Pengarang : Dale Carnegie
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Tahun terbit : 2004
Tebal buku : 272 halaman
Setelah hampir setahun akhirnya
kembali menemukan buku ini, buku karya Dale Carnegie. Saya piker bukunya akan
berbeda dengan buku yang pernah say abaca karena kovernya berbeda, tapi setelah
say abaca, ternyata sama dengan yangsaya baca. Apakah saya bosan dan menyesal?
Justru tidak, karena buku ini merupakan buku yang wajib di baca bagi kita yang
ingin berhasil dalam berinteraksi dengan orang. Berbagai tips tips ini tidak
akan bisa dihafalkan dengan baik, seringkali kita harus mngulang ulang bagian
bagian tertentu agar lebih efektif diterapkan setiap waktu.
Buku ini berisi empat bagian, bagian
pertama membahas tujuh cara untuk memperoleh kedamaian dan kebahagiaan. Apa
saja itu? Sebenarnya tidak ada cara yang baru, tapi kadang kala orang selalu
lupa dengan hal hal yang sepele, misalnya sudahkah kita bersyukur dengan apa
yang kita miliki seringkali kita justru focus dengan apa yang blum dan tidak
kita miliki. Kenapa kita tidak mencoba untuk memperhitungkan semua anugerah
yang kita terima dan mengabaikan kesukaran yang kita miliki? Atau aseringkali
kita justru sibuk ingin menjadi seperti orang lain. Setiap kita adalah unik,
maka lebih baik tidak usah kita meniru orang lain, tetapi mari kita temukan
yang terbaik bagi kita dan jadilah diri kita sendiri.
Apa anda selalu cemas dan kelelahan?
Mungkin kit aharus melakukan kebiasan kebiasan kerja yang efektif, ada empat
kebiasaan yang bisa kita lakukan, misalny menyingkirkan semua kertas dari meja
kita selain yang sedang digarap. Kenapa hal ini penting, karena saat melihat
berbagai tumpukan kertas kita justtru menjadi drop dan malas serta cemas, maka
saat ada pekerjaan maka harus segera diselesaikan dan dpindahkan ke tempat lain
agar meja kita selalu bersih. Kemudian kebiasan yang baik adalah mengerjakan
khal hal menurut urutan kepentingannya. Dengan mengerjakan apa yang terpeting
dulu maka tidak akan membuat kita stress, kebiasaan yang baik berikutnya adalah
kalau ada masalah , segera putuskan berdasarkan fakta yang diperlukan dan
jangan menunda keputusan. Hal ini dilakukan agar tidak semakin banyak masalah
atau pekerjaan hanya karena kita ragu dalam mengambil keputusan. Kebiasaan
kerja baik yang terakhir adalah belajar mengorganisasi , mewakilkan dan
menyelia. Apa maksudnya? Karena untuk mengurangi rasa stress. Orang yang tidak
belajar mengorganisasi dan mewakilkan kemungkinan terkena sakit jantung akan
sangat tinggi dibanding kalau dia belajar untuk mewakilkan. Mungkin memang kita
kurang percaya pada orang lain, tapi itulah pentingnya kita untuk belajar
percaya pada orang.
Hal berikutnya bagaimana menghindari
kelelahan. Maka jalan satu satunya adalah dengan bersikap rileks dan jangan
tegang sewaktu bekerja. Saat situasi kerja sudah mulai menegangkan karena
tekanan tinggi, mungkin ada baiknya kita membuat rileks badan, sekedar
menggerakkan badan atau berdiam diri sejenak seperti orang meditasi adalah hal
yang bagus untuk dilakukan. Kebiasaan yang lain yaitu kita harus bekerja dengan
antusias. Bagaimana caranya? Kita harus melakukan hal hal yang tidak
membosankan , karena kelelahan secara mental justru lebih berbahaya dari
kelelahan fisik, saat kebosanan sudah melanda maka akan memengaruhi fisik,
apalagi kalau dilakukan dengan terus menerus dan dengan cara yang sama, mungkin
kita harus melakukan dengan cara yang berbeda atau dengan alasan alasan yang
membuat kita bersemangat kenapa kita harus bekerja.
Kemudian bagaimana kita sedang terkena
cobaan kritik yang tidak adail? Maka kita harus mempercayai bahwa kritik yang
tidak benar kerapkali adalah pujian yag tersembunyi . kita perlu mengingat
bahwa tidak seorang pun yang akan menendang mereka yang ada di bawah. Semakin tinggi
posisi kita kita akan semakin rentan terhadap kritik. Maka yang terpenting
adalah kita mengerjakan tugas dengan sebaik baiknya dan menyiapkan payung agar
badan kita tidak basah karena hujan kritik. Maksudnya adalah kita akan tetap
mendapatkan kritik, baik melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu, jadi
lebih baik tetap maju dan menyiapkan mental terhadap semua itu.
