Labels

Thursday, May 17, 2018

Gayatri, perempuan di balik kejayaan Majapahit


Judul Buku                                          : Gayatri Rajapatni
Pengarang                                          : Earl Drake
Tahun terbit                                       : 2012
Penerbit                                              : Ombak
Jumlah halaman                               : 192 halaman
Siapa yang paling berjasa di era Majapahit? Semua orang pasti akan berpikir tentang tokoh Gajah Mada selaku mahapatih. Tapi ternyata tokoh yang berjasa bukan hanya dia dalam memajukan Majapahit, ada tokoh lain yang juga memiliki peranan berti dalam membesarkan Majapahit, setidaknya itu menurut Earl Drake.

Sang pengarang merupakan merupakan seorang mantan duta besar Kanada untuk Indonesia tahun 1982-1983. Dia memiliki ketertarikan yang luar biasa besar dengan budaya dan sejarah di negara negara di tempat mana dia ditugaskan, tak terkecuali di Indonesia. Bahasan mengenai sejarah gemilang Indonesia tidak akan terlepas dengan kejayaan Majapahit, namun dia mengambil sudut lain dari para tokoh kebanyakan. Jika ahli ahli lain selalu mengacu pada tokoh Gajah Mada sebagai tokoh besar yang memajukan Majapahit, maka dia memilih tokoh lain yang seolah-olah posisinya tenggelam tapi sebenarnya punya dampak yang besar bagi Majapahit.


Dialah Gayatri. Membaca buku ini, membuka pikiran baru saya bahwa sosok gayatri bukan sekedar sosok ratu semata. Tentu saja sumber utama buku ini adalah dari pararaton dan Negarakertama, ditambah dengan karya Slamet Mulyana dan sumber sumber lain, tapi setidaknya membuka wawasan saya pribadi tentang sosok ini. Gaya bahasa yang digunakan dalam buku ini bukan seperti buku pengetahuan,  tapi naratif mirip novel, sehingga kita akan membacanya dengan nyaman dan tidak terkesan kaku.

Buku ini berisi 10 bab, dimulai dari bab akhir kerajaan Singasari hingga kejatuhan Gajah Mada akibat perang Bubat. Gayatri muda sejak awal sudah digambarkan sangat terpelajar dan haus akan ilmu pengetahuan, dia menjadi teman diskusi ayahnya, Kertanegara mengenai masalah kerajaan maupun tentang ilmu pengetahuan.

Di sisi lain, saat itu, sedang terjadi ancaman dari dua sisi, ancaman dari Mongol dan ancaman dari Kediri. Mongol yang merupakan imperium terkuat dunia saat itu menginginkan penundukan diri Jawa dalam bentuk upeti bukan sebagai rekan sederajat, sementara disisi lain, ada ancaman dari Kediri yang ingin menguasai kembali tahta, walau Kertanegara akhirnya melakukan pernikahan politik anak keduanya dengan Ardaraja, putra dari Jayakatwang.

Untuk membendung ancaman Mongol, Singasari melakukan persekutuan dengan Champa dan Melayu untuk menghadang Mongol. Selain itu dia melakukan ritual tantri kiri yang cenderung diluar batas. Ajaran yang melegalkan persenggamaan secara bebas, hal yang diyakini ritual gaib ini akan bisa mengalahkan kekuatan Mongol, karena Kubilai Khan juga dikabarkan melakukan ritual sejenis untuk kejayaannya.

Kisah ekspedisi pemalayu akhirnya justru menjadi boomerang karena sang besan melakukan penyerangan besar besaran ke Singasari,s ementara sang menantu, Ardaraja, akhirnya membantu ayahnya untuk itu. Kertanegara dan sang permaisuri dan beberapa warga keraton dibunuh sewaktu melakukan ritual tantri. Hmmm dalam buku buku pelajaran biasanya hanya disebutkan kalau mereka dibunuh saat sedang melakukan pesta, baru di buku ini pikiran saya dibukakan bahwa ini bukan sekadar pesta , tapi merupakan pesta keagamaan dimana di dalamnya ada unsur seksualitas untuk tujuan spiritual, dan dibantu para yoginis yang langsung di datangkan dari Champa.

