Aku tertarik nonton kemarin hari selasa 28 Mei 2024 karena
film ini sedang hype tinggi. Sebagus apa sih film ini sehingga mampu menembus
sejuta penonton di Indonesia.
Film ini menceritakan sosok M, yang merawat neneknya bernama
Mengju karena sang nenek sudah tahap akhir terkena Kanker. M sendiri merawat
neneknya karena ingin mendapat warisan
dari sang nenek. Film ini memfokuskan hubungan antara Mengju,cucunya dan ketiga
anaknya.
Dari yang aku lihat , memang tujuan utama M awalnya adalah
untuk mendapatkan warisan dari sang nenek. namun, cara M dalam merawat neneknya
tidak seperti sinetron sinetron di Indonesia atau film konspirasi yang
memunculkan kesan jahat dan keji melainkan dibawa ke suasana komedi.
M sendiri terinspirasi merawat neneknya yang sedang sakit kanker karena teman (atau sepupunya sih, lupa aku), Mui, yang merawat kakeknya dan akhirnya mendapatkan warisan rumah dari sang kakek yang kemudian meninggal.
Masalah warisan ini sepertinya sangat kuat dipengaruhi oleh
kultur Tionghoa. Diceritakan keluarga M sendiri adalah orang Thailand keturunan
Chinese, ya seperti Chindo lah kalau di Indonesia. Kalau tidak salah dari suku
Teecheuw. Nah, mengapa aku berpikir ini terinpirasi dari kultur Chinese adalah
karena rumah dari sang nenek akhirnya diwariskan kepada anak laki-lakinya si
Soei. Pada saat perdebatan antara Kiang dan Mew, aku mendapat kesan bahwa
mereka sudah tahu bahwa rumah akan diwariskan antara Kiang atau Soei.
Hal ini diperkuat lagi saat Meng Ju sangat ingin memiliki
tanah pemakaman sendiri, maka dia meminta bantuan dari sang kakak lelakinya. Dia
sudah merawat orang tua mereka namun warisan akhirnya jatuh ke tangan sang
kakak laki-lakinya. Dia hanya meminta sejuta untuk membeli tanah pemakaman tetapi
tidak dikabulkan oleh sang kakak. Bahkan sang kakak meminta dia untuk meminta
bantuan kepada keturunannya, bukan kepada dia karena nama keluarganya sudah
berbeda (mungkin karena pengaruh budaya Tionghoa , wanita akan mengikuti nama
keluarga suaminya).
Belum lagi adegan saat si nenek akhirnya ikut ke rumah Mew
untuk dirawat disana setelah rumahnya dijual dan dia harus hidup di Panti jompo.
Dia melihat pola makan Mew yang sangat mirip dengannya dan bisa berbahaya bagi
kesehatannya. Si mew dengan bercanda mengatakan bahwa anak perempuan
mendapatkan kanker sementara anak laki-laki mendapatkan asset. Hal ini
menunjukkan kultur yang dipegang dalam keluarga mereka secara tidak langsung.
Bukan hanya M saja yang berusaha untuk mengambil hati sang
nenek, tapi sang paman yaitu Kiang berusaha mengambil hati dengan mengajak
ibunya tinggal Bersama mereka agar kehidupannya lebih terawatt. Sang nenek
lebih memilih untuk dirawat oleh M daripada oleh Kiang. Film ini juga
menceritakan kegaualan dari sang nenek yang merasa anaknya si Kiang sudah
berubah setelah menikah. Menurutku ini merupakan pergolakan batin seorang ibu
yang merasa kurang diperhatikan setelah anaknya memiliki keluarga baru dan
merindukan situasi sebelum si anak belum menikah.
Aku suka acting dari para pemainnya yang menurutku ok banget.
Puttipong astaranatakul (maaf kalau nama
para pemain Thailand nanti salah ketik ya, susah menulisnya soalnya hehe) mampu
memainkan peran sebagai M yang haus akan harta namun akhirnya berbalik
mindsetnya. Usha Seamkhum sebagai sang nenek mampu memerankan wanita tua yang
tahu bahwa dirinya menjadi pusat perhatian di keluarganya saat hari-hari
terakhir kematiannya. Mengju bukanlah wanita bodoh, dia tahu mengapa anak dan
cucunya sibuk mencari perhatiannya lewat salah satu dialog kepada M,” apakah
kamu juga sedang menabur benih untuk menuai hasilnya kelak?.” Sebuah ungkapan kalau
bagi saya sih makjleb banget karena sangat terlihat bahwa sang nenek sebenarnya
menyindir upaya M.
Set rumah nenek membawa kita pada nuansa khas rumah tua,
dengan berbagai perabotan kuno dan cara pandang kuno. Kebiasaan kebiasaan lama
yang sukar diubah begitu saja. M harus menghadapi karakter seorang nenek tua
pada umumnya dengan cukup sabra wkwkwkwkwk. Setelah menonton film ini, aku
sadar bahwa film ini sangat cocok dengan budaya manapun sih bagaimana warisan
mampu menjadi pusat utama dari kehidupan di sekelilingnya. Kisahnya memang
happy ending namun mengajarkan banyak hal tentang cinta, keluarga, keiklasan. Akhir
kata , selamat menonton saja ya.
No comments:
Post a Comment