Judul buku :
Gajah mada : Makar Dharmaputra
Pengarang :
Langit Kresna Hariadi
Penerbit :
Tiga Serangkai Solo
Tahun terbit :
2012
Jumlah halaman :
582 halaman
Akhirnya membaca seri Gajah mada setelah sekian lama
berusaha untuk meluangkan waktu begitu sukar karena sudah terlalu takut dengan
tebalnya novel ini. Keinginan membaca novel ini hanya karena ingin mengetahui
sejarah masa lampau yang diracik dalam bentuk fiksi, apalagi selain saya
menyukai novel fiksi sejarah saya juga pernah mengajar sejarah indonesia (walau
hanya setahun) sehingga ingin membandingkan bagaimana isi dari novel ini dengan
jalur asli versi yang resmi pemerintah. Saya selalu menyukai novel novel
kerajaan lengkap dengan berbagai intrik politik di dalamnya dalam rangka meraih
kekuasaan.
Novel ini dimulai dengan keinginan Dharmaputra Winehsuka
yang ingin merebut kekuasaan dibawah pimpinan Ra Kuti, dengan kelihaiannya, dia
mampu memengaruhi pimpinan pasukan Jala Renggana, yaitu Pujut Luntar untuk
memimpin pasukan dengan imingiming posisi Mahapatih. Hanya saja pasukan ini
dengan segera hancur saat berhadapan dengan pasukan Jalapati pimpinan Banyak
Sora. Akhirnya Rakuti memengaruhi Panji Watang yang memimpin pasukan jalayuda
untuk menyerang, dengan cara licik, Rakuti membunuh Panji Watang dan Banyak Sora.
Sejak Awal Gajahmada sudah diberithu oleh sosok rahasia yang bernama bagaskara
manjer kawuryan agar segera bertindak untuk menangani pemberontakan yang akan
segera terjadi.
Situasi yang demikian buruk memaksa anggota keluarga
kerajaan diungsikan ke tempat lain. Inilah serunya novel ini, bagaimana Bekel
Gajah Mada dengan cerdik mampu memerdayai telik sandi Rakuti yang disusupkan
dalam anggota Bayangkara, bahkan akhirnya membongkar telik sandi yang berhianat
itu. Sementara itu Rakuti akhirnya harus pontang panting dalam memburu
Jayanegara, mengingat posisinya yang tidak kuat sehingga dia memburu dua sekar
kedaton untuk menikahi mereka dan mengukuhkan kekuasaannya.
Novel ini bercerita tentang ambisi seorang anggota Dharmaputra,
dan dampak yang ditimbulkan dari perebutan kekuasaan yang berakhir dengan
peperangan. Jaman memang berubah, tapi dampak dari sebuah peperangan akan sama.
Tidak adanya ketenangan, ketakutan, perampokan dan pemerkosaan menjadi hal yang
lumrah. Rakuti yang awalnya berharap mendapat dukungan dari rakyat justru
berbalik membencinya karena kerusakan tatanan akibat dari peperangan, yang
dimulai dari terbunuhnya Kayun, seorang penduduk biasa yang stress ingin
bertemu dengan rakuti akibat adik dan istrinya diperkosa sementara ayahnya
meninggal kena serangan jantung tapi dengan kejam dibunuh oleh ra Pangsa. Masyarakat
yang melakukan pepe justru
disingkirkan dengan alasan pasukannya sangat dibutuhkan untuk mempertahankan
kekuasaan daripada menuruti keinginan masyarakat agar para pelaku pemerkosaan
dan perampokan diserahkan serta diadili.
Upaya upaya untuk memertahankan kekuasaan juga bisa dilihat
bagaimana Rakuti menyingkirkan pimpinan pasukan yang sekiranya membelot dan
diganti dengan orang orang yang menjadi pendukungnya, dan memberikan mereka
hadiah dan kedudukan tinggi agar menjadi loyal. Saya sangat menyuka novel ini
karena kisahnya akan relevan sampai kapanpun karena kekacauan akibat peperangan
membuat terjadi huru hara, bagaimana orang dengan mudah mengail di air keruh
dan menyingkirkan orang orang yang tidak disukainya, atau justru melakukan
tindakan kejahatan dengan posisi sedang kacau adalah hal biasa itu terjadi dan
akan pulih dengan sendirinya saat tatanan sudah diperbaiki kembali. Barang
barang makanan yang mulai hilang dan harga yang menjadi mahal juga terjadi
dalam novel ini yang sepertinya berusaha untuk melihat situasi dulu dengan
peristiwa sekarang ini apabila terjadi huru hara, misalnya di tahun 1998 atau
1965.
