Halo semua,
kali ini saya ingin membahas film Dangal yang dibintangi Amir Khan di tahun
2016. Semoga tidak bosan-bosan ya kalau saya bahas film India, karena kalau
bahas film Amerika, hampir kita semua pasti suka nonton film Hollywood. Film
ini pun baru saya bahas sekarang dengan asumsi banyak dari kita yang mungkin
tidak menontonnya pada waktu itu.
Film ini
diproduseri oleh Amir Khan bekerjasama dengan Disney dan disutradari oleh
Nitesh Tiwari. Tentu kita sudah bisa menebak, film buatan Disney tipe tipe
seperti apa. Yang jelas film ini adalah film keluarga yang dapat menginspirasi
kita semua. Film ini terinspirasi oleh mantan pegulat India bernama Mahavir
Singh Poghat, Geeta dan Babita dari Haryana. Geeta adalah pegulat yang meraih
emas di Commonwealth tahun 2010 , sementara Babita meraih perak di tahun yang
sama dan emas di Commonwealth tahun 2014.
Diluar
ketiga tokoh itu, maka ada tokoh tokoh tambahan yang sifatnya fiksi dan adegan
yang sifatnya untuk mendramatisir (Ya tentu saja agar filmnya laku dunk) tapi
tenang saja, adegan yang sifatnya tambahan tidak akan mengubah dasar utama film
ini.
Mahavir
adalah pegulat nasional India tapi tidak bisa memiliki kesempatan untuk
memenangkan Medali di tingkat internasional. Hal ini membuat dia memiliki mimpi
agar anak (lelaki)nya yang meneruskan mimpi itu menjadi nyata . tapi apa daya,
4 anak yang dilahirkan Daya Khaur, Istrinya adalah perempuan sehingga dia
memupus harapannya.
Sampai
disini selesai? Justru ini adalah titik dimana Mahavir menyadari bahwa emas
adalah emas, tidak peduli siapa yang membuatnya, emas adalah emas. Dia langsung
melatih dua anak perempuannya setelah melihat bakat mereka karena mampu menghajar
dua anak laki-laki tetangga mereka. Kita bisa melihat bagaimana Mahavir tidak
memedulikan omongan satu desa karena melatih dua anak perempuannya menjadi
pegulat. Mulai dari latihan keras, makanan, hingga memangkas rambut mereka
menjadi sangat pendek.
Kita bisa
melihat bagaimana tekanan batin yang diterima Geeta dan Babita , bagaimana
mereka mendapat bullian di sekolah demi ambisi ayahnya. Berbagai cara mereka
lakukan untuk membatalkan ambisi ayahnya. Kalau kalian melihat fim film india
di kawasan pedesaan , biasanya anak gadis kalau bersekolah selalu memiliki
rambut panjang dan dikepang dan tidak ada yang memakai celana. Maka bisa
dibayangkan tiba tiba dua anak gadis ini tiap pagi harus olahraga lari keliling
desa memakai celana pendek dan rambut yang sangat pendek. Sang pemeran tokoh Geeta
kecil, Zaira Wasim, merasa sangat tidak nyaman saat dia harus memotong
rambutnya menjadi sangat pendek.
Perubahan
cara berpikir mulai terjadi saat mereka menghadiri teman mereka Sunita yang
dijodohkan oleh keluarganya. Apa yang kita pikir bagus ternyata bagi orang lain
justru itu yang diinginkan. Bagaimana Geeta ingin seperti anak anak gadis pada
umumnya, sementara Sunita justru ingin seperti Geeta yang memiliki ayah keras
namun memedulikan masa depannya. Dalam budaya masyarakat disana, anak gadis
hanya dibesarkan hingga usia cukup matang untuk akhirnya dinikahkan agar tidak
terus menerus menjadi beban dalam keluarga. Mereka menjadi ibu rumah tangga
yang mengurus anak dan suami, tidak lebih dari itu. Maka apa yang dilakukan
oleh Mahavir merupakan sesuatu yang beda. Hal yang akhirnya membuat dua gadis
ini menjadi bersemangat untuk berlatih gulat dengan baik.
Kita bisa
melihat konflik yang terjadi antara Daya
dan Mahavir .Biar bagaimanapun Daya awalnya tidak setuju anak gadisnya dilatih
menjadi seorang pegulat, tapi Mahavir meminta waktu satu tahun, jika dia
berhasil maka akan jalan terus, jika gagal, maka Mahavir akan menghapus
mimpinya selamanya.
Kita bisa
melihat cara berpikir generasi muda yang memiliki pengetahuan baru, dalam hal
ini Geeta, sesudah berada di camp atlet Patiala, merasa bahwa teknik ayahnya
adalah teknik kuno yang tidak akan bisa membawanya kelevel lebih tinggi. Begitu
juga gaya hidup ketat yang dulu dibuat oleh ayahnya luntur seketika kala hidup
di mess atlit. Suatu hal yang tidak salah sih. Apalagi beda pelatih pasti beda
carapenanganan. Cara berpikir generasi tua yang diwakili Mahavir dengan
generasi muda yang diwakili Geeta menimbulkan konflik besar sampai akhirnya dua
belah pihak bisa menurunkan egonya.
