Judul buku . : 5 matahari
Peenulis :
Budi S. Tanuwibowo
Penerbit :
PT. Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Tahun terbit :
2010
Jumlah halaman :
185 halaman
Lima matahari, kenapa judul buku ini seperti itu. Itu
membuat saya penasaran dan akhirnya saya meminjam buku ini di perpustakaan.
Buku ini berisi banyak cerita yang membawa dan menuntun kitan untuk menjadi
lebih bijak setiap hari. Bukan tanpa alasan kalau 5 matahari yang dipilih
sebagai judul buku ini.
Lima matahari mengajarkan bahwa kita membutuhkan lima hal
dalam kehidupan yaitu matahari itu sendiri, zhi/kearifan dan kebijaksanaan, ren/ cinta
kasih, yong atau keberanian serta ilmu pengetahuan. Buku ini dsampaikan dengan
bahasa yang mudah dpahami dengan tokoh tokoh yang menarik, mulai dari guru dan
muridnya, putra mahkota dan gurunya, tiga tokoh biru merah dan kuning dimana
biru yang menjadi tokoh bijaknya.
Ada banyak kisah selain 5 matahari ini yang bisa menjadi
perenungan kita dan membuat kita belajar banyak hal. Misalnya telepon dari
Tuhan yang menceritakan seseorang yang sangat jahat pada banyak orang tapi
dimata keluarganya dia bagaikan malaikat dimana akhir hidupnya dia justru masuk
surga. Hal itu dikarenakan keluarganya terus menerus mendoakan ayahnya agar
masuk surge. Pelajaran yang dapat kita petik dari kisah ini agar kita juga
membiasakan diri mendoakan orangtua kita, karena siapa tahu dengan kebaikan
yang diberikan pada kita maka pintu surge justru dbukakan walau dimata banyak
orang , orangtua kita justru orang yang sangat jahat.
Atau bagaimana memandang pria dan wanita dalam kisah
sepasang sayap kehidupan. Bahwa pria dan wanita ibarat sepasang sayap yang
tidak dapat berdiri sendiri, tapi saling membutuhkan agar bisa terbang maka
proses diskriminasi tidak diijinkan. Bisa jadi justru pria wanita diciptakan
agar pria dan wanita saling melengkapi satu sama lain.
Ada lagi kisah sepasang sepatu yang selalu rebut dan iri,
namun akhirnya bisa saling menyadari bahwa mereka adalah pasangan yang tidak
akan berguna kala hanya satu saja yang ada. Seperti dalam hidup kita, maka kita
belajar dalam organisasi tim harus bekerjasama dengan baik dan tidak ada yang
lebih dari yang lain karena semua sama memiliki tugasnya masing-masing. Hal ini
juga berkait dengan kisah lain memperkuat mata rantai yang lemah dimana mata rantai yang lemah adalah perempuan, maka
sudah seharusnya perempuan itu diberdayakan agar pada akhirnya negara menjadi
kuat, karena keberlangsungan ranta tidak ditentukan mata rantai yang kuat tapi
justru yang paling lemah.
Atau bagaimana kita harus berhati hati dengan pengabian
yangberlebih seperti dalam kisah putra mahkota yang dibantu orang orang
kepercayaannya, tapi pengabdian mereka yang sangat berlebihan sampai
mengorbankan keluarga, dan tanpa asal usul yang jelas dengan tanpa ada ras
abersalah, maka justru harus diwaspadai karena pengabdian yang terlalu berlebih
sampai engobrnana keluarga sendiri justru akan menyerang kita di saaat kita
terlena.
Ada lagi kisah tentang pedestrian. Memangnya penting ya
pedestrian sang putra mahkota diberikan wejangan oleh gurunya bahwa di
negaranya wajib dibangun pedestrian karena itu member banyak keuntungan. Adanya
jalan khusus untuk pejalan kaki menunjukkan bahwa negara juga berpihak pada
seluruh warganya. Selain itu adanya pedestrian juga akan membuat adanya
keindahan dan kesejukan di sepanjang jalan, dan karena masyarakat sudah
terbiasa jalan kaki maka mereka juga akan lebih banyak berinteraksi satu dengan
yang lain. Adanya jalan khusus jalan kaki juga mengakibatkan wisatawan tertarik
untuk jalan jalan ke negara tersebut. Bayangkan kalau pedestrian tidak ada,
bagaimana wisatawan bisa jalan jalan mengelilingi kota ? tidak mungkin mereka
selalu naik kereta atau alat transportasi dalam keliling kota. Masyarakat yang
terbiasa berjalan setidaknya juga mengurangi penggunaan sarana transportasi
yang pada akhirnya mengurangi polusi.
