JUDUL BUKU :
Selene, Putri Sang Cleopatra
Pengarang :
Michele Moran
Penerbit :
Esensi Erlangga Grup
Tebal buku :
499 halaman
Tahun terbit :
November 2009
akhirnya
selesai juga mengedit tulisan novel ini seelah sebelumnya membuat
tulisan mengenai perang paregrek. Novel ini menceritakan sosok selene,
putrid sang
Cleopatra. Sangat berbeda dengan novel sebelumnya yaitu nefertari dan
Nefertiti, maka novel ini tidak menjadikan tokoh Selene sebagai sosok
yang
berkuasa, tapi sebagai sosok yang dianggap sebagai tamu romawi (tapi
bagi
Selene mereka adalah tawanan)
Kisah
diawali di Aleksandria dimana Markus Antonius mengalami kekalahan dari pasukan
romawi, Ratu Cleopatra yang mengetahui hal itu tidak sudi menjadi tawanan dan
akhirnya mati bunuh diri dengan digigit ular. Seluruh harta kerajaan dirampas
oleh pasukan romawi, termasuk cincin dari makam aleksander yang agung.
Selene
bersama Saudara kembarnya, aleksander dan adiknya ptolemeus akhirnya dibawa
menuju ke Roma untuk dihadirkan dalam perayaan kemenangan Oktavianus. Selama di
perjalanan , ptolemeus akhirnya mati karena sakit. Jenasahnya di buang ke laut
dan hanya menyisakan aleksander serta Selene.
Di
Romawi, mereka mengikuti arak arakan kemenangan Oktavianus sekaligus tinggal di
rumah oktavia di Palatina yang merupakan
saudara oktavianus sekaligus mantan istri markus Antonius. Disana mereka
menikmati kemewahan romawi. Selama di Roma mereka banyak belajar agar menjadi
berguna untuk oktavianus karena orang orang yang tidak berguna bagi oktavianus
akan disingkirkan.
Selene
akhirnya jatuh cinta dengan Marcellus , anak dari Oktavia, sementara Aleksander
menyukai Lucius, anak dari Vitrvius. Novel ini menjelaskan bagamana masa itu
perbudakan adalah hal yang sangat lumrah, para tawanan perang seperti orang
galia dijadikan budak dan mereka seperti tidak ada harganya. Ada kasus dimana kesalahan
satu budak yang membunuh tuannya maka seluruh budak dijadikan pihak yang salah
dan harus dihukum mati.
Praktik ketidak adilan ini membuat banyak yang tidak sukad
engan perbudakan dan berusaha untuk menghapuskannya, yang salah satunya adalah
gerombolan elangmerah. Pemberontak yang
dianggap memiliki akses ke palatine dan merupakan kaum patrician yang dianggap
peduli dengan nasib para budak.
Selene sendiri sangat peduli dengan nasib budak karena
merasa bahwa dirinya juga merupakan tawanan perang yang bisa diperlakukan
menurut oktavianus, dan nasibnya serta aleksander akan ditentukan pada saat
mereka berusia 15 tahun, akan dinikahkan atau justru akan disingkirkan jika
dianggap berbahaya oleh oktavianus kecuali kalau mereka menjadi orang yang
berguna bagi romawi.
Selene dengan segera berusa belajar dan mengembangkan
kemampuannya dalam hal melukis dan merancang bangunan dengan berguru pada
master Vitruvius, karena dia masig punya impian untuk kembali ke Mesir dan
membangun kembali kerajaannya.
Dan akhirnya kisah politik membuat dua bersaudara ini
mengalami nasib yang berbeda, karena laki laki dianggap sebagai ancaman,
sementara sang perempuan akan dinikahkan dengan orang sesuka hati sang kaisar.
Membaca novel ini menambah wawasan tentang romawi zaman
dulu, baik dengan suasana kota, lengkap dengan segala perbudakannya. Sang
pengarang mampu membawa pembaca kezaman
itu. Lengkap dengan istilah istilah asing di telingaa saya yang untungnya ada glorasium di bagian
belakang buku untuk menjelaskan kata kata tersebut. Selamat membaca.
No comments:
Post a Comment