Judul buku :
Bencana Sekolah
Penulis : Jodee Blanco
Penerbit :
PT Pustaka Alvabet
Tahun terbit :
Cetakan 1, Mei 2013
Jumlah halaman :
352 halaman
Apakah anda
pernah dibully dan tidak dianggap dalam pergaulan sewaktu masih remaja dulu? Membaca
sekilas tentang isi buku ini mengingatkan saya akan masa kecil soalnya sehingga
saya ingin langsung membacanya waktu menemukannya di perpustakaan Propinsi DIY.
Buku ini ditulis oleh Jodee yang pernah merasakan langsung bagaimana dia
mendapatkan perlakuan bully oleh teman temannya, sejak masih SD hingga dia SMA.
Jodee yang awalnya merupakan anak populer sewaktu SD katolik
Holy Ascensionberubah drastic menjadi siswa yang tidak populer. Itu hanya
karena keputusannya terlibat sebagai sukarelawan di kelas khusus anak anak tuna
rungu di sekolahnya membuat dia mulai dijauhi oleh teman. Saat dia mulai bisa
kembali masuk dalam suatu kelompok, dia kembali terlempar hanya karena tidak
mau melakukan kenakalan seperti layaknya anak anak dalam kelompok itu. Akhirnya
orangtuanya memindahkannya ke Morgan Hills dan dia menemukan teman teman baru
dan berharap bisa melupakan kenangan buruk di sekolah sebelumnya. Satu titik
balik dia bisa kembali menjadi anak populer saat bergabung dengan kelompok anak
populer tapi hancur seketika karena dia
mengadukan peristiwa yang mengarah ke hubungan seks dalam kelompok itu saat
merek melakukan suatu pesta khusus kelompok itu kepada orangtuanya yang membuat
dia akhirnya tersingkir dalam pergaulan.
Akhirnya dia pindah dari Morgan hill menuju SMP northwest tapi
hasilnya juga sama saja hanya karena dia tidak mau melakukan tindakan seperti
kenakalan remaja dalam kelompoknya maka dia diasingkan dan diperlakukan dengan
tidak semena mena. Bahkan kebenciannya memuncak menjadi ingin bunuh diri
setelah dia mengikuti lomba monolog dan disitu ada Dara, anak gadis di
sekolahnya dulu di Morgan Hills yang juga menjadi pelaku bullying kepadanya
justru lolos ke final. Rasa frustasi hingga ada masalah kejiwaan dan akhirnya
membuat orangtua Jodee membawanya berlibur ke Santorini Yunani untuk
mengembalikan semangatnya.
Selama di SMA Samuels perlakuan sangat buruk terjadi padanya, apalagi dia
terlibat sebagai sukarelawan dalam anak anak khusus yang idiot, bahkan
protesnya terhadap seorang guru yang menghina
anak anak khusus tersebut semakin membuatnya dibully tidak mendapat
dukungan dari hampir semua guru. Padahal sang guru sendiri juga cacat fisiknya.Pada
akhirnya di berteman dengan annie yang member kekuatan dan kelompok yang
membuatnya nyaman bahwa dia tidak sendiri.
Membaca buku ini sangat mengaduk emosi, bagaimana kenakalan
anak anak dianggap sebagai sebuah kenakalan, tanpa melihat dampak bagi korban
bullying sementara bagi pelaku, mereka bersikap seolah olah itu perlakuan yang
biasa biasa saja. Hanya saja yang perlu digaris bawahi bahwa system social di Amerika sangat berbeda
dengan Indonesia. Di Indonesia, bisa jadi seorang anak akan memiliki
kelompoknya tapi dia tetap bergaul baik dengan teman teman yang lain,s ementara
di amerika sepertinya semua akan berkelompok dan berusaha agar menuruti aturan
dalam kelompok, karena saat melanggar aturan kelompok maka dia tidak hanya
dikeluarkan tapi jugakelompok populer akan berusaha menghasut anak anak lain
untuk juga membenci korban dan menjadi musuh yang sangat mengganggu.
Tidak ada hal yang baik yang dilakukan karena perilaku baik
Jodee yang ingin terlibat dalam kelas khusus anak anak berkebutuhan khusus
justru membuat dia menjadi sasaran cemooh, tidak hanya kasar secara verbal tapi
juga secara fisik. Hal ini diperparah dengan kondisi tubuh Jodee yang mengalami
perbedaan dimana salah satu payudaranya tidak tumbuh normal yang itu menjadi
sasaran bullying dari teman temannya.
Alam setiap sekolah, anak anak populer yang keren akan
berusaha untuk mencari mangsa yang terlihat lemah dan tidak bisa melawan,
celakanya jodee juga tidak ingin melawan karena dalam keluarganya selalu
ditanamkan bahwa lebih baik menghindar daripada melawan, cara berpikir orang
dewasa yang tidak cocok dengan cara berpikir anak remaja karena semakin diam
maka semakin orang akan suka membully karena merasa tidak mendapat perlawanan.
Ada banyak cara agar anak terhindar dari kasus bullying di
sekolah, mulai dari mengikuti kelompok anak keren atau justru bertindak seprti
anak berandalan, seperti yang dilakukan Annie, walau dia tidak punya teman di
sekolah tapi dia juga tidak mengalami gangguan karena penampilannya yang
sungguh menakutkan dengan pakaian yang ada rantai dan juga tato. Begitu juga
Dave teman Jodee sewaktu SD yang dulu juga menjadi sasaran Bully mengubah
caraberpakaiannya seperti anak punk.
Dengan membaca buku ini menyadarkan pentingnya betapa
berbahaya bullying bagi perkembangan jiwa seorang korban di kemudian hari. Dendam
dan amarah, ketakutan yang selalu melanda karena perlakuan yang tidak manusiawi
akan terus diingat seumur hidupnya. Maka penting bagi kita, orang tua dan guru
guru agar selalu mengawasi dan bertindak cepat apabila menemukan kasus seperti
ini agar tidak menjadi semakin membesar.
Buku ini sangat saya sarankan terutama bagi praktisi
pendidikan mengingat kasus bullying ini hampir semuanya terjadi di lingkungan
sekolah. Jika di jaman jodee maka guru membiarkan nya karena menganggap itu
bagian dari fase pertumbuhan seorang remaja dimana remaja harus melaluinya dan
mencari jalan keluarnya agar bisa diterima dalam kelompok, tapi kita tahu bahwa itu tidak benar. Akhir kata selamat
membaca.
No comments:
Post a Comment