Pertama kali lihat covernya saya tidak tertarik untuk melihatnya, namun setelah melihat
banyak review yang positif mengenai film ini maka saya putuskan untuk menonton
film ini hari selasa 26 November yang lalu.
Film ini
merupakan film yang berdasarkan kisah nyata. Adegan pertama kita langsung
disuguhi oleh balapan motor yang dilakukan oleh Shelby (pemenang balapan Le
Mans , France) di Lemans tahun 1959 yang mampu
bikin saya takjub. Shelby harus mengakhiri karir balapan karena masalah
kesehatan. Adegan berikutnya adalah
bagaimana Henry Ford menghentikan kerja pembuatan produk mobil di
pabriknya dan dengan lantang menantang para pegawainya, kalau mereka memiliki
ide ide baru tentang pekerjaan maka mereka akan kembali bekerja di sana, tapi
jika tidak memiliki ide –ide baru maka mereka akan dirumahkan. Ford akhirnya
bekerjasama dengan Shelby dan Ken Milles untuk mencipatakan motor balap baru
yang bisa menandingi Ferarri saat itu di Balapan Le Mans.
Hal ini
dilatarbelakangi dengan menolaknya Ferarri untuk menjadi bagian dari Ford.
Apalagi ada ucapan dari Enzo Ferarri yang dianggap meremehkan Ford, bahwa
dirinya bukan Henry Ford, melainkan Henry Ford II. Secara tersirat Enzo
mengatakan bahwa Henry tidak memiliki kemampuan yang sama handalnya dengan
leluhurnya. Hmmm, saya pribadi juga tidak akan nyaman saat saya dianggap tidak
sehebat oleh leluhur saya. Hal yang akhirnya memicu Henry Ford untuk berusaha
mengembangkan mobil terbaik untuk mengalahkan Ferarri berapapun uang yang harus
dipersiapkan.
Bagi saya
yang sangat menyukai film berdasar kisah nyata, maka film ini secara kualitas
sangat bagus. Bagaimana persahabatan antara Miles dan Shelby tercipta dengan
baik. Adegan yang lucu namun sangat bermakna bagi saya adalah saat mereka
berdua berkelahi dan Mollie, istri Miles, hanya keluar dari rumah, mengambil
kursi dan melihat perkelahian sambil baca majalah. Saya menyukai adegan itu.
Adegan yang
sangat menyesakkan dada dan membuat saya memaki –maki adalah saat Miles harus
melepas egonya dengan memperlambat mobilnya agar bisa masuk finish bersama sama
dengan dua rekan setimnya karena permintaan si bos Ford dari bisikan anak
buahnya yang sejak awal tidak menyukai Miles.
Apa yang akan anda rasakan, saat anda seharusnya jadi juara 1 tapi
akhirnya hilang begitu saja. Begitu menyesakkan banget saya melihatnya.
Dari situ
saya berpikir, mungkin karena kita adalah orang biasa yang harus mengikuti
keinginan pemilik modal maka idealisme yang kita jaga akhirnya harus hilang,
sama seperti idealisme dari Miles maupun Shelby yang ingin juara 1 akhirnya
harus gagal karena tekanan dari pihak pemilik modal alias ford.
Saya suka
pernak-perniknya dari film ini, benar benar mencerminkan situasi tahun 60an,
baik dari pakaian, music, perabotan rumah hingga tatanan rambut. Sangat berbeda
dengan film film Indonesia yang mencoba untuk membuat film dengan setting tahun
lampau tapi masih banyak bolong sana sini.
Menonton
film ini, orang awam yang tidak memahami dunia otomotifpun juga bakal memahami
situasi tentang balapan le Mans. Membaca berbagai review sih, kayaknya film ini
punya peluang besar untuk menembus Oscar. Akting Matt damon sebagai Shelby dan
Christian Bale yang menyebalkan sebagai Ken Miles ok punya. Akting Josh Lucas
sebagai anak buah Ford yang pandai menjilat si bos juga bakal membat kita
geregetan dan pengen mukul mukanya saja saking menyebalkan. Akting Caitriona
Balfe juga cukup bagus sebagai Molie Miles. Aku suka saat dia pertama muncul
seperti gaya yang sangat menggoda, namun di sisi lain adalah wanita yang sangat
kuat yang mampu menaklukkan suaminya
yang urakan . Jack Mangold sukses
membuat film ini menjadikan film ini layak diperhitungkan. Sungguh sangat
disayangkan kalau anda melewatkan film ini begitu saja.
No comments:
Post a Comment