Masih ada lagi kisah tentang usaha perjuangan yang dilakukan
oleh dua keluarga dalam judul memandikan dan menyembelih kerbau. Da keluarga
yang sama sama kaya raya namun memiliki cara pandang yang berbeda dalam
melakukan suksesi perusahaan dan berdampak pada usahanya. Keluarga satu , semua
anak anaknya disekolahkan sangat tinggi sampai keluar negeri dan begitu lulus
langsung diminta mengisi posisi di perusahaan, sementara keluarga lain
membiarkan anak anaknya bekerja di perusahaan lain selama lima tahun dan baru
bekerja di perusahaan keluarga setelah lima tahun, itupun mereka harus
merangkak dari bawah. Dan pada akhirnya justru perusahaan milik keluarga A
menyusut drastic sementara perusahaan keluarga B terus berkembang. Kisah ini
mengajarkan agar anak tidak langsung menurusi perusahaan sendiri dan diposisi
penting karena mereka belum memiliki pengalaman dan hanya kuat secara teori
sementara antara realita dengan teori bisa sangat berbeda, selain itu mereka
belum teruji secara mental dan berada dalam zona nyaman, sangat berbeda dengan
anak anak dari keluarga lain yang telah teruji mentalnya di perusahaan lain.
Bagaimana dengan masalah pluralitas yang menjadi masalah
seperti di Indonesia. Dalam kisah kamar ketujuh inilah kita mendapatkan
jawabannya, lima sahabat yang sudah selalu bersama sejak kecil hingga mati dan
mereka berkumpul di surge kecuali satu sahabat yang ada di kamar lain dan tidak
bersama mereka karena satu orang itu juga juga tinggal di surga berkumpul
dengan teman teman yang satu agamanya, karena mereka tidak mungkin disatukan,
mengingat teman temannya pasti akan kaget bahwa mereka yang mengatakan bahwa
agamanya yang benar dan agama lain salah serta pasti masuk surga ternyata tidak
seperti itu. Bukankah kita juga seperti
itu, kita sering berteriak kafir kafir kafir dan menganggap pemeluk agama lain
pasti kelak akan masuk neraka dan kita masuk surge apdahal bisa jadi sebaliknya
kita tidak tahu itu.
Bagamana dengan kran demokrasi yang ada di Indonesia? Begitu
banyak orang yang bersuara dan kegaduhan muncul. Ini seperti muncul dalam kisah
berjudul kata-kata dan empat ekor kuda. Bagi masyarakat yang sudah terbiasa di
tempat sunyi pasti akan kaget saat berada di daerah yang ramai, begitu juga
sebaliknya dengan masyarakat yang biasa d tempat yang ramai pasti akan kaget
dengan daerah sepi. Ibarat bayi yang baru bisa ngomong maka mereka akan menjad
cerewet dan terus bersuara karena negeri kita yang baru lepas dari tirani serta
pintu demokrasi terbuka lebar maka semua orang menjadi merasa bebas bersuara
sebebas bebasnya yang justru akan membuat gaduh dan stress. Butuh waktu bagi
masyarakat kita untuk bisa mengerem segala yang dikatakannya.
Ada kisah yang dituturkan si biru, kuning dan merah mengenai
siapa yang lebih dalam permainan barongsai, apakah pemain depan, belakang atau
justru pemain music. Tidak diduga yang terpenting adalah pemain music, karena
pemain depan ibarat pemimpin negara/perusahaan, pemain belakang ibarat pengikut
atau menteri menterinya, dan pemain music ibarat hukum, undang undang dan
rakyat atau AD/ART. Bahwa kita harus belajar diatas semua itu, hukum/konstitusi
merupakan hal terpenting dalam menegakkan aturan, bukan presiden atau menteri,
atau direktur.
Bagaimana dengan proses untuk belajar sesuai tingkatan kita?
Dalam kisah burung Hua Mei yang bersiul nyaring, sang putra mahkota membawa
burungnya untuk diadu dengan burung milik gurunya. Peringatan sang guru agar
jangan diadu tidak digubris, dan begitu burung hua mei berkicau setelah
mendengar kicauan milik putra mahkota dengan segera burung milik putra makhota
menjadi sangat penakut, bahkan kicauan itu tidak berhenti sampai burung milik putra mahkota dibawa
pergi. Pelajaran yang dapat dipetik adalah bahwa setiap individu memiliki
kapasitas masingmasing sehingga saat ditandingkan haruslah mengetahui kekuatan
lawan karena jika tidak maka bisa sangat depresi dan kehilangan motivasi apapun
karena sudah kalah mental. Ibarat kemampuannya baru sebatas tingkat RT, maka ya
harus bertanding level RT, jangan langsung level kota karena apabila kalah,
maka bisa jadi indiviu sudah kapok untuk ikutan bertanding lagi.
Buku ini bagi saya pribadi sangat bagus dan layak untuk
dibaca. Pengalaman penulis yang memang keturunan tionghoa dan tergabung dengan
berbagai organisasi tionghoa seperti organisasi PERMATA, PSMTI, Persobarin dll
tentu saja membuat semua karya karya ini juga sangat dipengaruhi oleh budaya
tionghoa. Walau begitu, semua kisah ini sangat relevan untuk kita di berbagai
negara manapun karena tema temanya sangat universal, akhir kata selamat
membaca.
No comments:
Post a Comment