Apa yang akan kamu lakukan untuk bisa mendapatkan sekolah terbaik bagi anakmu?
Itulah tema sentral yang ada di film India ini. Film berjudul Hindi Medium ini tayang pada tahun 2017. Film yang dibintang oleh Irffan dan Shaba Qumar berperan sebagai Raj dan Mita. Sementara itu film ini disutradari oleh Shaket Chaudhary.
Raj dan
Meeta merupakan sepasang suami dari keluarga yang cukup kaya di Candni Chowk. Mita
ingin menyekolahkan anaknya di sekolah swasta yang berkualitas sehingga dia
mendatangi 5 sekolah swasta teratas versi majalan ONLOOK (majalah yang sangat
kredibel tentunya) di New Delhi untuk anaknya, Pia Batra. Sekolah-sekolah itu antara lain Prakriti
School, Suraj Valley High School, Crossroad School, serta yang terbaik adalah
Delhi Grammar School (DGS) , sekolah yang menjadi incaran dari Mita.
Untuk masuk
ke sekolah bagus ini, mereka harus pindah ke perumahan elit india karena ada
aturan bahwa yang boleh mendaftar adalah siswa dengan jarak kurang dari 3Km,
dan mulai bergaul dengan komunitas orang kaya yang sebelumnya tidak pernah Raj
lakukan. Sementara itu baik Pia maupun orangtuanya mengikuti semacam kursus dan konselor agar bisa masuk ke DGS.
Tapi
kenyataan tidak sesuai harapan, Pia tidak berhasil diterima sekolah
swasta elit yang ada, sementara Chotu, pegawai Raj, justru bisa menembus
Parkitri School, sekolah elit di New Delhi melalui jalur siswa tidak mampu.
Di New
Delhi ternyata ada aturan bahwa sekolah sekolah swasta ini harus menyediakan
25% kuota mereka untuk siswa tidak mampu. AKhirnya Raj melakukan tindakan
curang dengan mendaftar siswa tidak mampu dan untuk lolos dari wawancara ,
mereka akhirnya untuk sementara pindah di perkampungan miskin agar sandiwara
mereka berhasil. Bagaimana hasilnya? Silahkan lihat sendiri.
Ada banyak
hal yang aku soroti dari film ini, mulai dari pergaulan yang harus sama, orang
kaya ini harus pindah ke Vasant Vihar
atas desakan Mita agar bisa mendaftar di Delhi grammar School. Bagaimana Raj
harus berusaha sekuat tenaga mengubah prilakunya agar bisa diterima dalam
komunitas elit itu. Raj berasal dari keluarga yang cukup kaya tapi sebelumnya tinggal di pemukiman biasa, sementara Mita
merupakan gadis berpendidikan, sehingga pergaulan dengan orang orang elit ini
bukan sesuatu yang sulit baginya.
Begitu juga
ambisi orang tua yang begitu besar untuk menyekolahkan anaknya di sekolah
terbaik, tidak hanya menjangkiti Mita, tapi semua orang. Imej di New Delhi
adalah bahwa sekolah negeri itu memiliki kualitas yang sangat buruk
dengan gedung dan prasarana yang sangat tidak memadai.
Mita adalah
cerminan kita semua, orang tua yang berambisi tinggi untuk menempatkan anaknya
di sekolah yang terbaik untuk perkembangan anak-anaknya. Betapa sandiwara bisa
dilakukan dengan baik. Apalagi perasaan kalah dan iri langsung muncul kala
pegawainya yang tidak mampu justru bisa masuk di sekolah elit di New Delhi,
Prakriti School.
Cara cara
orang kaya untuk bisa masuk ke sekolah swasta terbaik dengan pura pura miskin
adalah insting manusia dengan berusaha segala cara. Saat skandal itu terkuak
dengan banyaknya orang kaya yang menyalahgunakan kuota untuk orang miskin, maka
DGS mengirimkan Tuan Khumar, guru yang membongkar kasus itu secara diam diam ke
pers, untuk melakukan wawancara semua keluarga yang mendaftar melalui jalur
orang miskin.
Saat mereka
tinggal di perkampungan miskin Bharat Nagar, terlihat bagaimana perbedaan yang
besar pergaulan antara orang kaya dan orang miskin. Saat mereka datang ke
kampung kumuh itu, mereka menolak bantuan dan makanan dari tetangga mreka.
