Judul buku :
Public Speaking
Pengarang :
Prof.Dr.H. Suwatno, M.Si
Penerbit/tahun :
Erlangga/2020
Jumlah Halaman :
209 halaman
Apakah public speaking itu? Apakah sejak lahir orang sudah bisa melakukan public speaking atau harus dipelajari terlebih dahulu. Seringkali kita melihat bahwa orang yang mampu menjadi seorang pembicara karena dia memiliki talenta di bidang itu. Padahal sebuah talenta tanpa dilatih dan dipersiapkan dengan baik juga tidak akan berkembang dengan baik. Nah, buku ini menjelaskan bagaimana menjadi seorang pembicara yang baik. Tentu ada persiapan yang perlu dilakukan agar bisa tampil menjadi pembicara yang baik dan sukses. Buku ini terdiri dari sebelas bab yang membahas tentang persiapan melakukan pembicara.
Bab 1 menjelaskan tentang konsep public speaking. Dari sejarah public speaking, dan unsur public speaking. Unsur public speaking (PS) meliputi pembicara, pendengar dan pesan yang disampaikan. Sementara itu elemen dalam proses komunikasi meliputi sumber pesan, penerima, isi pesan, saluran yang digunakan, serta makna Bersama antara pembicara dan pendengar. Sementara tujuh elemen PS menurut Lucas meliputi speaker, message (pesan verbal dan non verbal), channel yang digunakan, listener, feedback, interference(internal dan eksternal), situation. Selain itu ada beberapa bahasan karakteristik PS yang perlu dimiliki menurut Peter Khoury diantaranya adalah percaya diri, semangat, menjadi diri sendiri, modulasi suara, berbicara singkat, bercerita, melakukan pengulangan dll. Seorang pembicara dalam bab ini juga harus mengetahui konteks saat melakukan presentasi yaitu physical setting, cultural setting, historical setting, psychological setting, dll.
Bab 2 menjelaskan pemilihan topik dan tujuan pidato. Seorang
pembicara perlu mengetahui subjeknya adalah you know a lot about dan subject
you want to know more about. Tentu sebagai pembicara kita perlu mengetahui Teknik
dalam pencarian topik, bisa melalui personal inventory, clustering, reference
search, internet search, serta cara lainnya. Tentu tidak semua topik akan kita
pilih, maka ada tahapan dalam menyeleksi topik, mulau dari apa yang menarik
bagi anda, informasi apa yang membuat anda menjadi semakin dipercaya sebagai
orang ahli, dan apa yang pendengar ingin ketahui. Pidato sendiri memiliki
beberapa tujuan, apakah untuk memberikan informasi, untuk mempengaruhi atau
persuasi dan terakhir untuk menghibur.
Bab 3 adalah menganalisis audiens saat melakukan presentasi.
Pembicara perlu melakukan analisis audiens agar hasil presentasi bisa maksimal.
Analisis ini terdiri dari analisis demografi ( usia, gender, ras etnis latar
belakang budaya, agama, keanggotaan kelompok, status sosial ekonomi), analisis
psikografi dan analisis situasional. Analisis psikografi untuk mengetahui
kondisi psikologi audiens. Ada audiens yang rasional serta kritis yang akan
bertanya apa manfaat pidato itu bagi mereka. Tentu kepentingan mereka menjadi focus
utama bagi pembicara. Selama kebutuhan dari audience bisa dipenuhi oleh
pembicara maka hasil presentasi akan menjadi maksimall. Analisis psikografis cenderung
lebih personal dan sukar diprediksi menurut Jason s. wrench. Hal-hal yang
termasuk dalam informasi psikografis diantaranya adalah sikap, keyakinan, dan
nilai dari dalam audience. Analisis yang terakhir yaitu analisis situasional. Situasi
saat melakukan presentasi perlu diperhatikan, seperti jumlah audience, momen
dalam melakukan presentasi, voluntariness/ cative audience, serta penataan
fisik dan penciptaan suasana lokasi.
Bab ke 4 berisi riset materi. Ada banyak sumber yang bisa digunakan
untuk mendapatkan materi presentasi/pidato seperti koran/media online, ensiklopedia,
website. Pembicara juga perlu memikirkan materi pendukung yang bisa digunakan
untuk melakukan pidato agar pendengar mau menerima gagasan, argumentasi serta
kesimpulan yang kita sampaikan. Materi pendukung bisa berupa fakta, datat statistic,
tetimoni, humor, maupun analogi. Dalam menggunakan sumber materi, perlu
diperhatikan untuk mengindari plagiarisme, menghindar kecurangan akademik,
tidak menyesatkan audiens, memberikan author’s credentials, serta menggunakan
riset primer secara etis.
Bab 5 berisi pengaturan isi dan outline. Dalam membuat poin
pidato perlu diperhatikan bahwa poin poin utama perlu dibatasi agar audiens
merasa nyaman. Selain itu perlu untuk membatasi masing-masing poin menjadi
sebuah ide tunggal. Pidato sendiri bisa disusun menjadi beberapa tipe, apakah
tipe kronologis, spasial, kausal, masalah-solusi maupun topical. Penyusunan pidato
sendiri harus memenuhi beberapa prinsip yaitu kesatuan, koherensi, dan
keseimbangan. O hair menejlaskan ada dua jenis outline yaitu working outline dan
speaking outline. Working outline masih berupa draft kasar sementara speaking
outline berisi ringkasan iden-ide yang akan disampaikan.
