Labels

Saturday, March 17, 2018

kisah gadis Uganda yang menjadi juara catur


kisah gadis Uganda yang bermimpi juara CaturSudah lama menyimpan film Queen of Katwe buatan Disney, namun baru sekarang selesai menontonnya. Film ini sendiri berkisah tentang seorang gadis dari perkampungan kumuh di Uganda, yang berjualan sayur dan jagung. Hidup dalam kemiskinan, pada suat ketika Phiona, gadis itu, mengikuti adiknya datang di sebuah kelas yang berisi anak anak yang sedang berlatih Catur. Phiona awalnya yang tidak tahu apapun tentang catur menjadi tertarik dengan permainan ini dan mendapat perhatian dari Robert Katende, pelatih disana, karena  kemampuan Phiona yang berkembang dengan pesat.


 Phiona kemudian mulai menjadi pemain tingkat local, nasional hingga akhirnya mencoba peruntungan untuk mengikuti perlombaan di tingkat internasional. Film ini menurut saya cukup menginspirasi apalagi kisahnya memang berasal dari kisah nyata Phiona Mutesi. Perjuangannya, termasuk tentangan dari sang ibu yang takut anaknya menjadi kecewa apabila mengalami kegagalan karena mimpi anaknya yang sangat tinggi.

Hal ini bisa saya lihat dalam scene saat ada turnamen di Rusia. Phiona begitu percaya diri bahwa dia akan menjadi master dan mengalahkan lawan-lawannya, sementara pelatihnya sudah mengingatkan supaya jangan terlalu percaya diri atau akan menjadi terpuruk apabila mengalami kegagalan, dan akhirnya memang benar, Phiona yang di tingkat nasional seolah tiada lawan , kemudian harus mengalami kegagalan di situ. Scene yang memperlihatkan kegagalan dan kekecewaaan Phiona terlihat begitu bagus. Impian yang begitu tinggi dan seketika langsung menunjam ke bawah. Hanya karena satu kegagalan yang membuat Phiona berkeinginan untuk tidak bermain catur kembali. Butuhw waktu hingga dia bisa bangkit dari keterpurukannya.

Adegan yang lucu namun menyebalkan adalah saat Robert Katende berencana untuk mengikuti turnamen tingkat sekolah pertama kali namun ditolak oleh panitia karena selain tidak ada uang juga karena bukan dari sekolah melainkan dari kampong kumuh yang tidak mengenyam pendidikan sama sekali. Ekspresi Barumba selaku ketua panitia yang sangat meremehkan. Apalagi di awal turnamen memang ada tradisi makan bersama, dimana manner tentu sangat dipertontonkan, hal yang tidak dimiliki oleh anak anak dari perkampungan kumuh. Bikin ketawa saat anak anak mulai ambil makanan sebelum waktunya, hingga makan tidak menggunakan garpu tapi langsung dari tangan. Wkwkwkwkwk

Perlu dilihat juga kondisi keluarga Phiona, dimana memiliki tiga adik, dan satu kakak perempuan yang pergi dengan kekasihnya namun akhirnya kembali lagi bersama keluarganya karena kekasihnya sudah bosan dengannya. Begitu miskinnya , saat adegan Bryan, saudara Phiona tertabrak namun pelakunya melarikan diri, maka ibunya membawa ke rumah sakit, namun saat proses penjahitan selesai, mereka melarikan diri dari rumah sakit karena memang tidak memiliki uang. Uang yang ada sebelumnya sudah dipakai untuk membawa Bryan pulang ke rumah dan mengabarkan kepada ibunya, Hariet.Adegan yang bikin sedih adalah kala mereka diusir dari kamar kontrakannya dan harus menggelandang untuk sementara waktu. 

Perubahan pola piker Phiona yang sempat membuat ibunya kuatir adalah sekembalinya Phiona dari Sudan  untuk mengikuti turnamen catur yang diselenggarakan oleh PBB. Phiona mengalami perubahan dimana dia berangan angan menjadi gadis yang memiliki segalanya, dengan mimpi mimpi yang begitu tinggi tanpa sadar bahwa dia masih tinggal di perkampungan kumuh lengkap dengan semua pekerjaan yang harus dia lakukan, namun dia tidak lakukan karena dia tidak mau melakukan hal itu. Hal yang membuat ibunya pada awalnya menemui Robert agar anaknya tidak terpuruk begitu jauh hanya karena permainan catur.

Tapi ada satu hal yang membuat aku salut dengan phiona, mengenai janjinya dengan ibunya. Bahwa dia akan memberikan sebuah rumah untuk mereka tinggali, bukan lagi kamar kontrakan dengan hidup berjejalan di dalamnya. Yah, sesudah Phiona mampu mencapai kesuksesan dia melakukan apa yang dia janjikan kepada ibunya, hal yang harusnya memang kita lakukan kepada orang orang yang kita kasihi. Biar bagaimanapun janji adalah hutang bukan. Hehehehe

Film ini sendiri terhitung masih baru karena settingnya di tahun 2007  sementara  di tahun 2016 sendiri Phiona baru lulus dari sekolah dan mulai mendaftar di universitas. Tokoh utamanya masih hidup dan masih sangat muda. Situasi di Uganda pastinya belum mengalami perubahan drastic dalam 10 tahun ini bukan. LUpita Nyong O mampu memerankan tokoh Hariet dengan baik. Ibu yang keras terhadap anak anaknya selepas suaminya meninggal. Kisah hidup Phiona akhirnya juga dibuat bukunya oleh Tim Crother. Mungkin dengan membaca bukunya maka kita bisa membaca karakter para tokohnya dengan baik.saya melihat tokoh Phiona dalam film yang diperankan oleh Madina Nalwanga ini seperti tidak ada gairah. Gaya bicaranya seolah olah mengatakan, ini aku, bukan siapa siapa dan ini nasibku. Atau memang  gaya bicaranya seperti itu ya? Hmmm Tapi yang jelas di tangan Mira Nair jelas film ini film yang sangat menjanjikan secara kualitas bukan?

Film ini mengajarkan bahwa bukan karena kemiskinan maka kita tidak berhasil dalam hidup, namun talenta apa yang kita miliki yang dapat kita kembangkan untuk bertahan hidup. Lahir dari keluarga miskin bukanlah kesalahan kita, tapi apakah kita mampu melepaskan diri dari kemiskinan tu, maka itulah yang menjadi tugas kita. Seperti Phiona yang menemukan jalannya dengan 
mengengembangkan talentanya untuk kemudian menjadi jalan keluar dari kemiskinan, bagaimana dengan anda dan saya, apakah sudah menemukan langkah yang tepat untuk keluar dari kemiskinan?

No comments:

Post a Comment