Tapi ada beberapa hal yang saya kurang sreg dengan isi novel
ini , beberapa peristiwa penting misalnya bahwa dharma putra winehsuka
merupakan gelar yang diberikan oleh raden Wijaya pada sekelompok orang yang
berjasa, sementara di novel ini gelar itu diberikan oleh jayanegara. Selain itu jumlah anggota dharmaputra
Winehsuka ada 7 orang yaitu Rakuti, Ra Semi, Ra Banyak, Ra Pangsa ,Ra Yuyu, Ra
Wedeng, dan Ra Tanca, sementara di novel ini hanya ada enam, dan tokoh Ra Semi
dihilangkan, di sumber lain, memang ra semi melakukan pemberontakan lain terpisah dari ra kuti, tapi setidaknya Langit Kresna juga perlu mencantumkan nama ra semi sebagai bagian dari Dharmaputra Winehsuka
Begitu juga dengan kematian jayanegara yang dibunuh oleh
Ratanca oleh Langit Kresna ditafsirkan bahwa
Jayanegara dibunuh karena dendam Ra Tanca akibat menyukai Rajadewi,
saudara tiri Jayanegara, yang kemudian dpermalukan oleh jayanegara. Selain itu jarak
antara kematian jayanegara dengan pemberontakan Ra Kuti selisih 9 tahun kalau
tidak salah, sementara di novel ini justru selisih sangat dekat, terjadi begitu
pemberontakan sudah selesai dan alasan pembunuhan jayanegara oleh Ra Tanca,
padahal di Pararaton dijelaskan bahwa Ra tanca setelah pemberontakan diampuni
oleh Majapahit tetap menjadi tabib istana, tapi karena istrinya mendengar
cerita bahwa Jayanegara bermaksud untuk menikahi dua sadaranya sendri demi
melanggengkan kekuasaan maka Ra tanca membunuhnya.
Akhirnya saya berpikir juga, kira kira berapa usia Dyah
Gitarja dan Dyah Wiyat saat mereka menikah kalau di novel ini sudah muncul
Cakradara dan Kudamerta, padahal dengan selisih 9 tahun, maka , katakanlah
mereka usia 15 tahun, berarti saat pembunuhan terjadi, usia mereka sudah 25
tahun dunk, dan Pararaton menjelaskan bahwa Jayanegara menyingkirkan setiap
satria yang berpeluang untuk menikahi dua saudaranya sehingga satria satria
yang tersisa memilih bersembunyi, artinya bisa dtafsirkan bahwa saat itu
Cakradara dan Kudamerta harusnya belum muncul.
Belum lagi adanya tokoh lembu anabrang. Bayangan saya
mengingat Anabrang ya kebo anabrang yang meninggal saat pemberontakan
ranggalawe, dia bisa membunuh Ranggalawe tapi lembu sora yang tidak terima
ponakannya dibunuh akhirnya berbalik membunuh Anabrang, dan itu jaraknya adalah
cukup jauh dari peristiwa rakuti.
Masih ada lagi tokoh Mahapati, di beberapa sumber yang
pernah say abaca, mahapati itu meninggal setelah pemberontakan Dharmaputra
selese dan dijatuhi hukuman mati, hal ini karena dharmaputra dianggap
penghalang yang membahayakan. Mahapati akhirnya djatuhi hukuman mati setelah
dketahui dengan lidahnya dia berhasil membuat kekacauan dan pemberonakntakan
besar seperti Ranggalawe, lembu sora, nambi dan Rakuti.Tapi di novel ini ,
justru Dharmaputra yang dipimpin Rakuti merupakan keponakan Mahapati yang
memiliki sifat seperti Mahapati yanglicik.
Ada satu kesalahan fatal mengenai persembunyian Jayanegara.
Di pararaton tertulis di Desa Badander, dan itu juga dipakai di berbagai buku
buku pelajaran sekolah tapi Langit dengan berani menulis di Kudadu. Saat saya
membaca saya mencoba berpikir apakah memang kudadu itu sama dengan bedander,
tapi itu sangat beda sekali,Kudadau sepengetahuan saya adalah nama prasasti di desa
ini, hmmm, mungkin saya yang tidak tahu mengingat pengetahuan sejarah saya
masih dangkal.
Kemudan adanya telik sandi ini yang dibunuh oleh Gajahmada,
itu dibunuh di Bedander karena ada satu prajurit yang ngotot ingin pulang ke
desanya dan itu ditolak oleh Gajahmada karena takut kalau tempat persembunyian
di Bedander bakal ketahuan oleh Rakuti, sejak awal saya membaca saya sudah
memiliki imajinasi seperti apa kisahnya dan
penasaran seperti apa Langit Kresna menafsirkanpembunuhan telik Sandi oleh
Gajahmada , tapi ternyata di novel ini, tokoh prajurit itu yaitu Singa Parepen tidak dibunuh dengan cara
yang seperti di buku, melainkan dengan cara dan waktu serta oleh tokoh yang
berbeda. Hal ini bikin geregetan, kok jadi begini ya? Hehehe
Bagi yang tidak membaca kisah sejarah mungkin bisa mengikuti
novel ini dengan tenang, tapi bagi yang membaca kisah sejarah, apalagi anak
anak smp dan sma yang sudah membaca pelajaran sejarah nasional di sekolah maka
akan sedikit membingungkan untuk menghubungkan data sejarah dan kisah novel
ini.
Walau ada beberapa kesalahan, tapi secara umum saya sangat
merekomendasikan novel ini untuk dibaca agar menambah wawasan sejarah masa
lampau Indonesia. Akhir kata, selamat membaca
No comments:
Post a Comment