Kisah selanjutnya bagaimana akhirnya Wijaya berpura pura takluk dan kemudian melakukan serangan balik ke Kediri dengan bantuan Mongol. Saya tidak akan membahas terlalu panjang hal hal yang sudah diketahui secara umum dari buku pelajaran, saya tertarik hal hal yang tidak ada dalam buku buku pelajaran, termasuk di dalamnya adalah mengapa Mongol bisa kalah.

Disini ternyata dijelaskan bahwa Mongol kalah karena sejak awal mereka sudah kelelahan dan kekurangan logistic akibat Champa menolak mereka berlabuh terlalu lama di pelabuhan mereka. CHampa merupakan sekutu Jawa untuk menghadang posisi Mongol. Situasi bertambah rumit karena siasat licik dari Wijaya. Kisah penyerbuan Mongol ke Jawa memiliki cerita yang berbeda antara versi Jawa dengan Cina. Dalam manuskrip mereka, kisahnya ditulis bahwa peperangan terjadi Wijaya membunuh dua panglima mereka, sementara kisah dari Jawa berbeda. RHal ini bisa dden Wijaya menjanjikan putri Daha dibawa ke CIna sebagai upeti, tapi putri jawa akhirnya meninggal bunuh diri. Hal ini maklumi dan Earl Drake akhirnya memunculkan sebuah hipotesis , dimana ini juga untuk menutupi rasa malu dari Cina sehingga membuat kisah yang berbeda dari yang ada di Jawa.
Posisi Gayatri yang akhirnya menjadi ratu juga menjadi daya tarik saya, dari empat istri Wijaya, hanya Gayatri yang diberikan gelar Rajapatni, istri Raja. Sementara dua istri lain, yaitu dua saudara diatas Gayatri seolah olah hilang dari kisah sejarah. Earl Drake membuat suatu hipotesis bahwa dua putri kertanegara tersebut mengalami sesuatu yang sangat brutal selama diangkut ke Kediri sehingga secara kejiwaan mereka tidak akan bisa normal lagi, namun mereka tetap dikawini diatas kertas untuk menjaga posisi sementara.

Dalam buku ini juga dijelaskan bahwa selama Wijaya memerintah, dia mendapat bantuan teman diskusi dalam menyelesaiakan masalah kerajaan dari Gayatri. Hal yang sama tidak terjadi kala Jayanegara naik tahta, bahkan Jayanegara mengambil keputusan berani dengan berpindah kepercayaan dari budhisme menjadi penganut Wisnu dan ingin dianggap sebagai dewa juga.  Jayanegara digambarkan sebagai raja yang ringkih dan seenaknya sendiri, tidak mengikuti aturan.
Pada satu titik , Gayatri secara tidak langsung juga memerintahkan Gajah Mada untuk menyingkirkan Jayanegara karena menghalangi dua putrinya untuk menikah karena direncanakan untuk dinikahi Jayanegara sendiri (walau secara aturan tidak mungkin) .Pernikahan mereka  dengan para pangeran lain akan  dianggap akan membahayakan posisi Jayanegara sebagai Raja. Gayatri selama menjadi ibu suri, ratu, selalu berdiskusi dengan Gajah Mada untuk memajukan Majapahit. Gayatri sangat terkesan dengan kemampuan gajah Mada walau secara kelas social kala itu dia adalah seorang dari sudra.
Posisinya sebagai sudra jugalah yang membuat Gajah Mada ditertawakan pejabat keraton kala dia mengucapakan sumpah palapa untuk menyatukan seluruh Nusantara. Gajah Mada digambarkan dengan karakter yang  keras kepala dan tidak sabaran. Hal ini menjadi bumerang bagi dirinya saat terjadi peristiwa bubat. Hal yang mengakibatkan kejatuhan karir politiknya. DIsaat yang bersamaan juga menggugah Hayam Wuruk untuk menjadi raja yang berani ambil keputusan sendiri dan makin dewasa, tidak lagi tergantung dengan Gajah Mada.