Suatu hal yang disebabkan karena pergaulan mereka yang berasal dari keluarga
kaya. Perumahan kaya identic dengan individualisme bukan? Apalagi saat Pia
diberikan Ladoo (sejenis kue di India) dengan segera langsung ditolak oleh Mita
karena dianggap kotor. Hal yang dianggap sebagai suatu kesombongan.dari para
tetangganya, sementara Mita dari keluarga berada memang sangat perhatian sekali
dengan kebersihan makanan ini.
Tinggal di
permukiman kumuh ini mengajarkan banyak hal bagi Raj dan Mita, hal yang tidak
mereka temui di permukiman elit. Bagaimana para tetangganya saling membantu dan
berbagi saat dibutuhkan. Bahkan momen yang paling bikin membuat sedih adalah
syamprakash mnabrakkan dirinya ke mobil agar mendapatkan ganti rugi dan uang
uangnya untuk membantu biaya masuk Pia ke DGS. Hal yang menurut Prakash adalah
hal yang lumrah di perkampungan miskin seperti itu. Atau saat Tulsi memberikan
beras kepada Mita agar mereka tidak kelaparan (tanpa mengetahui bahwa mita bisa
dengan mudah membeli makanan).
Mungkin di
Indonesia masih mending, karena kualitas sekolah negeri justru harus selalu
yang terbaik, walau harus diakui orang –orang kaya cenderung masuk ke sekolah
sekolah swasta yang berkualitas walau dengan biaya yang mahal.
Sekolah
sekolah kaya untuk orang-orang kaya, sehingga Raj begitu terkejut saat dia
mengaku pada kepala sekolah DGS bahwa dia melakukan penipuan. Kepala sekolah
tidak mencabut hak putrinya sebagai murid, tapi memindahkan anaknya ke jalur miskin.
Sang kepsek akhirnya menjelaskan fakta yang sebenarnya (dan harus kita pahami)
sang kepsek berasal dari keluarga miskin, tapi untuk dianggap dalam kelompok
elit ini, dia dahulu rela mengerjakan tugas tugas temannya yang orang kaya, dan
kalaupun dia diundang acara teman-temannya, dia akan sendirian tidak dianggap
sama sekali. Karena itu dia memahami kalau sebenarnya percuma memberikan jatah
milik Pia ke anak Prakash. Karena anak-anak miskin akan tersingkir dengan
sendirinya. Hal yang membuat Raj terkejut dengan kemunafikan itu karena di televise,
sang nyonya Kepsek terlihat sangat mendukung anak-anak miskin untuk bisa
sekolah setinggi-tingginya.
Dan ini
sangat terhubung dengan saran dari kepala kursus yang melatih Raj dan Mita
dengan mengatakan bahwa anak-anak miskin di sekolah kaya, pada umumnya akan
tersingkir beberapa tahun kemudian karena memang pergaulan yang sangat berbeda.
Aku jadi paham bahwa tidak semua kisah hidup seseorang akan dipamerkan di layar
televise. Ada hal-hal yang sudah disaring dan tidak perlu diberitahukan ke public.
Pertentangan
batin Raj sangat terlihat bagaimana disisi lain dia ingin mendukung istrinya
agar Pia tetap di DGS, tapi disisi lain perasaan bersalahnya kepada Prakash dan
Tulsi karena anak mereka tidak bisa masuk ke DGS. Dan seperti banyak orang
kaya, untuk mengurangi rasa bersalahnya, mereka membantu berdonasi di suatu
sekolah negeri agar menjadi sekolah yang secara fisik bagus dan layak untuk
menempuh pendidikan. Bukankah kita juga seperti itu, untuk mengurangi rasa
bersalah kita, maka kita beramal yang banyak, dengan pikiran bahwa amal yang
banyak bisa membantu mengurangi dosa yang kita lakukan.
Pada
akhirnya, kita akan menjadi bertanya pada diri sendiri, apakah untuk menjamin
keberhasilan anak kita di kemudian hari, maka anak anak harus menempuh
pendidikan di sekolah yang sangat mahal? Apakah sekolah mahal sudah pasti
menjadi jaminan masa depan mereka? Apalagi di beberapa scene , Mita selalu
histeris kalau anaknya berada dalam sekolah/ pergaulan yang tidak benar maka ,
anaknya saat dewasa akan stress dan menjadi seorang pecandu narkoba. Maka
jawaban pertanyaan ini aku serahkan pada penonton sendiri, apakah mereka harus
menempatkan dalam sekolah yang berkualitas bagus untuk jaminan masa depan. Akhir
kata, selamat menonton.
No comments:
Post a Comment