Kali ini aku ingin membahas film yang berkaitan dengan pengiriman satelit untuk menyelidiki planet Mars yang dilakukan oleh India. Film yang membawa impian pribadi dan juga ada pesan emansipasi wanita di dalamnya. Film berj
udul Mision Mangal ini dirilis di tahun 2019 yang disutradarai oleh Jagan Shakti dengan pemain utama Aksay kumar dan juga Vidya Balan.
Film ini
diambil dari kisah nyata peluncuran satelit ke Mars oleh India di tahun 2014
sehingga menjadi negara asia pertama yang mampu melakukan itu.
Film dimulai ketika Tara Shinde melakukan
kesalahan saat peluncuran GSLV Fo6 yang
mengakibatkan satelit itu akhirnya hancur terbakar pada tahun 2010. Kepala tim,
Rakesh Dhawan akhirnya di pindahkan ke program Misi ke Mars pada tahun 2023. Suatu
hukuman yang dianggap berat.
Kemudian
Tara kembali bekerjasama dengan Rakesh untuk membuat satelit ke Mars dengan
waktu yang lebih cepat karena saat itu posisi Mars dan Bumi dalam posisi yang
paling dekat, yaitu 2014. Dengan dana yang terbatas, Rakesh berusaha agar
pemerintah memberikan dana yang besar untuk proyek ini.
Namun, ada
ilmuwan lain yang menganggap rencana Rakesh itu gila sehingga berusaha untuk
menyabotase dengan mengirimkan ilmuwan ilmuwan yang masih yunior, bukan ilmuwan
senior yang dikehendaki. Proyek yang dikira gagal, ternyata bisa dilanjutkan
dengan ide dan gagasan dari Rakesh untuk memecahkan masalah berkaitan dengan
pendanaan dan barang-barang.
Kegagalan
Cina mengirimkan satelitnya ke Mars dengan Teknologi dari Rusia membuat Rakesh
mendesak Pemerintah untuk membatalkan proyek lain yang dikerjakan oleh ISRO
yaitu Candrarayan 2 yang dipimpin oleh Rupert Desai, karena teknologi satelit
ini juga menggunakan teknologi dari Rusia. Kemudian alat-alat yang dibutuhkan
untuk misi ke mars juga diambilkan dari candrarayan yang ditunda proyeknya,
karena terbatasnya dana yang disediakan oleh pemerintah.
Namun membentuk
tim yang tepat bukanlah suatu hal yang mudah. Tim yang dibentuk adalah tim yang
masih junior, ada Varsha Pillai, perancang satelit yang memiliki konflik dengan
ibu mertuanya. AHli Navigasi, kritika Agarwal yang sedang belajar mengendarai
mobil tapi terus menerus gagal. Kemudian ada Neha Siddique,perancang atonomi
pesawat luar angkasa yang mendapat penolakan di lingkungan karena status janda
dan agamanya.Ada lagi Eka Gandhi, ahli control propulsi yang sangat benci
sekali dengan hal yang berkaitan dengan India serta ingin bekerja di NASA. Kemudian
ada Parmeswhar joshi, pria lugu yang masih perjaka dan selalu gagal dalam
percintaan , serta Ananth Iyengar, pria tua yang akan pensiun.
Tara dan
Rakesh butuh cara untuk bisa menyatukan tim agar bisa bekerja dengan baik, dan
juga menekan mereka di saat yang diperlukan agar ide-ide kreatif mereka menjadi
muncul kala muncul rintangan yang ada di depan mereka. Mision yang awalnya
bernama MOM (mars Orbiter Mission)berubah nama menjadi mission mangal, dari
kata mangalayan, yang merupakan nama lain dari mars.
Saat
satelit sudah selesai dibangun, muncul masalah berikutnya yaitu musim hujan
disertai badai yang menghambat mereka untuk meluncurkan satelit tersebut.
