangan dari Demak itu haruslah dikoreksi , tapi karena serangan dari Raja Girindra. Girindra sendiri bukanlah nama dinasti baru menginga sejak zaman ken Arok, sudah diperkenalkan sebagai pendri dinasti Rajasa atau juga disebut Girindra wangsa. Hanya saja gelar Girindra tidak digunakan pada masa sebelumnya, baru pada masa majapahit akhir digunakan oleh tiga raja terakhir. Apalagi bukti bukti menyatakan bahwa Raja Girindra masih keturunan dari Majapahit yang menyerang Kertabumi tahun 1400 S untuk mendapatkan haknya kembali sebagai penguasa sah dari Majapahit.

Walau begitu, tidak dapat dipungkiri bahwa kedatangan islam dan perkembangan yang pesat melemahkan Majapahit.  Daerah daerah pesisir utara yang sudah beragama Islam seperti Jepara, Tuban, Gresik menjalin persekutuan dengan Demak sebagai pemimpinnya untuk melepaskan diri dari Majapahit. Serangan ke majapahit oleh Raden patah juga tidak dapat dikatakan murni untuk tujuan politik semata, tapi di dalamnya juga ada sentiment agama karena dilancarkan perang sabil, mengingat Demak merupakan kekuatan islam yang jelas memiliki ideology yang berbeda dengan Majapahit yang Hindu dan Budha. Pada masa majapahit akhir juga dijelaskan bagaimana agama budha mulai melemah, diikuti dengan Hindu.Hal ini dibuktikan dengan sedikitnya pembangunan bangunan bangunan suci keagamaan pada akhir majapahit, sangat berbeda dengan masa masa sebelumnya. Raja terakhir yaitu Girindra ranawijaya berusaha untuk meningkatkan kembali  kehidupan agama siwa dengan membangun beberapa bangunan suci.

Trowulan juga bisa dipertanyakan apakah dia pusat ibukota majapahit atau pernah menjadi pusat majapahit? Dari berbagai prasasti diketahui bahwa trowulan sudah ada jauh sebelum Majapahit, bahkan sudah ada sejak zaman Mpu Sindok . Sementara berdasarkan berita cina, Ma Huan yang mendampingi laksamana Ceng Ho menjelaskan perjalanan dari Canggu ke Majapahit adalah satu setengah hari berjalan kaki, sementara Menurut Kung Chen pada tahun 1434 perjalanan dari Canggu Ke majapahit dbutuhkan waktu setengah hari. Hal ini bisa ditafsirkan bahwa terjadi perpindahan ibukota kerajaan. Trowulan bisa dianggap pernah menjadi ibukota Majapahit namun pusat ibukota kemudian mengalami perpindahan. Hal ini diperkuat bagaimana setelah perebutan kekuasaan oleh Kertabumi, maka pusat kekuasaan ada di Tumapel.
  Buku ini memberikan wawasan baru bagi saya, terutama dari penjelasan silsilah dan sumber yangdigunakan. Untuk menambah wawasan maka sumber sumber tradisi semacam Babad Tanah Jawa perlu dipelajari, namun tidak untuk kajian sejarah, apalagi di dalamnya terlalu banyak mitos mitos dan agama hindu dan islam yang bercampur campur dalam menjelaskan sejarahnya. Selain itu saya bisa memehami prosesi pergantian kekuasaan dari bagan silsilah yang dilampirkan dsini, ditambah dengan lokasi trowulan, peta jawa tengah dan jawa timur abad XIV-XVI, XVII-XVIII dan juga wilayah kekuasaan Majapahit dan Negara Negara disekitarnya. Juga dijelaskan lokasi lokasi dari berbagai negaara daerah walau ada beberapa Negara daerah yang tidak dapat dipetakan karena tidak diketahui lokasinya ada di mana, diduga karena bukan merupakan suatu daerah yang penting sehingga sedikit sumber yang menjelaskan mengenai kerajaan bawahan tersebut.
Akhir kata selamat membaca buku ini.

No comments:

Post a Comment