Bagian kedua adalah teknik dasar dalam menghadapi orang. Bagian ini
terdiri dari lima bab, bab pertama menjelaskan bagaimana kita harus menghindari
kritik terhadap orang lain. Jangan mengkritik, mengeluh atau menghukum. Semua orang
akan cenderung membela dirinya dari kritik walau memang dirinya salah dan itu
tidak akan membawa manfaat. Ebih baik kita melihat dari sisi lain dan
mengungkapkan ketidaksetujuan kita dengan cara lain.
Hal berikutnya berikanlah
penghargaan yang tulus dan murni. Namun kita harus bisa membedakan mana itu
memuji dan menjilat, karena yangdimaksud adalah menghargai dengan benar, bukan
sekedar menjilat saja karena tidak ada maknanya sama sekali.
Bab berikutnya adalah bagaimana
membangkitkan keinginan yang menyala nyala dalam diri orang lain. Orng akan
tertarik akan sesuatu tentang dirinya sendiri, bukan apa yang kita inginkan
melainkan apa yang orang inginkan, misalnya daripada kita sibuk menyuruh anak
kit amelakukan ini itu karena keinginan kita, lebih baik menyuruhnya melakukan
hal yang sama karena tujuan akhirnya adalah dari keinginan anak itu sendiri.
Bab berikutnya adalah member perhatian
yang tulus kepada orang lain, hampir sama dengan bab sebelumnya, lebih baik
kita berfokus pada apa yang orang lain butuhkan daripada apa yang kita
butuhkan. Saaat kita mmbicarakan sesuatu yang menjadi minat orang lain maka
dengan sendirinya orang itu akan tertarik dengan diri kita, daripada sibuk
menjual asuransi karena menurut kita itu yang baik bagi orang, maka lebih baik
menjual asuransi karena orang memang membutuhkannya.
Buatlah agar orang lain merasa
penting dan lakukanlah itu dengan tulus. Daripada sibuk meremehkan orang lain
lebih baik kita menaikkan ego orang lain dengan membuat dirinya penting, tentu
saja dengan cara yang tepat bukan memuji secara kosong belaka.memuji aktivitas
dia atau kemampuan dia dalam sesuatu.
Bagian ketiga berisi cara menarik kawan pada cara berpikir anda,
yang terdri dari lima bab , yaitu hargailah pendapat orang lain dan jangan
pernah berkata “kau keliru” pada orang lain, diikuti dengan cara mulaiah dengan
cara bersahabat. Saat berbicara dengan musuh maka kita lebih baik tidak
konfrontatif tapi bagaimana mengambil hati orang lain karena saat terjadi
prtentangan maka pendapat bisa tidak memaka logika karena yang dihadapi adalah
perasaan. Cara berikutnya adalah ajaklah orang lain berkata “ya, ya” sekarang
juga, artinya kita harus bisa memutar dan mengumpulkan pertanyataan pertanyaan
yang menggiring lawan kita untuk menjawab ya dan ya sehingga pertanyaan itu
kemudian mengarah pada apa yang kita inginkan dari orang itu sebenarnya. Sementara agar bisa bekerja sama dengan rang
lain ,maka biarlah kita membiarkan orang merasa bahwa itu gagasannya walau
sebenarnya itu bukan gagasannya melainkan gagasan kita, tapi tujuan kita adalah
untuk mendapatkan bantuan dan kerjasama bukan untuk diakui kalau kita lebih
baik, maka berani tidak kita merendahkan ego kita demi terciptanya suatu
kerjasama yang baik? Dan yang terakhir dari bagian ini adalah menyentuh motif
motif yang lebih luhur dari orang lain.
Bagian keempat adalah bagaimana
mengubah orang tanpa menimbulkan perlawanan atau sakit hati. Bagian ini terdiri
dari empat bab, yaitu untuk membetulkan kesalahan orang lain adalah dengan
memintakan perhtian secara tidak langsung pada kesalahan orang. . hindari menggunakan
kata tetapi, karena itu seperti pembohongan tapi lebih baik mnggunakan kata
dan, misalnya daripada menggunakan nilai kamu bagus tapi tidak mencapai target
lebih baik mengatakan nila kamu bagus dan akan semakin bagus lagi kalau kamu
makin giat, misalnya. Kemudian bab berikutnya menjelaskan bagaiaman seorang
pemimpin yang baik mengikuti prinsip ini yaitu utarakan kesalahan sendiri dulu
sebelum mengkritik orang lain. Mungkin dengan memuji apa yang menjadi kelebihan
orang dan yang menjadi kelemahan kita misalnya. Brikutnya seorang pemimpin yang
efektif akan mengajukan pertanyaan alih alih memberikan perintah secara
langsung karena insting dasar manusia menyatakan bahwa tidak ada orang yang
senang diperintah. Dan bagian yang terakhir adalah bagaimana menyelamatkan muka
orang lain dan membuat seseorang merasa bangga pada dirinya sendiri.
No comments:
Post a Comment