Di bab tentang naiknya Tribuana menjadi ratu, itu merupakan jalan tengah yang diambil karena di saat Jayanegara meninggal  maka para pangeran jawa mulai mencari kesempatan untuk merebut kekuasaan. Jalan satu satunya adalah dengan menaikkan posisinya  Tribuana. Gayatri tidak bisa menjadi ratu karena dia dianggap symbol dari Singasari, sementara Tribuana adalah keturunan dari WIjaya setidaknya dia merupakan representasi dari Majapahit, bukan dari Singasari.
Di bab tentang hubungan dengan negara negara luar, maka ada hubungan yang berbeda antara Cina dan India. Jawa tidak pernah bermusuhan dengan Cina, saat terjadi permusuhan dengan Mongol, maka itu karena Mongol menganggap Jawa adalah Kerajaan yang harus tunduk, bukan kerajaan yang memiliki posisi setara. Begitu Dinasti Mongol runtuh , maka otomatis hubungan Antara Jawa dan Cina kembali keposisi semula, yaitu kearah perdagangan. Sementara dengan India, sangat erat hubungannya dengan kebudayaan. Fakta sejarah bahwa Pangeran Ajicaka dari India yang mengenalkan bahasa sansekerta dan huruf palawa, begitu juga dengan kebudayaan Hindu Budha membuat Jawa tidak bisa melepaskan diri dengan India. Di buku ini juga muncul seorang Frater bernama Frater Odoric yang berupaya mengenalkan agama Kristen , namun pejabat kerajaan Majapahit tidak tertarik dengan agama itu, justru Frater Ordorik yang  terkesan dengan kebudayaan majapahit. Dia menjelaskan mengenai istana majapahit yang sangat mewah (hal. 59).
Di bab tentang penaklukan Bali, dijelaskan bahwa Majapahit ingin menjaga budayanya karena di saat yang bersamaan , agama islam mulai menyebar dan menimbulkan kekuatiran dari Gayatri (hal 132) . DIa kuatir jangan jangan ramalan Jayabaya akan menjadi kenyataan bahwa Jawa dan pulau sekitarnya akan dipimpin oleh bangsa dan agama asing dalam waktu yang lama namun nantinya akan kembali terbebas dan berpulang ke tradisi peninggalan Hindu budha mereka. Dengan menguasai Bali, Gayatri ingin membuat suatu Benteng budaya,  setidaknya budaya Hindu budha  Majapahit akan terjaga karena posisi Bali sebagai tempat kecil yang jauh dari jalur perdagangan akan memungkinkan Bali mampu menjaga kemurnian Budayanya. Awalnya pemerintahan dilakukan oleh orang orang Jawa, namun akhirnya dikembalikan ke bangsawan bangsawan Bali untuk mendapatkan kepercayaan rakyat setempat.

Sebelum akhirnya meninggal, Gayatri sudah menyiapkan langkah-langkah agar sang raja dapat mengambil keputusan dengan benar dengan membentuk suatu dewan yang terdiri dari para bangsawan utama. Gayatri meninggal di usia 76 tahun sementara Wijaya meninggal di usia 46 tahun. Di buku ini dijelaskan bahwa rata rata usia pria kala itu adalah 40 tahun saja, artinya WIjaya sudah lebih dari 6 tahun  dari usia rata rata umumnya kala itu. Kita orang modern selalu menganggap bahwa orang jaman dulu memiliki usia yang selalu panjang panjang, tapi di sini ternyata tidak seperti itu.
Saya suka dengan posisi Majapahit, yang terletak antara pelabuhan dan pedalaman Kali Brantas. Posisinya benar benar strategis, di daerah pusat pertanian sekaligus dekat dengan pelabuhan utama kala itu. Hal yang sudah di pikirkan masak masak sewaktu Majapahit baru dibentuk oleh Wijaya dari sebuah hutan Tarik.

Membaca buku ini membuka pemahaman baru tentang sosok gayatri. Kita akan kembali berpikir bahwa Majapahit bisa berkembang bukan karena Gajahmada seorang, tapi ada tokoh lain yang sudah dipersiapkan matang dengan segala kemampuannya, namun terhalang oleh jenis kelaminnya. Akhir kata selamat membaca

No comments:

Post a Comment