Judul : The Exorcist
Pengarang : William Peter Blatty
Tahun
terbit : cetakan 1,
Mei 2013
Penerbit : PT Serambi Ilmu
Semesta , Jakarta
Akhirnya aku
membuat resensi buku lagi sesudah lebih dari 2 tahun tidak membaca buku di luar
buku pelajaran sekolah. Novel The Exorcist terbit pertama kali tahun 1971 dan
langsung menjadi buku laris versi The new York Times. Hal ini lah yang membuat
saya (dulu) tertarik membeli bukunya. Keberhasilan novel ini membuatnya
diangkat menjadi film di tahun 1973.
Langsung saja, saya ingin membahas buku yang menceritakan tentang novel pengusiran setan yang terjadi pada Regan Macneil, gadis berusia 12 tahun dengan setting di Amerika di tahun 1940an. Si tokoh utama yaitu Chris Maceil merupakan seorang artis dengan status janda beranak satu yaitu Regan dan dia tinggal bersama dua pembantunya, sepasang suami istri Karl dan Willie Engstrom serta sekretarisnya, yaitu Sharon.
Regan
diceritakan mulai mengalami hal-hal aneh, mulai mendengar suara suara, ketukan
ketukan di pintu, nilai matematikanya yang cenderung merosot juga adanya teman
kayalan, yaitu kapten Howdy. Awalnya Si Chris ini tidak terlalu ambil pusing.
Apalagi menurut dokter anak, itu semacam gangguan kepribadian aja, tapi makin
lama makin parah gangguannya, sehingga dia dirujuk ke Dr. Saraf. Di sana ,
dokter saraf pun tidak bisa menjelaskan fenomena fenomena aneh dengan jawaban yang memuaskan setelah
melakukan serangkaian tes kejiwaan dan klinis hingga pada suatu titik dia di diarahkan
untuk menemui Pastor Kassar.
Sang pastor
sendiri merupakan pastor dari Yesuit tapi juga merangkap sebagai psikiater. Dia
berusaha menjawab semua fenomena yang terjadi pada diri Regan dengan kacamata
ilmiah. Mulai dari perubahan suara pada diri Regan, ekspresi wajah, cara bicara
Regan yang kadang seperti orang dewasa, dirinya yang bisa naik turun dari
tempat tidurnya, hingga kata kata cabul yang terus menerus dikatakan Regan
kepada orang lain. Namun, Ibunya, chris, merasa ada sesuatu yang tidak bisa di
dijelaskan terkait kondisi putrinya , walau dia sendiri adalah seorang atheis.
Situasi menjadi
semakin rumit kala teman Chris yang juga seorang sutradara, Burke Denning,
meninggal terjatuh dari anak tangga dekat rumah chris dengan posisi kepala
terputar 180 derajat. Hal yang sukar terjadi pada diri manusia kalau bukan
karena suatu pembunuhan dengan seseorang yang memiliki kekuatan yang luar
biasa. Tapi bukti bukti yang ditemukan
oleh William Kinderman, sang detektif pembunuhan, mengarah kepada Regan, gadis
cilik yang secara logika susah untuk melakukan hal tersebut.
Hingga pada
suatu titik , Pastor Damien Karras mengambil keputusan bahwa yang dihadapi
memang roh jahat dan diperlukan pengusiran roh jahat alias eksorsist. Pihak Novisial
gereja mengambil keputusan untuk mengirim Merrin membantu Karras mengusir Roh
jahat yang ada dalam diri Regan. Merrin adalah pastor tua yang memiliki
pengalaman dalam pengusiran roh jahat walau dulu hampir merenggut nyawanya.
Membaca
novel ini memang ada beberapa point yang aku pertanyakan. Apakah memang
otoritas Katolik memberikan syarat yang ketat sebelum mengatakan bahwa
seseorang kerasukan roh jahat? Mengingat akusebagai pemeluk Kristen, kalau liat
pas KKR gitu, kita langung bisa tahu apakah seseorang itu kerasukan atau
stress. Begitu banyak list yang harus dipenuhi oleh Karras dalam pengamatan
terhadap Regan sebelum akhirnya mengambil keputusan mengenai Regan. Apalagi
beberapa kali Karras dengan mudah menolak adanya eksorsist, dan terus menerus
mengarahkan pada Chris untuk membawa anaknya ke Dokter jiwa. Karras sendiri memberikan
sedikit informasi bagaimana otoritas gereja mengatakan bahwa berbagai kasus
kasus di masa lampau tahun 1500an, yang dianggap sebagai kerasukkan sebenarnya
membutuhkan bantuan dokter bukan pastor.
Pastor
Karras sendiri adalah orang yang secara kejiwaan bermasalah dalam hidupnya. Dia
terus menerus merasa bersalah karena menjadi pastor dan meninggalkan ibunya
sendirian dalam kemiskinan dan akhirnya meninggal dunia. Perasaan bersalah yang memengaruhi kejiwaan sehingga
sangat berbahaya bagi greja apabila membiarkan dirinya sendirian mengatasi
masalah kerasukan Regan.
Kehadiran
Kinderman sebagai detektif pembunuhan awalnya mengarahkan saya adanya ritual
okultisme terkait dengan kerasukannya Regan dan tewasnya Dennings . Namun,
sampai akhir buku, aku tidak bisa menemukan keterkaitan ritual Misa Hitam
dengan kasus Regan. Padahal di awal awal, Pembahasan mengenai ritual Misa
Hitam yang dilakukan oleh oknum-oknum pastor
Katolik sangat kuat. Entahlah, aku merasa secara tersirat Karras terlibat
dengan ritual ini mengingat kekecewaannya terhadap gereja dan dirinya sendiri
dalam kehidupan pribadinya.
Kemudian
aku bertanya, bagaimana roh jahat bisa di usir dari tubuh seseorang kalau
dirinya sendiri tidak percaya akan adanya TUhan? Mau tidak mau pedapat
pribadiku masuk. Dalam imanku, begitu seseorang dilepaskan dari roh jahat, agar
roh itu tidak kembali lagi ke tubuhnya, maka dalam dirinya harus diisi oleh hal
lain, yaitu Tuhan Allah. Kalau tidak diisi oleh otoritas lain, maka roh jahat
akan kembali lagi. Sementara Chris adalah ateis dan dia tidak mengajarkan agama
pada Anaknya, dan menentang Sharon membicarakan agama terhadap Regan.
Diluar
kritikan yang aku utarakan, untuk suatu hiburan bacaan, maka novel ini cukup
menghibur dan layak dibaca kok. Sifatnya juga ringan. Akhir kata, selamat
membaca
No comments:
Post a Comment