Kali ini saya akan membahas tentang film
india tahun 2018 yang berjudul Sui Dhaaga Made In India yang disutradarai oleh
Sharat Katariya dan dibintangi Varun Dhawan sebagai Mauji serta Anushka Sharma
sebagai Mamta.
Sui Dhagaa , artinya adalah jarum dan benang dalam bahasa India. Karena tema sentralnya berkaitan dengan urusan jahit menjahit sih. Mauji merupakan seorang pria yang bekerja di sebuah toko mesin jahit. Mauji biasa diperlakukan sesuka hati demi menyenangkan bosnya, yang penting bisa tetap bekerja untuk menopang hidupnya.
Pada saat pesta pernikahan kerabat si bos, kembali
si bos memperlakukan Mauji seperti seekor anjing. Mamta yang melihatnya menjadi
sedih dan malu dengan tingkah laku suaminya. Akhirnya Mamta meminta Mauji untuk
resign dari tempatnya bekerja dan mencoba untuk menjadi entrepreneur. Mamta
melihatbakat terpendam dari Mauji yang mampu menjahit dengan sangat bagus. Keputusan
Mauji resign membuat Orangtua Mauji menjadi uring-uringan. Dengan bekal mesin
jahit usang, mereka membuka praktik di pinggir jalan.
Ibunya kemudian masuk ke rumah sakit karena
penyakit Jantung. Saat ibunya tidak nyaman menggunakan Saree selama di rumah
sakit, Maka Mamta memiliki ide untuk membuat pakaian yang dapat dikenakan
mertuanya selama di rumah sakit. Dari bahan seadanya. Kreatifitas yang dibuat
oleh Mamta dan Mauji justru membuat banyak pasien lain ingin memiliki pakaian
rumah sakit seperti Ibunya namund engan biaya yang terjangkau.
Hanya saja, mesin jahit yang biasa dipakai
untuk menjahit sudah diambil oleh tetangganya. Mamta dan Mauji dengan naik
sepeda pergi ke tempat tes gratis dari pemerintah walau berjarak 30km untuk
bsia mendapatkan mesin jahit gratis. Masalahnya tidak sampai disitu, Saat sudah
mereka sudah mendapatkan mesin jahit gratis, seorang kerabat bernama Guddu
datang menawarkan Mauji untuk ke tempat tekstilnya untuk menunjukkan hasil
rancangannya kepada pemilik pabrik dan memuat hasil rancangannya dalam jumlah
yang banyak untuk kemudian dijual lagi ke rumah sakit.
Hanya saja, Mauji dan Mamta bekerja di pabrik
tidak seperti yang mereka inginkan. Apalagi hasil desain mereka dijual dengan
harga yang sangat mahal diatas harga yang mereka tentukan.Akhirnya terjadi
perselisihan dan mereka diusir dari pabrik.
Karena tidak memiliki apa-apa, maka Mamta
nekat menyarankan Mauji untuk mengikuti kompetisi fashion dengan modal
seadanya. Berhasilkah mereka?
AKu menyarankan film ini karena banyak
bagian yang sangat menyentuh, menceritakan kehidupan masyarakat pada umumnya. Dibalik
seorang pria yang kuat terdapat wanita yang selalu mendukungnya. Hal ini
terlihat jelas dari Mauji yang selalu mendapatkan dukungan dari Istrinya. Mauji
menyadari beapa dirinya direndahkan sedemikian rupa setelah melihat istrinya
menangis melihat dirinya diperlakukan seperti anjing dalam pesta pernikahan.
Saat Mauji menunggu pelanggan di pinggir
jalan, diam-diam Mamta datang tanpa sepengeahuan mertuanya untuk membawakan
Mauji makanan. Itulah pertama kalinya mereka bisa makan berdua, karena selama
menikah mereka tidak pernah bisa berduaan. Mamta disibukkan dengan ibu
mertuanya yang sepertinya selalu menyuruhnya tanpa henti. Mamta merupakan wanita
yang cerdas namun lugu, wanita yang tidak banyak mengeluh walau pekerjaan rumah
seakan tidak pernah berhenti. Hmmm, jarang-jarang menemukan tokoh wanita yang
seperti ini lho kalau bukan di film hehehe.