Jika kita
terpuruk, siapa yang akan dapat menolong kita kalau bukan keluarga? Hubungan yang
semula renggang antara Geeta dan Mahavir menjadi kembali akur saat Geeta
terpuruk akibat kalah berkali kali di level internasional. Geeta yang awalnya
begitu angkuh bahwa cara bertarung ayahnya tidak benar akhirnya meminta maaf
kepada Mahavir via telepon (momen ini pada saat dua belah pihak sama sama
menangis, sangat mengharukan sih bagi saya, karena bagaimanapun Mahavir juga
sebenarnya sangat memikirkan anak gadisnya cuma dia menunggu anaknya dulu yang
bertindak).
Nah sosok
pelatih tingkat nasional yang bernama
Pramod Khadam digambarkan sangat menyebalkan sekali, seolah olah dirinya adalah
yang terhebat, dan Mahavir hanyalah pegulat kelas daerah sehingga tidak pantas
untuk mengajarinya. Bagaimana dia berusaha menjegal tindakan Mahavir hanya
karena iri. Puncaknya pada pertandingan final commonwealth tahun 2010 di India,
dia mengunci Mahavir di suatu ruangan agar tidak ikut campur dalam memberikan
arahan kepada Geeta. (sosok pelatih ini fiktif lho ya, bukan real).
Dan seperti
halnya film india, ada bagian yang bagi saya cukup menyebalkan, yaitu adegan
slow motion. Hahahahaha saya selalu teringat adegan slow motion di banyak
serial india sih dan dijadikan bahan guyonan. Di film ini juga ada walau
porsinya tidak banyak. Dalam hati saya berkata” untung tidak banyak, bisa bikin
stress saya melihat tayangan yang lambat seperti itu.”
Masalah
lagu, disini banyak lagu yang enak didengar tentu saja, tapi lagu yang menjadi
soundtrack, bukan karena para pemainnya bernyanyi dan menari (kecuali pas
adegan di pesta pernikahan Sunita, itupun keceriaan lagu digambarkan dengan
pas, tidak lebai). Entah kenapa beberapa kali saya melihat film yang benar bnar
bagus dari india, kebetulan penempatan lagu dan musiknya benar benar menyatu
dengan cerita film. Tidak harus ada adegan tarian dan nyanyian, tapi lagu
pengisi latara sudah cukup menjelaskan jalan cerita di adegan itu.
Saya cukup
salut dengan Amir Khan sebagai actor di film ini, dia mampu berakting dengan
baik. Dia mampu bertransformasi secara fisik, dari pria yang memiliki tubuh
yang sangat berotot berubah menjadi pria tambun dan gendut tambun khas tubuh
bapak-bapak. Begitu juga Fatima Sana Shaikh sebagai Geeta di usia dewasa. Dia harus
berlatih gulat delapan bulan secara intens agar bisa berakting degan baik
karena adegan gulat yang dijalani benar benar teknik gulat.
Mahavir
sendiri sebagai orang tua, saya cukup salut karena dia berusaha menyediakan
semua yang dia mampu untuk menjadikan kedua anaknya menjadi juara. Mulai dari
nego dengan penjual ayam agar bisa menjual ayam dengan harga jauh dibawah standar,
membuka sebagian lahan sawahnya untuk dijadikan tempat berlatih. Dia juga
menyediakan Kasur sendiri Karena matras yang dia minta dari otoritas gulat
disana tidak diberi (menjengkelkan banget pejabat ini, tidak bisa membantu dan
malah menyindir Mahavir karena hanya membawakannya manisan tapi meminta timbal
balik yang lebih). Bahkan dia harus berhenti bekerja agar bisa memiliki waktu
lebih banyak untuk melatih dua anaknya.
Film Dangal
sendiri adalah film terlaris India sampai saat ini dengan pendapatan skitar 4
triliun lho. Walau durasinya 2 jam 40 menit dijamin kalian tidak akan bosan.
Film ini membawa pesan utama bagi saya adalah tidak peduli apapun jenis
kelamin, mereka bisa bersinar di bidangnya masing-masing asal mendapatkan
dukungan penuh dari orang tua. Sebagai orang tua , kita tidak perlu
menggolongkan jenis kelamin tertentu harus bekerja di sector ini begitu juga
jenis kelamin lain. Kenyataannya kita bisa mengamati banyak anak gadis yang
menjadi pemain sepakbola, tinju atau
bidang-bidang lain yang identic dengan laki-laki.
No comments:
Post a Comment