Mereka hanya bisa berdoa agar hujan segera selesai sebelum waktu terakhir
terlewatkan begitu saja. Ada satu hal yang membuatku tertarik saat si Tara
berdoa pada Tuhan karena hujan terus menerus dan itu ditanyakan oleh anaknya, “ilmuwan
dapat memprediksi sesuatu tapi kenapa masih berdoa pada Tuhan.” Hal itu dijawab
Tara bahwa ada hal hal yang diluar kehendak manusia dan hanya TUhan yang bisa
membantu. Suatu jawaban bahwa menurut saya, menjadi seorang ilmuwan tidak harus
menjadi seorang ateis.
Film ini
bagiku pribadi membawa misi untuk mengangkat kebanggaan suatu bangsa di dunia
ini. DI saat negara negara besar sudah melucurkan saelit mereka ke luar
angkasa, maka Mereka (para ilmuwan in) berusaha agar India pun juga ada di
depan untuk berada dalam penelitian luar angkasa.
Kedatangan
Rupert Desai, ahli india yang sudah bekerja di NASA mewakili rasa inferioritas
bangsa besar untuk belajar dari negara yang lebih besar. Tidak ada yang salah
sebenarnya, tapi berbagai sikap dan kalimat yang dilontarkan oleh Rupert
cenderung merendahkan ilmuwan ilmuwan local membuat orang menjadi bete
melihatnya. Apalagi tindakannya menyabotasi tim yang dibentuk Rakesh dengan
mengirimkan orang-orang yang tidak memiliki pengalaman sama sekali.
Tiap anggota
tim juga memiliki masalah pribadi yang akhirnya terbawa dalam lingkungan kerja.
Eka yang diam-diam ingin bekerja di NASA dan sudah mengirimkan lamaran ke sana.
Parmes yang ketakutan dengan misi ke Mars karena menurut pendeta hindu, dia
harus menjauhi Mars agar bisa beruntung dengan wanita. Neha yang kesulitan
dalam mencari tempat kerja dan jam malam yang dierapkan di hostel tempat dia
tinggal untuk sementara waktu membuat dia tidak bisa optimal dalam bekerja.
Belum lagi Varsha yang harus fokus pada kehamilannya . sementara itu Kritika
juga di saat yang bersamaan harus fokus merawat suaminya yang terluka karena
misi perang. Belum lagi Tara yang terus menerus konflik dengan suaminya karena
dianggap terlalu fokus bekerja dan melalaikan tugasnya sebagai ibu dan istri.
Berbagai
masalah pribadi yang dihadapi oleh tim ini satu persatu bisa diselesaikan dalam
kelompok. Sejak awal aku langsung curiga kalau film ini mengangkat isu isu
jender karena anggota tim Rakesh hampir semua perempuan. Walau di kenyataan
aslinya memang banyak perempuan yang terlibat dalam misi ini.
Kemudian ada
adegan yang membuat aku suka saat Tara mengingatkan mereka, apa factor yang
mengakibatkan mereka dulu ingin menjadi ilmuwan. Setiap anggota kembali ke masa
kecil mereka dengan cita cita mereka menjadi seorang scientist dan akhirnya
membuat mereka menjadi bersemangata menyelesaikan tugas mereka di Misi ke Mars
ini.
Isu keberagaman
juga sangat terasa karena disini ditampilkan orang-orang dari agama Hindu dan
islam yang bekerjasama. Belum lagi flash back bagaimana Rakesh meyakinkan
mereka bagaimana presiden India saat masih muda, Kalam (beragama islam)
bekerjasama membuat roket sederhana bersama dengan orang yang kelak menjadi
pemimpin ISRO saat itu, bagaimana mereka merakitnya di sebuah gereja di kerala.
Bagiku ini membawa pesan bahwa di tengah keberagaman, saat visi dan misinya
sama, maka perbedaan itu tidak akan menjadi kendala berarti.
Ingat, film
ini memang mengambil kisah nyata peluncuran misi ke Mars oleh India, tapi
tokoh-tokohnya tidak ada yang sama, dan yah, film itu harus ada dramanya agar
menarik. (di bagian akhir film di munculkan tokoh tokoh nyata proyek ke Mars
yang menjadi inspirasi dari para tokoh yang ada di film ini). Semoga film ini
juga mampu menginspirasi Indonesia untuk bisa segera mengejar ketertinggalan
dari negara-negara lain. Akhir kata, selamat menonton.
No comments:
Post a Comment