Adegan mengharukan adalah saat Mauji nekat
membawa Mamta ke Tempa tes menjahit untuk mendapatkan mesin jahit dengan jarak 30
km dari tempat mereka sekarang naik sepeda onthel. Unsur dramatisnya terasa
banget. Apalagi jalanan yang dipilih adalah jalanan yang rusak lho, jalanan
naik turun. Pada satu adegan, sepeda mereka terjatuh dan jari kaki Mauji terluka
parah sehingga saat mereka sudah sampai ke tempat tes tersebut, Mauji
meninggalkan sebentar untuk mencari obat luka di ruangan sejenis UKS kalau di
sekolah.
Saat Mamta sudah sangat stress karena di
dalam ruangan tes dia tidak tahu apa yang harus diperbuat dan waktu terus
bergerak. Dia hanya bisa menangis karena memang tidak tahu cara menjahit, di
saat tulah Mauji datang dengan tertatih tatih . Berdua mereka mengejar waktu
yang tersisa untuk bisa mendapatkan mesin jahit gratis dan mereka memang
mendapatnya.
Film ini sedikit banyak menyentil kritik social
yang ada pada masyarakat India. Mulai dari fasilitas Kesehatan yang tidak
memadai, korupsi secara terselubung di rumah sakit. Hal ini ditunjukkan dengan sulitnya
ibu Mauji untuk segera mendapatkan penanganan. Atau saat Mauji menjual pakaian
buatannya ke RUmah sakit, maka mendapatkan kritikan dari Rumah sakit, karena
rumah sakit sudah bekerja sama dengan sebuah pabrik pakaian untuk menyediakan
pakaian bagi pasien rumah sakit. Pabrik tersebut melakukan segala cara untuk menggagalkan
usaha Mauji, dengan cara menyuruhnya bekerja di pabrik tersebut karena
kerabatnya juga bekerja di sana. Tapi perlahan kemudian mereka menyadari bahwa
mereka telah ditipu oleh pemilik pabrik, Harleen. Sementara itu harleen juga
tidak mau mengembalikan mesin jahitnya.
Tapi kenapa ada judul made in India? Itu gara
gara pada saat membuat pakaian, Mauji menyadari bahwa semua pakaian buatan
pabrik tersebut ditulis dengan made in China. Hal ini karena menurut pabrik,
tidak akan bisa dijual kalau menggunakan merk buatan India. Hal yang kemudian
membuat Mauji menjadi kecewa dengan pabrik tersebut. Hal yang juga menginspirasinya
untuk membuat merk nama dengan ada tulisan made in India untuk menunjukkan
kebanggaan dirinya, untuk menunjukkan bahwa mereka bisa membuat pakaian yangbaik
dan tidak harus menggunakan tulisan dari luar negeri agar pakaian mereka
menjadi laku. Ending dari film ini memang sesuai dengan harapan penonton jadi
bisa ditebak sendiri bukan, tapi proses dalam happy ending itu yang jadi perhatian
utama saya sih.
Aku suka bagian kala ayahnya merasa dirinya berguna kala menjadi peragawan
di kompetisi model. Dia selama bekerja 30 tahun di kantornya, dia hanya disepelekan,
tidak dipandang, bahkan tidak dikenal oleh bosnya. Dia bekerja hanya untuk survive
hidup. Dia yang awalnya tidak menyetujui keputusan Maujij untuk menjadi seorang
penjahit seperti kakek Mauji karena menurutnya menjadi penjahit tidak membawa
prospek yang baik untu masa depan. Tapi di akhir film dia mampu membuka
pemikirannya bahwa dia selama hidupnya untuk pertama kalinya dia mampu menjadi
dirinya sendiri, mampu diperhatikan dan dihargai oleh orang lain.
Karena film ini memang bukan film yang komersil,
maka tidak aka nada tarian dan nyanyian, kalau soundtrack tetap ada tapi sesuai
dengan bagiannya. Pokoknya film ini layak untuk ditonton deh.
No comments:
Post a Comment