Bab 6 berisi penyampaian pidato yang efektif. Bab ini
membahas sikap yang perlu diperhatikan dalam melakukan pidato, diantaranya
adalah sikap antusiasme, percaya diri, naturalitas serta dekat dengan audiens. Untuk
bisa mengurangi rasa grogi saat melakukan pidato, maka bab ini memberikan
beberapa tips untuk membantu beberapa diantaranya adalah know the room, know
the audience, know your material. Metode penyampaian pidato bisa beberapa hal,
diantaranya adalah berbicara menggunakan naskah, menggunakan ingatan, secara
spontanserta dengan persiapan terbatas. Dalam berbicara perlu memperhatikan
beberapa hal terkait volume yaitu menyesuaikan volume suara, intonasi suara,
kecepatan bicara, melakukan jeda, menggunakan variasi vocal, melafalkan kata
dengan benar, serta menggunakan dialek dengan baik. Sementara itu Bahasa tubuh
sat melakukan pidato perlu memperhatikan ekspresi wajah, kontak mata, gestur
tubuh yang natural, menghampiri audiens serta berpakaian yang pantas.
Bab 7 membaas tentang alat bantu presentasi. Dalam presentasi
sangat diperlukan alat bantu agar bisa meningkatkan pemahaman audiens,
mengklarifikasi bila yang didengar kurang jelas, memberi titik tekan dari isi
pidato, membantu daya ingat, menambah variasi dan daya Tarik, serta meningkatkan
kredibilitas pembicara. Jenis-jenis visual misalnya objek, model, fotografi,
gambar, grafik, bagan, peta, transparansi, video, presentasi multimedia, Bahasa
tubuh pembicara. Dalam membuat desain presentasi perlu memperhatikan beberapa
hal, misalnya desain sebaiknya simple, menggunakan warna cocok,
mempertimbangkan interpretasi subjektif terhadap warna, memilij gaya typeface
dan font yang sesuai.
Bab 8 membahas tentang penggunaan Bahasa yang efektif. Dalam
menggunakan Bahasa yang efektif, maka diperlukan prinsip yang perlu diikuti
diantaranya adalah using colourful language ( menggunakan Bahasa yang kaya),
clarity with precise meaning (mengandung kejelasan makna yang tepat), choosing correct
words ( memilih kata yang benar dan sesuai). Elemen dalam Bahasa enurut Wrench
adalah unsur kejelasan Bahasa, unsur ekonomi Bahasa, unsur ketidaksopanan Bahasa,
jargon dan Bahasa tidak jelas, unsur kekuatan Bahasa, unsur variasi Bahasa. Pidato menjadi lebih baik jika mengikuti
beberapa tips penggunaan Bahasa yang efektif diantaranya adalah menggunakan Bahasa
yang familiar, memilih kata-kata yang konkret, menghindari penggunaan kata-kata
yang tidak perlu. Untuk menghidupkan Bahasa pidato bisa dilakukan beberapa cara
menurut Lucas, yaitu imagery (perumpamaan), rhythm (irama Bahasa).
Bab 9 membahas tentang jenis-jenis pidato, apakah pidato
informatif, pidato persuasive, maupun pidato yang menghibur. Pidato informatif
bisa mengenai objek, orang, peristiwa, konsep, proses. Dalam pidato informatif perlu
diperhatikan beberapa hal diantaranya adalah jangan mengunderestimate maupun
mengoverestimate pengetahuan audiens, menghubungkan subjek secara langsung
dengan audiens, jangan terlalu teknis, menghindari abstraksi, serta
personalisasikan ide. Pidato persuasive bertujuan untuk memperkuat atau justru mengubah
keyakinan orang lain. Teknik yang efektif dalam pidato persuasive yaitu focus pada
motivasi, seimbangkan antara logika dan emosi, menunjukkan kredibilitas,
menyasar kebutuhan pendengar, mendorong keterikatan mental. Dalam pidato persuasive
perlu dilakukan membangun argumentasi agar memberi kekuatan yang lebih. Cara membangun
kekuatan argumentasi yaitu mengidentifikasi naturalitas argumentasi,
menggunakan bukti-bukti yang meyakinkan, menggunakan argumentasi yang efektif
serta menghindari sesat pikir atau logical fallacy. Terakhir yaitu pidato
menghibur yang sifatnya cenderung santai. Walau sifatnya menghibur, pembicara
perlu dalam mempersiapkan pidato serta bisa adaptif terhadap momen acara,
pembicara juga perlu dalam adaptif terhadap audiens dan memperhatikan waktu
pidato.
Bab 10 membahas
tentang public speaking untuk komunikasi bisnis. Dalam membuat presentasi
bisnis perlu diperhatikan beberapa proses yang perlu dilewati yaitu
menganalisis situasi , menghimpun informasi, menyeleksi media yang tepat,
mengorganisasikan informasi.dalam presentasi bisnis yang umum digunakan adalah
presentasi penjualan, proposal, laporan staf, laporan perkembangan, dan
presentasi mengenai krisis-respon. Bab 11
membahas tentang etika public speaking. Piramida etika terdiri dari intent,
means, dan end. Lucas menjelaskan ada beberapa panduan etika dalam melakukan public
speaking yaitu memastikan bahwa tujuan kita adalah menyampaikan sesuatu secara
etis, mempersiapkan setiap pidato secara maksimal, jujur dengan apa yang kita
sampaikan, jangan menggunakan Bahasa yang merendahkan, berpidato dengan
memegang prinsip-prinsip etis. Sementara itu menurut O Hair hal yang perlu
diperhatikan oleh pembicara public yaitu: memperoleh kepercayaan dari audiens,
menghormati nilai-nilai yang dipeluk audiens, menggunakan hak kebebasan
berbicara secara bertanggung jawab, berkontribusi terhadap diskursus public yang
positif , mempelajari nilai dasar yang bersifat etis, menghindari pidato yang
bersifat ofensif.
No comments:
Post a Comment